tiga puluh sembilan

1.4K 223 34
                                    

Yang udah nunggu, monggo dibaca 😁😁

Happy reading
😊

Yeri terbangun dari tidurnya saat keributan yang dibuat Chenle dan Jisung di luar mengganggu telinganya.

Pening saat terbangun membuat gadis itu memijit pelan dahinya. Matanya terbuka lebar saat tak sengaja melirik sisi ranjang yang sebelumnya kosong telah ditiduri oleh Jungkook, pacarnya.

Dengan cepat Yeri segera menyibak selimut tebal yang menutupi tubuhnya. Matanya pun terbelalak saat melihat tubuhnya hanya menggunakan dalaman ditambah tangan kekar Jungkook yang telah melingkar sempurna di perut langsingnya.

Apa yang terjadi dengan dirinya dan Jungkook kemarin?

Perlahan Yeri pun mencoba menyingkirkan tangan pria itu dari tubuhnya. Dengan hati-hati ia menyentuh kulit tangan Jungkook yang begitu posesif memeluk pinggangnya. Gerakan yang perlahan akhirnya berhasil membuat tangan Jungkook jauh dari jangkauan tubuhnya. Dan ini saatnya untuk Yeri segera kabur dari Jungkook, sebelum pria itu terbangun dari alam bawah sadarnya.

"Kakak!" teriak Chenle dari arah dapur. Kedua adik Yeri itu baru saja kembali dari aktivitas joging mereka di sekitaran villa. 

"Kak, sudah bangun?" 

Suara Chenle semakin dekat terdengar di gendang telinganya. Membuat Yeri bingung , apa yang harus ia lakukan. 

Mau tak mau, ia pun kembali  berbaring di ranjang dan menutupi tubuhnya dengan selimut. Tentunya bersama dengan Jungkook yang masih belum sadar dari mimpinya. 

Yeri panik saat kepala Jungkook mencuat keluar. Dan karena kondisinya saat ini begitu urgen, dengan paksa ia pun membenamkan kepala Jungkook dengan setumpuk bantal dan juga selimut untuk menutupi bagian bawah hingga leher yang terlihat. 

Ia tak peduli jika saat Jungkook terbangun nanti jengkel dengan perbuatannya, yang penting saat ini Chenle tak tahu jika kakaknya tidur di ranjang yang sama dengan pria yang saat itu membuatnya salah paham.

Dan akhirnya pelaku yang membuat jantungnya berdegup kencang pun datang juga. Pintu kamarnya terbuka lebar menampakkan Chenle yang terlihat berkeringat dengan pakaian olah raganya.

"Oh kakak sudah bangun. Kenapa tak keluar kamar?"

Yeri gugup. Mana bisa ia keluar dengan fisik yang hanya menggunakan dalaman di hadapan sang adik. Apalagi di bawah selimut yang menutupi tubuhnya itu ada satu orang yang tak asing bagi adiknya, Jungkook.

Mau tak mau, Yeri pun memilih untuk berakting seakan ia terkena demam. Tangan sudah di dahi mengukur suhu panas dan wajahnya ia buat sepucat mungkin agar Chenle percaya alasannya tak keluar kamar karena sakit.

"Kakak sakit?" tanya Chenle khawatir, dengan langkah yang ingin mendekat. Namun Yeri segera mencegahnya. Bisa-bisa ia ketahuan oleh adiknya.

"Kakak hanya demam. Kau tak usah khawatir."

"Kakak sudah minum obat?" Yeri mengangguk. Lagi-lagi ia berbohong pada sang adik.

"Baiklah kalau begitu. Kakak tidurlah dulu. Jika butuh sesuatu, panggil saja aku atau Jisung."

Chenle lalu kepikiran sesuatu. Pacar kakaknya kenapa tak terlihat dari tadi. Tak tahukah dia kalau pacarnya sedang sakit?

"Kak Jungkook kemana ya kak? Pacarnya sakit dia justru ngilang."

Yeri menggeleng ragu menjawab pertanyaan sang adik. 

"Yaudah deh, kakak tidur ya. Aku mau ngelanjutin hukumanku dulu, ngebersihin villa."

My Helper | JungRiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang