Bab 23

18K 811 198
                                    

"Jadi kekasih ku lagi. Dan menikahlah dengan ku." Lantang Dean membuat mata Erin melotot.

Satu detik

Dua detik

Tiga detik.

"Ririn." Panggil seseorang membuat Erin tersadar dari keterkejutannya.

Erin menoleh ke orang yang barusan di panggilnya. Seseorang pria tampan seperti Dean dengan stelan olahraganya dengan menggenggam tangan anak kecil yang juga tampan seperti dirinya.

Pria itu mendekati Erin yang berada di dekat Dean. Dean dapat melihat ekspresi keterkejutan Erin melihat pria itu lebih dari ekspresi terkejut mendengar perkataan nya barusan.

"Kamu disini?" Suara pria itu seperti menunjukan kebahagiaan.

Erin mengangkat bahu nya acuh.

"Sudah sarapan? Mau sarapan dengan bubur ayam dengan kami?" Tanya pria itu lagi.

Erin cuma mengangkat salah satu alisnya tanpa berniat membalas ucapan pria itu.

"Tidak, dia akan pergi sarapan dengan  saya." Putus Dean melihat Erin yang cuma diam saja. Dean memegang tangan Erin dan membawa Erin menjauhi pria yang sepertinya sudah mempunyai anak itu.

Setelah jauh dari keberadaan pria tadi Erin menghempaskan tangan Dean hingga tangan mereka terlepas.

"Siapa yang akan pergi sarapan dengan Lo." Ucap Erin meninggalkan Dean di sana sendiri yang tengah jengkel melihat kelakuan Erin.

Sesampai nya di apartement Erin terdiam dan duduk di sofa tanpa mengucapkan apa-apa.

Santi dan Naya memperhatikan gelagat Erin yang aneh seolah tak menyadari keberadaan mereka.

Santi mengibaskan tangan nya di depan wajah Erin tapi tak ada respon.

"Rin. Lo kenapa pulang-pulang jadi bengong gitu." Ucap Santi lantang menyadarkan Erin dari lamunan nya.

Erin memandang Santi dan Naya sekilas. Lalu terdiam lagi membuat Santi geram menyitak kening Erin.

"AwW. Apaan sih, sakit tau." Kata Erin tak terima.

"Lagian Lo di tanya gak jawab, malah bengong lagi. Lo kenapa? Ketemu Dean lagi?"

Erin menganggukan kepalanya.

"Dean ngapain Lo sampai-sampai pulang joging Lo jadi bongong gini?"

"Bukan karena Dean, gue ketemu seseorang selain Dean." Cicit Erin.

Santi menaiki satu alisnya heran.
"Siapa? Siapa orang yang bisa buat lo jadi orang bego gini selain Dean?"

"Reza." Ucap Erin membuat Santi mengerinyit.

"Siapa tuh? Makhluk sejenis apaan?" Canda Santi padahal dia sangat ingin tahu siapa itu Reza.

"Lo pernah gak gue ceritain alasan gue kuliah dan kabur ke Bandung?"

Santi mengangguk.
"Karena Lo pengen nenangin diri dari tunangan Lo yang hampir nikah sama Lo kabur sama sepupu lo karena udah hamilin sepupu lo duluan." Ucap Santi santai. Lalu beberapa saat Santi terdiam.

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

"WHAT. Lo ketemu mantan tunangan Lo itu?" Ucap Santi terkejut.

Erin menganggukan kepalanya.

"Dia bersama sepupu lo yang penghianat itu?"

Erin menggeleng.

"Lalu?"

"Seperti nya bersama putranya." Jawab Erin yang kurang yakin.

"Apa lo masih mencintai tu orang?" Tanya Santi penuh selidik.

"Gue gak tau." Jawab Erin lesu.

"Dasar labil. Lo sebenarnya cintanya sama si Dean apa si penghianat itu sih?" Gerutu Santi.

"Gue gak tau Santi. Yang jelas gue masih syok melihat keberadaan nya yang sudah bertahun-tahun gak pernah gue liat."

"Kan bini nya sepupu lo. Masa iya gak pernah ketemu lagi walau sekali pun. Lagian kalian kan sama-sama tinggal di Padang." Heran Santi.

"Gue beda kota sama sepupu gue itu, dan setau gue ya sebelum kak Rina koma. Dia pernah bilang, Papi dan Mami memutuskan tali persaudaraan dengan keluarga sepupu gue itu semenjak kejadian batalnya pernikahan gue sama si Reza. Di tambah gue yang kabur bertahun-tahun ke Bandung tambah membuat bokap benci banget sama mereka." Jelas Erin panjang lebar.

****

Sedang kan seorang pria yang bersama dengan anak kecil tadi tersenyum setelah melihat keberadaan Erin yang sudah sangat lama tidak di lihatnya lagi.

"Ayah tadi itu siapa?" Tanya bocah laki-laki berumur 7 tahun yang bersama dengan nya.

"Teman lama Ayah."

"Apa teman Bunda juga?"

"Dia Erin sepupu Bunda mu nak, berarti adalah Tante mu."

"Kok Rafa gak pernah liat tante itu sebelum nya?"

"Karena dia marah sama Ayah dan Bunda." Jawab Pria itu tersenyum miris menjawab pertanyaan putra semata wayangnya itu.

"Tapi kenapa marah? Ayah dan Bunda kan orang baik?"

"Ayah dan Bunda pernah membuat Tante Erin bersedih. Makanya dia marah dan gak mau ketemu Ayah dan Bunda lagi."

Bocah laki-laki itu cuma mengangguk seolah mengerti dengan ucapan Ayahnya.

"Tapi Ayah akan menjadikan Erin menjadi Bunda mu nak." Suara batin pria itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Apa Salah Perempuan Yang NGEJAR ???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang