part 13

82 6 0
                                    

Halil POV

Setelah pulang dari berdakwah, aku bingung melihat 2 orang di depan rumahku.

" assalamu'alaikum, cari siapa? " kataku

" wa'alaikumussalam " jawab mereka

" kami lagi cari ustadz Halil, dia nya ada? " kata salah satu dari mereka

" saya Halil, ada apa mencari saya " kataku

" kami ingin mengundang ustadz untuk mengisi acara di kampung kami, ini undangannya" kata orang yang satu lagi sambil memberikan sebuah undangan

" aku sepertinya pernah mendengar nama kampung ini " batinku

" baiklah, saya akan hadir. Tapi tema yang saya bawakan ada penentuannya? " tanyaku

" tidak ustadz itu terserah ustadz. Baiklah kalau begitu kami permisi dulu, assalamu'alaikum " kata salah satu dari mereka

" wa'alaikumussalam " jawabku sambil berjabat tangan dengan mereka berdua.

Setelah itu, aku langsung kekamar. Sampai di kamar aku terus berfikir, dimana aku pernah mendengar nama kampung ini. Aku pun mengingatnya. Ya kampung ini adalah kampung tempat tinggal Fatimah, perempuan yang ingin ku khitbah dulu. Bagaimana kabarnya sekarang, aku melupakannya sejak dijodohkan dengan Aisyah dan baru mengingatnya lagi sekarang.

Hari ini aku akan pergi ke kampung Fatimah untuk menghadiri undangan dakwah. Saat sampai di sana aku tidak melihat satu pun wanita bercadar, mungkin aku salah mengira kali. Aku memulai ceramah dengan membaca surah ar Rahman yang berkaitan dengan materi yang aku sampaikan yaitu Mensyukuri nikmat Allah SWT. Sebelumnya aku memperkenalkan nama, aku mengatakan bahwa namaku adalah ustadz HalQa ( Halil al Qalbi ), itu memang panggilan yang di berikan padaku. Setelah acara selesai, saat hendak pulang aku melihat perempuan bercadar di luar masjid. Apakah dia adalah Fatimah ? Aku tidak salah lihatkan ? Tapi keburu mobil yang kutumpangi langsung melaju. Aku tidak sempat berbicara padanya. Apakah dia masih mengingatku ?
Entahlah.
Malam harinya aku kembali melaksanakan shalat istikarah untuk meminta petunjuk dariNya. Setelah itu aku kembali tertidur karena kelelahan.

   Di sebuah taman dadelion, aku melihat perempuan bercadar seperti pada mimpiku yang sebelumnya. Namun kali ini aku berhasil melihatnya dari dekat kemudian aku bertanya

" siapa kau? " kataku

" aku adalah Fatimah, kau tidak mengingatku " katanya sambil terus berjalan

" Fatimah, kenapa kau terus berjalan? " kataku padanya sambil mengejarnya

Tetapi saat sedang mengejarnya aku terjatuh dan terus memanggilnya, namun ia tidak mendengarnya

" Fatimaaaaah " kataku langsung terbangun dari tidurku

" astagfirullah al'alazim ternyata cuma mimpi. Tetapi kenapa harus Fatimah? " kataku

Ya Allah apa ini petunjuk darimu? Apakah aku harus menemuinya kemudian mengkhitbahnya?. Sebaiknya aku diskusikan dengan ayah dan ibu saja nanti.

Saat berkumpul di ruang keluarga, aku langsung memulai pembicaraan

" ibu ayah, Halil ingin bicara " kataku

" bicara apa nak? " timpal ayah

" aku mendapat lanjutan dari mimpiku sebelumnya " kataku

" mimpi yang mana nak? " tanya ibu

" mimpi tentang petunjuk perjodohanku dengan Aisyah. Ternyata perempuan bercadar itu bukan Aisyah " kataku menjelaskan

Bagaimana reaksi ayah Halil saat mengetahuinya?

Tetap jadikan Al Qur'an sebagai bacaan utama ya

Saya minta maaf jika terdapat typo dan kekeliruan dalam menulis. Saya juga minta maaf jika alurnya susah di mengerti. Sekali lagi saya minta maaf

Cerita ini adalah murni hasil imajinasi saya sendiri jadi apabila banyak kekurangan mohon di maafkan.

Salam dariku assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Cinta Dari Allah Swt ( Lengkap )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang