Author POV
Azza mencoba mengintip lewat lubang kunci, Dia malu jika Halil melihatnya dengan penampilan seperti ini. Hanya mengenakan handuk sebatas paha. Halil memang sekarang sudah jadi suaminya tetapi Azza masih sangat malu. Azza benar-benar ragu untuk membuka pintu kamar mandi.
Di sisi lain, Halil yang menunggu Azza merasa bahwa Azza sudah sangat lama didalam kamar mandi. Dia mencoba mengetuk pintu kamar mandi.
"Fatimah! kenapa lama sekali didalam. kau baik baik saja?"
Mendengar pertanyaan Halil, Azza memberanikan diri untuk membuka pintu. Namun hanya memunculkan kepalanya saja.
"Yah, aku baik baik saja. Hanya saja aku lupa membawa baju ganti. Aku malu untuk keluar kamar mandi dalam kondisi seperti ini" jawab Azza
Halil yang mengerti akan kondisi Azza pun menjawab
"Ohh... Aku akan keluar kamar. Aku akan pergi ke ruang keluaga menemui yang lain"Setelah Halil keluar kamar, Azza langsung menuju lemari dan megambil baju kemudian menggantinya di kamar mandi. Bukannya Azza tidak menghargai Halil sebagai suaminya sehingga malu terhadapnya, namun Azza tidak ingin Halil melihatnya berpenampilan seperti itu di hari pertama mereka menikah. Azza ingin Halil hanya akan melihat penampilan terbaiknya di hari bahagia mereka.
Setelah selesai mengganti pakaian, Azza ikut keluar ke ruang keluarga untuk bergabung dengan yang lain. Azza masih harus mengenakan cadarnya dikarenakan banyaknya keluarga dekat maupun keluarga jauhnya yang ada di rumah sekarang. Di ruang keluarga hanya ada sendagurau antara 2 keluarga. Mereka bercerita banyak tentang si pengantin baru. Saat malam hampir larut semua masuk ke kamar termasuk kedua pengantin baru. Yahh walaupun ada beberapa orang yang harus tidur di ruang tamu dan ruang keluarga karena semua kamar penuh.Saat sampai di dalam kamar, kondisi canggung langsung tercipta diantara keduannya. Mereka berdua benar benar tidak terbiasa dengan situasi ini.
"Hmm aku mau berwudhu dulu sebelum tidur" kata Halil memulai pembicaraan
"Oh ya, baiklah. Aku akan masuk setelah kamu selesai"
Setelah berwudhu mereka berdua bergegas tidur karena masih ada acara untuk besok. Saat jam 3 malam Azza terbangun, Dia kemudian membangunkan Halil untuk sholat malam secara berjamaah. Mereka juga melaksanakan shalat sunah pernikahan yang belum sempat mereka laksanakan. Setelah selesai mereka berdua melanjutkan dengan ngobrol. Mereka harus mulai saling mengenal lebih baik.
"Fatimah, aku ingin mengatakan sesuatu"
"Azza, mas. Sekarang dan seterusnya panggil aku Azza. Karena orang terdekatku memanggilku dengan nama itu, sekarang mas adalah orang yang paling dekat denganku. Ohh iya, mas mau mengatakan apa?"
"Sebenarnya saat kembali dari Malaysia, aku ingin mengkhitbah mu. Tapi ada beberapa kendala, jadi tidak sempat kulakukan. Saat itu, aku merasa bahwa kamu mungkin bukan jodohku. Tetapi aku bersyukur sekarang kau dan aku sudah menikah, sudah terikat dalam hubungan halal"
"Alhamdulillah ya mas, skenario Allah tidak ada yang tahu"
"Azza! Aku mencintaimu karena Allah" kata Halil
"Tahu kah mas, bahwa setelah kata SAH terucap dari mulut para saksi, saat itu aku telah jatuh cinta padamu. Allah menghadirkan rasa itu secara langsung. Mungkin itulah yang dikatakan cinta karena Allah. Aku juga mencintai mas karena Allah"
Mereka menghabiskan waktu dengan bercerita. Kini tidak ada kecanggungan lagi diantara keduanya. Mereka benar benar larut dalam cerita mereka berdua, hingga memasuki waktu shalat subuh. Halil kemudian bersiap-siap ke masjid untuk shalat berjamaah.
Hari ini keluarga Azza akan pergi ke rumah Halil untuk acara resepsi, mereka berangkat bersama-sama. Resepsinya memang akan dilaksanakan besok, tetapi mereka semua sudah sangat sibuk hari ini. Mereka ingin acara ini berjalan sesuai keinginan mereka. Mereka ingin hari tersebut menjadi hari paling bahagia untuk kedua mempelai.
Keesokan harinya yaitu hari resepsi tiba. Rumah Halil benar benar ramai. Semua yang di undang benar benar hadir, tidak terkecuali orang tua Aisyah. Mereka sudah menganggap Halil sebagai anaknya, jadi tidak ingin melewatkan acara bahagia Halil. Mereka kemudian menuju ke tempat mempelai, Umi Aisyah menatap Azza dengan tatapan sedih. Dia seperti melihat Aisyah dalam diri Azza. Dia langsung menangis di pelukan Abi Aisyah. Halil yang melihatnya mengerti, Umi Aisyah pasti merindukan Aisyah. Apalagi pernikahan Halil dengan Azza hampir sama dengan konsep pernikahan yang diinginkan Aisyah dulu.
Azza yang melihat kejadian itu tidak mengerti, dia hanya bisa tersenyum seolah memberi kekuatan kepada Umi Aisyah.
"Kamu benar benar mirip dengan Aisyah nak. Bisa kah kami menganggapmu anak kami?" Kata umi Aisyah"Umi, Azza kan istri Halil. Dan Halil anak Umi dan Abi, jadi Azza juga anak Umi dan Abi" jawab Halil
"Terima kasih Nak. Kamu memang anak yang baik" kata Abi Aisyah
"Semoga pernikahan kalian bahagia sampai akhirat.aamiin"
Azza benar benar tidak mengerti dengan kondisi ini, dia hanya menatap Umi Aisyah dengan tatapan haru seolah mengerti dengan perasaannya. Setelah Umi dan Abi Aisyah meninggalkan mereka berdua, Halil pun berkata
"Aku akan menceritakannya setelah acara ini selesai. Aku tahu kamu heran dan penasaran siapa mereka berdua dan siapa Aisyah"
"Baiklah, mas"
---------------------
Setelah acara selesai, semua tamu undangan pulang. Kini di rumah Halil hanya ada Umi, Abi dan Abang Azza serta keluarga Halil. Mereka memutuskan untuk beristirahat dahulu. Kegiatan bersih bersih rumah akan dilaksanakan besok.
Sesampai di kamar, Halil mengajak Azza untuk duduk di sofa yang ada di dalam kamar. Dia berencana untuk memberitahu Azza tentang Aisyah.
"Aku ingin kamu mendengarkan ceritaku sampai selesai, aku tidak ingin ada rahasia di antata kita" kata Halil
"Baiklah mas, aku akan mendengarkan sampai selesai" jawab Azza sambil tersenyum
"Kedua orang tadi adalah orang tua Aisyah. Aku dan Aisyah pernah berencana untuk menikah, tetapi gagal karena kecelakaan yang mengakibatkan Aisyah meninggal dunia. Beberapa hari sebelum pernikahan kita, orang tua Aisyah datang ke rumah. Mereka emosi karena mengira dengan menikahnya aku, keluargaku akan melupakan keluarga mereka. Mereka masih merasa kehilangan karena Aisyah adalah anak tunggal mereka dan Aisyah meninggal belum genap 1 tahun. Tetapi aku mengatakan bahwa mereka tetap orang tuaku walaupun aku tidak jadi menikah dengan Aisyah. Mungkin dengan melihatmu tadi mereka teringat Aisyah. Kamu hampir mirip dengan Aisyah karena dia juga bercadar, makanya mereka bersedih." jelas Halil panjang lebar
"Yah, aku mengerti mas. Tetapi bukankah mas mengatakan bahwa setelah dari Malaysia mas ingin menghitbahku?" Kata Azza
Next yah, masih ada kelanjutan cerita Flashbacknya 👉
Kira² bagaimana tanggapan Azza tentang kisah Halil dan Aisyah?🤔
Wah, aku benar benar tidak menyangka part ini sampai 1k kata🤗 hal ini kulakukan demi memenuhi janjiku sebelumnya

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dari Allah Swt ( Lengkap )
Духовные" Aku tidak ingin hidup dengan orang yang ku cintai, tetapi aku ingin mencintai orang yang hidup dengan ku" *Fatimah az Zahra " Aku mencintai dia, tapi apakah dia adalah jawaban dari istikhara ku kepada-Nya ?? " *Halil Al Qalbi ig : juwita_sudi21