Bab 7

8.8K 614 9
                                    

Sudah 2 minggu dari hari Erin menjadi kekasih Dean.

Dean dan Erin semakin sering terlihat bersama membuat warga kampus penasaran dengan hubungan mereka.
Di tambah tidak ada penolakan dari Dean saat Erin agresif padanya  seperti dulu.

"Sayang nanti malam jalan yuk?" Ajak Erin.

Walupun sudah pacaran dan dekat, wajah Dean sama saja tidak pernah berekspresi.

"Gak ah malas." Tolak Dean membuat Erin mengerucutkan bibirnya.

"Ya udah deh, kalau gitu aku main ke rumah kamu ya?" Sekedar info Erin sekarang tidak memakai lo sama gue lagi kalau bersama Dean.

Dean terpaksa mengangguk pasrah, tak tau harus bagaimana menola.Erin lagi.

Malam harinya.

"Asalamualaikum." Ucap Erin yang baru masuk rumah Dean.

"Walaikumsalam, eh ada Erin." Kata Bunda Dean.

Erin mencium tangan Bunda Dean.

"Aku kangen Bunda mertua." Kata Erin antusias.

Bunda Dean cuma tersenyum sambil menggelengkan kepala melihat kelakuan Erin yang gak ada jaim-jaimnya itu.

"Kamu mau ketemu Dean ya?" Tanya Bunda Dean.

""Iya, habis Dean kalau di ajak jalan gak mau terus Bun. Padahal  aku kan pengen kayak teman-teman aku pergi jalan sama pacarnya. Jalan satu-satunya aku kesini deh." Jawab Erin santai.

Bunda Dean terkekeh mendengar Erin.

"Yaudah ayok Bunda antar, Dean di atas sama Alif." Kata Bunda Dean mengiring Erin menemui pacarnya itu.

Sesampainya di lantai atas rumah Dean, baru saja ingin melangkahkan kaki ke ruang keluarga terdengar perbincangan Alif dan Dean yang membuat dada Erin sesak.

"Jadi kapan rencana buat lo mutusin si Erin itu kita jalanin?" Suara Alif.

Erin dan Bunda Dean menghentikan langkahnya terkejut dengan penuturan Alif.

"Apa kamu sudah ada perempuan yang buat bantuin saya?" Kembali terdengar tapi suara Dean.

"Ada. Si Mela teman gue, siapa tau lo bisa naksir juga sama dia habis dia bantuin lo buat Erin salah paham karena perlingkuh lo sama dia nanti." Jawab Alif.

"Saya cuma butuh dia buat lancarin mutusin Erin bukan jadi pacar." Suara Dean nampak kesal.

Terdengar kekehan dari Alif.

"Ngomong-ngomong apa lo yakin mutusin dia, memangnya hampir sebulan ini gak ada rasa suka ke dia gitu?" Tanya Alif.

"Saya gak tahu. Yang penting sekarang jalanin dulu rencana terakhir ini, buat dia ngira gue selingkuh nanti pasti dia jauhin gue. Capek di kejar-kejar terus sama tuh cewe jadi-jadian." Tutur Dean.

ParR...

Terdengar suara benda jatuh membuat Dean dan Alif menolehkan kepalanya pada asal suara.

Deg..

Jantung Dean berdetak kencang melihat siapa yang berdiri di depan pintu ruang keluarganya itu.

"e Erin." Gagap Dean.

Disana terlihat Erin yang berurai air mata dengan ponsel yang tergeletak di lantai. Di sebelah Erin Bunda Dean sedang menatap tajam pada anaknya itu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Alif tak kalah terkejut mendengar Dean menyebut nama Erin saat melihat perempuan cantik di samping Bunda Dean.

"Cantik." Tutur Alif tanpa sadar.

Sekedar info Alif memang belum pernah bertemu denagan Erin hanya mendengar cerita dari Dean saja.

Erin menghapus air mata yang jatuh di pipinya, dan tersenyum manis pada Dean.

"Jadi ini penyebab kamu terima aku jadi pacar?" Tanya Erin menatap Dean.

Dean hanya diam tak menjawab. Tiba-tiba saja hatinya sakit melihat air mata Erin yang jatuh karena dia.

"Kamu gak perlu cari cara buat putusin aku kok. Anggap aja di antara kita gak pernah terjadi apa-apa. Terimakasih udah baik selama aku selama hampir satu bulan ini." Kata Erin.

"Tante Erin pulang dulu, Asalamualaiku." Kata Erin mencium tangan Bunda Dean dan pergi setelah memungut ponselnya yang jatuh di lantai.

Bunda Dean dan Dean terkejut mendengar Erin memanggil Tante bukan Bunda lagi.

"Kamu keterlaluan Dean." Ucap Bunda Dean.

Apa Salah Perempuan Yang NGEJAR ???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang