Sempat linglung beberapa saat sebelum melongo tak percaya jika yang di hadapannya kini berdiri pemuda yang cukup akrab dimatanya.
"Hansung?!"
Tanpa menunggu lagi, ia langsung duduk di sebelah Elis "Kau ada disini?"
Elis mengangguk "Kau sendiri?"
"Aku ada di hadapanmu"
"Aissh" Elis mencebik, bukan itu jawaban yang di harapkannya.
Terkekeh sebentar karna ekspresi kesal Elis "Aku tadi melihatmu dari luar. Kukira orang lain, ternyata memang kau jadi aku kesini saja sekalian" ucapnya menunjukkan giginya.
"Kau kesini hanya karna melihatku?" kening Elis sedikit berkerut.
Sekali lagi Hansung terkekeh "Apa kau mengharapkannya?" ucapnya sambil menaikkan satu Alisnya dan tersenyum penuh arti "Aku berlari pagi bersama hyung-ku, kami haus jadi kesini dan kebetulan aku melihatmu"
Elis memerhatikan Hansung dari atas sampai bawah, dia mengenakan celana traning dengan sepatu olahraga birunya dan hodie hitam juga handuk kuning yang di genggamnya. Ok, dia memang sepertinya baru berlari pagi.
Elis mengangguk. Seseorang menyengol lengannya dan orang itu Ana. Astaga, ia bahkan sampai lupa jika bersama Ana sekarang. Entah bagaiman tapi setiap Elis bertemu Hansung dia akan melupakan segalannya. Aneh, memang.
Menoleh ke Ana dan Hansung secara bergantian "Ah, ini. Kenalkan dia Ana, sahabatku" ucapnya memperkenalkan Ana pada Hansung di sampingnya "Na, ini Hansung teman sekelasku" ucapnya pada Ana. Mereka bersalaman dan saling menyebutkan nama masing-masing.
"Elis sering menceritakanmu" ucap Hansung setelah bersalaman. Membuat Ana menatap Elis penuh selidik sebelum membalas tersenyum "Dia juga sering berbicara banyak hal tentangmu"
Hansung tersenyum sedikit melirik Elis di hadapannya sebelum berkata "Oh ya, kemarin aku menelfonmu berkali-kali tapi kau tak mengangkatnya. Apa kau baik-baik saja?" tanyanya.
Elis membulatkan matanya tak percaya, dia memang tak memegang ponselnya dari kemarin bahkan sekarang dia juga tak membawanya "Maaf, aku tak memegang ponsel dari kemarin"
"Ooh, kalau begitu bisa beri nomor ponsel yang sekiranya bisa kuhubungi jika kau sekali lagi tak memegang ponselmu?"
Elis menoleh pada Ana, dipikirannya hanya ada Ana "Ah iya, Ana bisa kau beri nomor ponselmu padanya?"
Ana sempat kaget, bahkan air yang ada dimulutnya hampir saja di semburkan, untung dia cepat menelannya walau sekarang harus terbatuk-batuk karnanya. "Ke-kenapa Aku?" tanya Ana menunjuk dirinya sendiri.
Hansung juga sontak saja menggelengkan kepalanya dan melambaikan kedua tangannya di depan dadanya-menolak Elis "Eh, eh aku tidak serius Lis"
"Serius gak mau dikasih nih Na?, lumayan loh" ucap Elis terkekeh ke Ana. Sedang Ana sendiri mendumel tak suka, mana bisa dia memberi nomor telponnya ke orang yabg baru ia kenal.
"Lumayan apanya? Hah!"
"Lumayan lah, dapet temen korea"
Elis terkekeh, tapi sebentar. Karna atensinya teralih saat ada yang memanggil Hansung."Oh, ye Hyung" balas Hansung sambil melambaikan tangannya ke arah kasir dimana berdiri pemuda dengan rambut coklat yang memegang dua botol air juga satu cola di tangannya.
Kembali menatap Elis dan Ana bergantian "Sepertinya aku harus pergi sekarang"
Elis mengangguk sebagai jawabannya "Eoh, hati-hati Han" ucapnya saat Hansung beranjak dan pergi berjalan mendekat ke hyungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Trainee (Hiatuuuusssss)
Random"Eliiis....." Suara Ana dari koridor yang memecah sepi "Ya! Kau membuatku tekejut " "Elis.." ia berkata sambil menyunggingkan senyum mencurigakannya. Dan aku menyipitkan kedua mataku menatapnya curiga " Aku mengirim videomu ke Bighit" jelasnya man...