Hansung mengambil dua nampan tempat makanan dan memberikan satu pada Elis yang berada di belakangnya "Ayo cepat, aku sudah lapar" ucap Hansung sambil berjalan mengantre di tempat pengambilan makan siang.
Setelah nampan mereka isi penuh, mata keduanya menyapu area kantin dan mencari tempat duduk yang masih tersisa "Ah, itu dia. Ayo" ucap Hansung sembari berjalan mendahului Elis dibelakangnya. Ia duduk di salah satu meja dengan 4 kursi yang masih kosong, letaknya tidak terlalu buruk dekat dengan jendela yang langsung mengarah ke lapangan.
Mereka duduk berdua, menyisakan dua kursi kosong. Masih sama seperti dua minggu lalu mereka masih duduk berdua, mungkin jika dipikir mereka seperti sepasang kekasih yang enggan berbagi tempat untuk orang lain.
Tapi salah, karna nyatanya mereka hanya belum menemukan teman lainnya, lebih tepatnya Elis yang belum menemukan teman lain selain Hansung.
Terkadang dia berpikir, apa Hansung keberatan jika dia terus bersamanya tapi tunggu dulu, Bukan Elis yang terus menempel pada Hansung tapi sebaliknya. Setiap teman lain mengajak Hansung untuk sekedar bergabung atau makan siang bersama, pria itu selalu menolehkan pandangannya ke Elis, menimbang-nimbang apa dia harus meninggalkan Elis sendirian? Dan pada akhirnya dia lebih memilih bersama Elis.
Padahal Elis kerap kali menyuruhnya untuk pergi bersama teman lainnya, bukan karna tak suka dekat dengan Hansung. Tapi beberapa hari ini telinganya samar-samar mendengar celoteh pedas teman kelasnya yang membicarakan tentang dirinya dan Hansung. Mungkin itu juga salah satu alasan mengapa Elis masih saja tidak menemukan teman yang benar-benar dia anggap teman selain Hansung dikelasnya.
"Heyy, makan makananmu" ucap Hansung yang berhasil mengembalikan pikiran Elis ketempatnya.
"Iya, ini juga aku akan memakannya" jawab Elis sembari menyendok nasi dan memasukkannya ke dalam mulutnya.
Walaupun ekstensinya tertuju pada makanan dihadapnnya tetap saja, dia masih bisa melihat beberapa pasang mata menatap ke arah mereka. Entah itu tatapan terkesima, terpanah, terkejut, sampai tatapan tajam dapat ia rasakan.
Tapi ia tau, yang mereka tatap adalah Hansung yang sibuk makan didepannya.
Ternyata kesan pertama Elis salah pada Hansung, dia pikir pria ini dingin dan cuek tapi nyatanya... Bisa kau lihat sendiri meski mulutnya penuh dengan makanan dia tetap tidak bisa diam.
"Nanti pelajaran Kimia akan ada tugas, Pak Choi ada urusan jadi dia tidak masuk kelas" ucap Hansung disela kunyahannya.
Ya, dia tau itu karna posisi dia dikelas. Walau dia bukan ketua kelas ataupun wakilnya tetap saja dia yang akan tau lebih dulu. Karna yaa.. Dia masuk ke jajaran anak kesayangan guru.
Elis hanya berdehem sebagai jawaban dari pernyataan Hansung. Sedangkan Hansung melanjutkan makannya.
"Wahh, dia Hansung sunbae bukan?"
"Iya, ternyata jika dari dekat ketampanannya meningkat"
"Jarang sekali dia duduk disana"
"Siapa gadis yang duduk dengannya?"
"Aku tak pernah melihatnya"
"Dasar gadis genit"
Ya.. Itu suara gadis sekitar yang terdengar jelas ditelinga Elis, entahlah apa Hansung juga mendengarnya atau tidak. Tapi ucapan gadis-gadis itu menyerumuk masuk ke telinga Elis.
Tidak mau ambil pusing Elis tetap menikmati makan siangnya dengan Hansung, ditambah dengan gurauan kecil yang kadang terselip di antaranya.
"Aku akan beli air dulu, air milikmu juga akan habis" Hansung berdiri dan berjalan tanpa menunggu jawaban dari Elis.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Trainee (Hiatuuuusssss)
Random"Eliiis....." Suara Ana dari koridor yang memecah sepi "Ya! Kau membuatku tekejut " "Elis.." ia berkata sambil menyunggingkan senyum mencurigakannya. Dan aku menyipitkan kedua mataku menatapnya curiga " Aku mengirim videomu ke Bighit" jelasnya man...