Bab 9

9.1K 594 7
                                    

Erin sudah menyiapkan semua barang-barang penting yang akan di bawanya, sedangkan yang tidak bisa di bawa akan di pindahkan ke kamar kos Santy.

Santi menangis melihat Erin yang akan meninggalkannya.

"Jangan pernah lupain gue ya Rin." Kata Santi.

"Gak bakal. Mana bisa gue lupa sama lo." Balas Erin.

"Lo kapan balik kesini lagi?" Lirih Santi.

Erin tersenyum masam.

"Entahlah, gue juga gak tau." Kata Erin.

"Kalau gue kangen berat sama lo gimana dong?" Kata Santi sok drama.

"Lo temuin aja gue di Padang." Bakas Erin enteng.

"Ck. Lo fikir Padang itu dekat. Ongkos pesawat sekarang kan juga mahal." Dumel Santi membuat Erin terkekeh.

"Kalau soal ongkos lo gak usah kawatir. Kalau lo mau ngunjungin gue nanti, hubungi gue dulu ya. Insyaallah nanti gue kirimin tiket buat lo." Ucap Erin membuat mata Santi melebar.

"Sok banyak duit lo." Ledek Santi.

Erin cuma tersenyum mendengar Santi.

"Terserah kalau gak percaya. Tapi gue serius loh, kalau mau ke Padang bilang dulu sama gue." Kata Erin lagi.

Santi menganggukan kepalanya.

Sekarang mereka sudah di bandara.

"Udah ya. Gue pamit, jaga diri lo baik-baik." Pesan Erin.

Santy mengangguk.

"Lo juga. Kalau mau nikah, kirimin gue undangan sama tiket." Canda Santy.

Erin terkekeh mendengar Santy.

"Kalau itu kayaknya masih lama deh. Gue pamit bye." Kata Erin sambil memeluk Santy.

Santy nampak menyerka air matanya melihat punggung Erin yang mulai menghilang.

"Semoga lo mendapatkan kebahagiaan lo Rin." Lirih Santi.

Apa Salah Perempuan Yang NGEJAR ???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang