tujuh

1.9K 275 5
                                    

Happy reading
😊

Jeon Jungkook tengah melamun memikirkan ucapan gadis yang beberapa menit lalu keluar dari ruangannya. Entah hal apa yang membuat gadis itu bertekad menginginkan kembali daging yang dimakan oleh dirinya.

Berkas dan foto para karyawannya telah berjejer di atas mejanya. Dan matanya hanya terpaku pada wajah gadis yang diketahuinya bernama Kim Yeri itu.

Ia merasa bahwa Yeri tak akan bisa untuk mengumpulkan uang yang telah ditentukannya, sehingga ia dengan mudah menyetujui keinginan gadis itu.

Ngomong-ngomong tentang Yeri, tak tahu mengapa tapi ia cukup tertarik setelah gadis itu sering terlibat dengannya tempo hari.

Iya akan menunggu, usaha apa yang akan dilakukan si gadis pelayan untuk mendapatkan uang yang dimintanya.

-♍♓-

Selembaran koran berserakan dimana-mana, Chenle dan Jisung yang baru turun dari lantai atas mengerutkan dahinya.

Kakaknya lah yang menyebabkan hal tersebut.

"Kok korannya dihambur-hamburin gitu sih kak?" Chenle mendekat dan mencoba melihat apa yang dilakukan sang kakak dengan tangannya.

Chenle merebut paksa koran yang telah dilingkari oleh Yeri, keningnya semakin berkerut saat tahu apa yang dikerjakan kakaknya.

"Kakak mau nyari kerja lagi?" tanya Chenle dan diangguki Yeri, gadis itu bahkan kembali fokus pada hal yang dilakukannya setelah merampas koran yang diambil Chenle.

"Kerja part time yang sebelumnya gimana?"

"Itu ngga cukup. Kakak harus nyari lagi uang yang banyak."

Kedua saudara kembar itu melirik satu sama lain, "Untuk apa?"

"Untuk dapetin sesuatu yang kakak mau." ucap Yeri tegas, matanya begitu menyala seakan ada bara api yang menyala. Ia begitu bersemangat untuk mendapatkan daging yang diidam-idamkannya kembali.

-♍♓-

Beberapa hari setelah tawaran itu, Yeri pun memulai kerja part time nya sebagai seorang pelayan sekaligus pengantar makanan di salah satu restoran kudapan malam. Bekerja sebagai pengantar makanan untuk seorang perempuan memang terlihat beresiko apalagi ia hanya bisa bekerja malam hari saat tugasnya bekerja sebagai pelayan telah usai di restoran Jeon Jungkook itu.

Restoran kudapan malam yang jadi tempatnya bekerja ini baru buka beberapa minggu yang lalu, menu makanannya pun terbilang berbeda dengan kudapan malam lainnya. Pihak restoran selalu mengembangkan menu baru agar makanan yang mereka jual membuat pembeli begitu penasaran sehingga ingin membelinya terus.

Dan untunglah ia memilih untuk melamar kerja disini, karena efek menu restoran yang selalu diperbarui mendatangkan banyak pembeli, ia jadi memiliki peluang mendapatkan lebih banyak uang untuk segera melunasi uang ganti rugi temannya.

"Kim Yeri tolong antarkan makanan ini." Teriak paman Choi dari balik dinding dapur.

Yeri bergegas menuju pria yang memanggilnya, ia tak mau menyia-nyiakan waktu. Karena untuk mencari uang begitu sulit di jaman sekarang.

"Ok paman Choi." 

Yeri melihat sekilas alamat tujuan yang tertempel di kertas pembungkus kudapan malam, matanya mengerjap beberapa kali. 

"Ini ngga salah kan paman?" tanyanya pada pria yang berumur 40-an itu.

"Kenapa? Itu bener kok alamatnya. Salah dimananya menurut kamu?"

Yeri pun menggelengkan kepala dan memasang senyumnya bahwa tak ada hal aneh. Ia segera berangkat dan pamit untuk mengantar pesanan pada paman Choi.

Dengan skuter listrik dan helm yang melindunginya, Yeri begitu sibuk memperhatikan bangunan di daerah Gangnam yang ia lewati.

Bangunan apartemen yang begitu mewah pun telah ada dihadapannya, ia ragu apakah yang memesan makanan ini seseorang yang tinggal di tempat mewah bagaikan hotel bintang 5?

