9

67.1K 5.5K 564
                                    






Sudah pukul 7 malam, ini lah saat saat di mana Areum sedang berada di zona berbahaya. Jam 7 malam ataupun jam 7 pagi, bagi Areum itu tak ada bedanya. Sangat amat berbahaya. Dimana ia harus dihadapkan dengan singa ganas yang siap menerkamnya kapan saja. Dan mulai detik ini, Areum benar-benar membenci angka 7. Angka kesialannya mulai saat ini.

Ia hanya mondar mandir sejak tadi, giginya mengeluarkan bunyi gemertak yang menandakan jika ia sedang berpikir dalam keadaan gugup. Memikirkan bagaimana cara menghadapi seorang Min Yoongi yang akan pulang sebentar lagi. Apa ia harus mempraktekkan yang diajarkan oleh nyonya Min siang tadi? Itu terlalu tidak mungkin dan sangat beresiko. Tentu saja nyonya Min mampu mengatasinya, secara Min Yoongi itu anaknya dan berarti ia sudah menjadi pawangnya selama puluhan tahun. Sedangkan Areum, bukan siapa-siapa, yang bertemu pun baru beberapa hari ini.

Bunyi knop pintu mengangetkan Areum dari pemikirannya, menandakan orang yang ditunggu baru saja datang.

"Se-selamat malam tuan" sapa Areum menunduk.

Namun, Wajah dingin plus angkuh itu langsung berlalu tak menanggapi sapaan Areum sedikitpun. Areum tak memaksakan diri lagi untuk membawakan tas kerja Yoongi seperti malam sebelumnya. Ia membiarkan pria itu menentengnya sendiri hingga ke kamar sementara Areum hanya mengekori di belakang tanpa bersuara.

Tepat setelah masuk kamar Yoongi langsung menutup pintu kamarnya, tanpa memikirkan Areum yang sudah mengikutinya sejak tadi. Dan kaget karna Yoongi membanting pintu tepat di depan wajahnya.

"Dasar pria kasar! Pintu tak berdosa pun juga ikut kena aniaya!" umpat Areum.

"Bagaimana ini? Apa aku harus menerobos masuk saja ke dalam kamarnya untuk menyiapkan Air panas, seperti perintah nyonya Min?"

"... masuk lalu abaikan saja?"

{Areum mengetuk pintu itu dengan gugup, mengetuknya tiga kali sebagai izin masuk. Tak ada jawaban, tanpa pikir panjang ia masuk saja. Hingga pria yang baru saja membuka jas hitamnya itu kaget dan menatap tajam pada Areum yang sudah dengan sangat lancang nya menerobos masuk kamarnya tanpa izin.

"Siapa tang mengizinkanmu masuk?" ucap Yoongi dingin bercampur kaget.

"Maaf tuan, saya sudah mengetuk hingga tiga kali. Tapi anda tidak menjawab" balas Areum sopan.

"Apa ingin yang kau lakukan dikamarku setelah menerobos masuk seenaknya?" tanya lagi.

"Saya hanya akan menyiapkan air panas untuk anda mandi tuan"

"Apa kau tuli? Ah atau kau bodoh? Kau lupa, Jika aku sudah bilang jika aku tidak mau kau melakukannya dan jangan masuk kamarku semabarangan?"

"Tapi maaf tuan, ini sudah menjadi pekerjaan saya" balas Areum hormat seraya menunduk tanpa memperdulikan tatapan tajam Yoongi yang menusuk.

"Kau membantahku?" geram Yoongi.

"Maaf tuan, tolong jangan mempersulit pekerjaan saya. Nyonya Min sudah memberi tugas pada saya"

Areum menunduk dan setelahnya melangkah menuju kamar mandi Yoongi. Namun belum beberapa langkah, seseorang menahan pergelangan tangannya. Siapa lagi jika bukan Min Yoongi, si tuan Muda yang sudah memasuki umur kepala tiga dengan tatapan dingin yang menusuk itu.

Yoongi menyunggingkan senyum miringnya pada Areum bak pemeran antagonis yang sering muncul di film ataupun drama.

"Kau mulai berani membantahku?"

"Tu-tuan" ucap Areun terbata.

"Ternyata kau benar-benar ingin aku siksa rupanya"

Yoongi menarik Areum menuju ranjang king size dengan sprai abu-abu miliknya. Menghempaskan tubuh itu hingga membuat Areum terjatuh  kesana dengan posisi miring. Areum mencoba bangkit, namun lagi-lagi Yoongi lebih cepat dan mendorong tubuhnya hingga telentang di kasur besar ini.

Perfect Little Wife (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang