empat puluh dua

1.2K 165 21
                                    

Lama ya nunggu updatenya? Hehehe maaf maaf 😅😅
3 bulan lebih ngga ada kabar
Cuma mau ngasih tau aja kalo aku  lama ngga update karna ada masalah kesehatan.
Part ini sebelumnya pernah ke-publish scr ngga sengaja, untuk yg waktu itu sdh kegirangan karna ada update-an maaf ya 😅
Ini aku kasi deh part barunya, semoga kekangenan orang2 yang masih betah sama cerita ini terobati ya 😁

Happy reading
😊

Seperempat jam sudah mobil yang dikendarai Yeri dan Jungkook melaju di jalanan. Keduanya hanya terfokus dengan pikirannya masing-masing. Yeri yang melamun menatap jendela dan Jungkook menatap malas jalanan di depannya.

Saat mobil tersebut berhenti karena lampu telah berganti merah, kepala mereka menoleh bersamaan, seakan ada sesuatu yang ingin dibicarakan.

"Kau duluan." ucap Jungkook.

Yeri menghela nafasnya sebelum memulai percakapan, lalu melirik sang kekasih "Aku rasa kita tidak harus menikah dalam waktu dekat, Jung."

Pernyataan itu membuat Jungkook menyerngit heran. Ini berbanding terbalik dengan yang akan ia bicarakan pada kekasihnya itu.

"Kenapa? Apa kau tidak percaya padaku? Bukankah kita sudah sepakat untuk melakukan pernikahan itu?!"

Yeri menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia bingung mengatakannya bagaimana, ia terlalu malu membahas hal itu sebenarnya.

"Aku percaya padamu, tapi ada yang harus ku cek sebelum kita benar-benar yakin untuk menikah."

"Apa ini ada hubungannya dengan kejadian kemarin malam?"

Yeri menggigit bibir bawahnya dan mengangguk singkat. Ia merasa bersalah jika melihat Jungkook yang tadinya bahagia justru tak semangat bila hal yang ia yakini benar, bahwa mereka kemarin tak melakukan apa-apa selain hanya tertidur bersama di satu ranjang.

"Baiklah, jika itu maumu. Tapi aku akan tetap menikahimu bagaimanapun hasilnya nanti." 

-♍♓-

Mentari pagi akhirnya datang menampakkan cahayanya ke jendela kamar Yeri. Gadis itu terbangun tat kala getaran ponselnya terus berbunyi di atas nakas.

Ibu Jungkook yang meneleponnya.

Kemarin saat ia menceritakan apa yang dialaminya, ibu Jungkook menyarankan untuk memeriksakan diri ke dokter. Barangkali memang benar jika tak ada yang terjadi antara dirinya dan Jungkook.

"...."

"Baik bi, aku akan bersiap dulu kalau begitu."

"...."

"Aku akan menghubungi bibi jika sudah siap."

Gadis itu pun bergegas membersihkan tubuhnya dan segera berpakaian rapi untuk segera bertemu dengan calon mertuanya.

-♍♓-

Mobil melaju dengan kecepatan sedang, namun jantung Yeri berdetak begitu cepat. Rasa gugupnya terlihat jelas dari sudut mata nyonya Jeon yang menatap jalanan.

"Kau baik-baik saja?"

Yeri hanya tersenyum masam.

"Apa Jungkook yang melakukannya?"

"Tidak bi, hanya saja aku gugup siapa yang akan memeriksaku nanti."

"Tenang saja, lagipula dokter yang akan memeriksamu perempuan, jangan terlalu dipikirkan. Bibi sudah berpesan dengan kenalan bibi di rumah sakit agar mengganti dokternya hanya untukmu dan bibi pun sebagai ibunya Jungkook tak akan mengijinkan jika yang memeriksamu nanti laki-laki. Karena hanya Jungkook yang boleh melihat tubuhmu nanti." Bisik nyonya Jeon di kalimat terakhirnya dengan kerlingan dimatanya menggoda Yeri. Dan Yeri hanya tersipu malu mendengarnya.

My Helper | JungRiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang