Kurang lebih sudah 2 tahun aku sebagai ARMY.Sekarang aku berada di rumah Ana untuk menginap. Karna besok adalah permulaan hari libur setelah kami berjuang seminggu penuh menghadapi ujian. Dan saat masuk aku akan duduk dibangku kelas 3 bersama Ana. Lagi.
---
"Elis, kau ingat perjanjiannya kan ?." Ana menatapku sambil tersenyum. ah.. Dia mengingatnya."Perjanjian? Perjanjian apa?." ucapku sambil memasang wajah bingung yang dibuat-buat. Ya.. Itu perjanjian yang sama dengan setahun yang lalu, atau lebih tepatnya taruhan. Kami bertaruh untuk berada di peringkat 1 dan yang kalah harus memberikan sebuah barang yang berhubungan dengan BTS. Dan sialnya tahun ini Ana yang menduduki singgasana besarnya.
"Aist.... Ayolah, tahun kemarin kau peringkat pertama dan aku memberikan album bukan. Sekarang mana hadiahku." pinta Ana sambil sedikit merengek seperti anak kecil yang minta dibelikan permen
Aku mengambil barang di dalam tas yang memang kubawa dari rumah
"Tapi ini..." tak sempat aku melanjutkannya Ana mengambil apa yang sedang kupegang
" Apa ini ?!." Tatapan mata penasarannya pada kotak yang kini ada di pangkuannya
"Tapi itu bukan dari oficial Bighit, jadi jangan terlalu berharap ya.." Ana menatapku sekejap dan langsung menbuka hadiahnya dengan gembira
"Ah... Dari mana kau dapat ini ?! Ini sungguh cantik. Kamsahamida Elis."
Matanya tetapa tertuju pada benda yang ada didalam kotak yang tak lain berisi 4 mug dengan gambar BTS, Jeon Jungkook, foto Ana dan tentunya foto kami berdua."Syukurlha kamu menyukainya. Kau tau 'kan aku tak akan memberimu album atau apapun dari oficial Bighit. Ya.. Kau tau sendiri aku ini hanya ARMY modal kuota." ucapku sambil terkekeh. Memang begitu nyatanya, beda dengan Ana yang ARMY bermoney dan tentunya kuota tanpa batas. Albumpun aku hanya ada satu dan itupun pemberian Ana tahun lalu.
"Ah.. Tak apa." ia berjalan menuju meja dekat lemari besarnya dan meletakkan kotak beserta isinya disana.
"Ya lagi pula jika aku membelikan album untukmu, tampaknya akan sia-sia. Kamu punya terlalu banyak album Ana." ucapku sedikit terkekeh sambil menatap jajaran album yang dipajang di lemari dekat Ana berdiri saat ini. Dan mataku terus menyapu ruang kamarnya yang dihiasi poster BTS,tentunya dengan Jeon Jungkook yang mengambil alih sebagian besar dindingnya."Ya! Berhentilah menatapnya, ingat Taehyung oppa mu!." tegurnya sambil sedikit tertawa
"Ah.. Iya mian Taehyung oppa." ucapku sambil mengangkat dua tanganku memohon. Ana yang melihat respon ku tertawa sambil berjalan bearah ku dan aku mengikuti tawanya.
"Igo." ucap Ana setelah duduk berhadapan sambil menyodorkan sebuah tas padaku, dan aku hanya menatapnya heran.
"Ah.. Ini aku membelinya untuk berjaga-jaga siapa tau kau peringkat satu lagi tahun ini. Ya.. Walau nyatanya kau peringkat dua tapi aku akan memberikannya. Toh aku membelinya dengan niat untuk diberikan padamu." sambungnya yang sepertinya dengan satu tarikan nafas.
Aku langsung mengambil alih tasnya
"Kyaa...... Tata..." teriakku tak menyangka isi tas itu yang tak lain baju tidur BT21 edisi Tata. Sontak aku memeluk Ana dengan erat. Mungkin saat ini ia sulit bernafas."Kamsahamida, jeongmal kamsahamida."aku melepas pelukan eratku pada Ana.
"Tapi Ana, kau tak membelinya hanya untukku bukan" sambungku"Aku beli dua. Satu untukmu edisi Tata dan satu lagi untukku edisi Cookie." ucapnya sambil menunjukkan baju tidur pink nya padaku, dan sesaat kemudian ia beralih menatap kamar mandi.
"Aku akan mencobanya, kau tak mau mencobanya?." ucapnya sambil berlari ke arah kamar mandi. Sontak aku berdiri dan mencoba mengejarnya, tapi telat. Ia sudah berdiri di ambang pintu
"Aku pertama" ucapnya sambil menutup pintu kamar mandi.
----
Suara khas member BTS menggema dikamar Ana. Sekarang aku dan Ana telah berganti baju, dan ikut bernyanyi mengiringi musik. Ya.. Ana memutar lagu BTS dikamarnya untuk menghibur diri.
Lagu beralih dan kami mengamatinya dengan seksama. Dentuman awal lagu berbunyi,aku bisa langsung menebaknya. itu lagu Fire,lagu yang mengantarkan aku pada BTS. Dentuman selanjutnya menyadarkanku, sontak aku mengambil posisi dan di dentuman berikutnya tubuhku bergerak sendiri. Aku dan Ana sama-sama menari larut dalam kehebohan.
Usai kehebohan melanda,kami duduk diam mangatur nafas.
"Ana, apa kamarmu kedap suara?." tanyaku pada ana yang kini sedang menatapku. Ya, partanyaan itu sudah lama ingin aku tanyakan.bagimana tidak, karna setiap kali Ana menyetel lagu, pasti suaranya sangat heboh."He... Kau baru menyadarinya?." ucap Ana sambil menahan kekehannya
"Oh... Jadi benar." aku hanya menatapnya tak percaya. Ternyata kamar Ana memang kedap suara
"Ya! Kau benar baru menyadarinya?." Tatap Ana yang tak kalah tak percaya padaku. Dan kemudian dia tertawa.
"Ayo tidur, sudah malam." ajakku setelah melihat jam yang menunjukan pukul 22:15 WIB
Aku beranjak hendak naik ke atas kasur, tapi tak jadi karna Ana berteriak mengagetkanku
"Ada apa Ana." ucapku yang baru saja duduk kembali. Tapi alih-alih menjawab pertanyaanku, Ana masih tetap fokus pada ponselnya dengan tatapan tak percaya.
"E.. Elis.." ucapnya lirih, memaksaku mendekatkan telingaku padanya
"Elis kau ingat aku pernah megirim videomu menari ke Bighit kan"
"Ya aku mengingatnya." ucapku lirih. ya.. Itu terjadi seminggu yang lalu saat awal ujian
"Elis, Bighit mengirim email padaku."
Ia menyodorkan ponselnya tepat beberapa centi dari wajahkuAku mengambil ponselnya dan benar ini memang email Bighit. Aku tak percaya. Aku mencoba membacanya tapi tak bisa, emailnya menggunakan bahasa inggris dan sialnya aku lemah dalam hal itu
"Aku tak bisa membacanya." masih tetap memandang ponsel Ana lalu memberinya pada Ana. Biar dia yang mengartikannya, itu memang keahliannya
"Disini ditulis kalo kamu bakal ikut audisi langsung Elis." Ana menatap ku tak percaya apa lagi aku yang kini terkejut dengan apa yang diucap Ana
"Ta..tapi kan audisinya khusus laki-laki" ucapku terbatah batah. Karna memang Bighit membuka audisi tapi itu hanya untuk laki-laki. Tidak mungkin kan kalau Bighit salah mengirim email
"Ah... Iya ya" kini Ana sama bingungnya dengan ku
"Ah tapi tak apa, yang penting kau harus tampil langsung di korea" sambung Ana sambil memelukku
Aku tidak bermimpi bukan, karna aku sempat mencubit pipi kiri ku sendiri. Dan itu terasa sakit.
Tapi... Apa ini benar- benar nyata ?
KAMU SEDANG MEMBACA
I Trainee (Hiatuuuusssss)
Random"Eliiis....." Suara Ana dari koridor yang memecah sepi "Ya! Kau membuatku tekejut " "Elis.." ia berkata sambil menyunggingkan senyum mencurigakannya. Dan aku menyipitkan kedua mataku menatapnya curiga " Aku mengirim videomu ke Bighit" jelasnya man...