Coba kalian pikir, yang bisa tinggal di apartemen ini hanya orang-orang berduit saja. Bukankah aneh jika orang seperti itu membeli makanan dari restoran tempatnya bekerja? Restorannya bahkan baru beberapa minggu buka dan kebanyakan yang membelinya pun orang-orang yang memang memiliki kantong irit.

Tanpa menunggu waktu lagi, Yeri segera menuju pos sekuriti yang berjaga. Ia meminta ijin dulu untuk dapat memasuki apartemen elit itu.

Setelah mendapatkan izin, barulah Yeri menaiki lift yang tersedia lalu memencet tombol lantai yang akan ia datangi.

Sembari menunggu, Yeri membaca kembali alamat si pemesan dengan pasti. 

Beberapa detik kemudian suara bel berbunyi, menandakan ia telah sampai pada lantai yang diharapkan.

Matanya menyusuri lorong yang ada setelah keluar dari lift.

Saat sudah yakin dengan alamatnya, Yeri pun menekan intercom yang ada di depan pintu untuk memberitahu kedatangannya pada pemilik apartemen.

Lalu beberapa menit kemudian terbukalah pintu berwarna coklat dihadapannya. Seorang pria bermasker mengambil pesanannya dan memberikan uang tanpa mengatakan apapun lalu segera masuk kembali setelah menandatangani nota yang ia pegang.

Yeri yang melihatnya saja kebingungan, beginikah kelakuan pria yang berduit dan berpendidikan tinggi? 

Mengingat kata berduit, ia jadi mengingat si bos baru. Sepertinya pembeli itu sama saja dengan Jeon Jungkook itu. 

Yeri memejamkan matanya sejenak, mengapa si bos baru itu selalu saja ada dipikirannya?  

'Arghhh ini tidak benar, aku harus fokus bekerja agar mendapatkan apa yang ku mau.'

Yeri melangkahkan kakinya menuju lift. Sambil menunggu lift turun, ia gunakan untuk menghitung uang yang baru saja ia dapatkan dari si pembeli tak sopan tadi.

Matanya membelalak karena uang yang dihitungnya ini lebih dari bayaran yang harus diterima. Apakah pria itu tak mengecek harganya? Atau hanya ingin memamerkan kekayaannya saja? 

Ah masa bodoh. Yang penting sekarang tugasnya untuk mengantar pesanan telah beres. Ya anggap lebihnya itu sebagai tip tambahan untuknya.

-♍♓-

Pagi hari ini seperti biasa Yeri bekerja kembali di restoran keluarga Jeon. Gadis itu sesekali menjatuhkan kepalanya ke meja tempatnya berjaga. Sekedar informasi saja, pekerjaan part time yang baru beberapa hari lalu dijalaninya itu membuatnya harus begadang sampai pagi.

Ya namanya juga restoran kudapan malam, pasti yang memesan orang-orang yang begadang dan mau tidak mau ia pun harus merelakan jatah tidurnya berkurang karena bekerja sebagai pengantar makanan.

"Yeri, jangan tidur dong. Nanti bos baru tahu." Sooyoung berusaha meyadarkan gadis itu, tapi Yeri hanya mengiyakan saja tanpa mengubah gayanya yang tetap menempelkan kepala di meja.

"Kalo dimarahin sama bos jangan ngomel ke aku ya!" Sooyoung menaikkan nada bicaranya memperingati Yeri, namun Yeri sepertinya sudah masuk ke alam mimpi. Sehingga tak ada jawaban apapun dari gadis itu.

"Ishhh!!" dan Sooyoung pun memilih untuk melayani tamu yang baru datang.

Tidur Yeri begitu nyenyak, sampai tak tahu bahwa orang yang diperingati oleh Sooyoung telah ada di depannya saat ini. Menatap gadis itu dengan tangan berlipat di dada.

Lenguhan halus terdengar dari mulutnya, dan membuat Jungkook menggelengkan kepala dengan wajah yang sedikit kasihan pada si gadis.

"Jam berapa kamu tidur kemarin?" tanya Jungkook pada Yeri yang sedang sibuk di alam mimpinya.

-🐇tbc🐢-
16/01/19

My Helper | JungRiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang