Bab 15

8.4K 462 28
                                    

"Ca bapak Dean Wiguna masih nginap di sini ga?" Tanya Erin yang penasaran tidak melihat batang hidung Dean lagi selama beberapa hari ini. Padahal Erin selalu datang ke hotel setiap hari nya.

Recepsionist itu langsung mengecek pada komputer di depannya.

"Udah check out 5 hari lalu kali buk." Jawab caca sang resepsionist.

Wajah Erin berubah kecewa.

"Emang apa yang lo harapkan Erin? Dari dulu sampai sakarang Dean bukan di takdirkan buat lo." Suara batin Erin.

"Ooo yasudah gak apa-apa. Kamu jangan panggil saya ibu, nanti orang bilang saya udah menikah lagi." Kata Erin membuat Caca cengengesan.

"Tapi kan orang tau nya ibuk udah punya satu anak." Jawab Caca terkekeh melihat wajah kesal  Erin.
Erin dari dulu memang tidak suka di panggil ibuk oleh karyawan hotelnya, tapi semua kekeh tatap memanggil Erin ibuk karena tidak mau di cap tidak sopan oleh orang pada ibuk bos.

"Ck. Ibuk lagi." Kata Erin kesal dan melangkah meninggalkan Caca yang tersenyum geli.

"Kalau sendiri gitu memang gak coco di panggil ibu. Tapi kalau Naya udah ngikutin dia mah, buk Erin berubah jadi sosok ke ibuan." Celetuk Caca  mendapat kekehan dari teman kerja yang di sebelah nya.

"Iya. Buk Erin sebenar nya petakilan, jail, tipe-tipe perempuan agresif ya. Untung aja ada si cantik Naya yang bisa merubah dirinya jadi lebih dewasa." Balas teman Caca di sebelah.

***

"Jadi gimana lo mau terima ajakan teman perempuan gue gak?" Tanya Alif pada Dean.

"Kenapa kamu ngebet banget sih mau jodoh-jodohin saya?" Kata Dean.

"Ck. Gue gak suka liat lo galau kayak gini. Coba aja usulan gue dulu, siapa tahu lo bisa move on dari Erin. Ingat dia udah kawin punya satu ekor lagi." Kata Alif.

"Gimana? Kenalan aja dulu, kalau gak cocok gue gak maksa lo buat serius sama dia kok lagian kan mau serius atau enggak nya dalam suatu hubungan, itu urusan kalian berdua." Lanjut Alif.

Alif ingin membuat Dean melupakan Erin walau Alif yakin tidak akan mudah.

Alif masih ingat keadaan Dean saat dia menyusul ke bandara tempo hari.

FLASH BACK

Alif sudah sampai sekitar setengah jam yang lalu di bandara. Tapi dia tak kunjung bertemu dengan Dean.
Sampai dia teringat melihat Dean ke parkiran Bandara, mungkin saja Dean berada di mobil.

Tak lana sampai di parkiran. Dean melihat mobil Dean terpakir dalam keadaan mesin yang mati.
Dean melihat ke dalan monik itu, Dean menelungkupkan wajahnya kepada kedua tangan yang bertumpu pada stir mobil.

Tok tok

Alif terus mengetok kaca mobil tapi tak kunjung ada reaksi Dean membuat Alif panik sketika.

Alif mencoba membuka pintu mobil.

Ceklek.

Ternyata tidak di kunci membuat Alif menghelakan nafas lega.

"Dean." Kata Alif menggoyang-goyangkan bahu Dean.

"Dean bangun." Ulang Alif.

"Ngehh." Dean mulai terbangun.

"Wajah lo kok pucat." Kata Alif saat Dean mendongakan wajah melihat pada Alif. Tak hanya itu, ada setetes air yang belum kering di sela ujung mata Dean.

"Lo habis nangis? Kok jadi cengeng gini sih lo?" Kata Alif heran. Seumur hidup dia tidak pernah melihat Dean menangis.

Dean cuma menggelengkan kepalanya.

"Ayoo check in." Kata Dean turun dari mobil.

"Mobil lo gimana?"

"Nanti ada yang ngurus kok." Balas Dean.

Sampai mereka duduk di pesawat Dean hanya diam dan sesekali memijat pangkal hidungnya membuat Alif mengerinyitkan kening nya.

"Lo kenapa sih, gak mau cerita sama gue? Siapa tau gue ada solusi buat lo." Kata Alif pada Dean.

Dean menghelakan nafas, Alif sangat cerewet sekali bertanya kepadanya sedari tadi.

" Baiklah. Jadi begini__________mengalirlah semua cerita."

FLASH BACK OFF.

"Ya sudah. Kapan saya bisa bertemu dia?" Tanya Dean membuat mata Alif berbinar.

"Lo serius?" Tanya Alif tak percaya.

Dean mengangguk kan kepalanya.

"Nanti malam gue atur pertemuan kalian, dia sebenarnya udah lama naksir sama lo walau belum pernah bertemu sama lo langsung." Kata Alif antusias.

"Dia tau gue dari mana?" Kata Dean heran.

"Di ponsel gue kan banyak foto-foto lo." Jawab Alif.

Apa Salah Perempuan Yang NGEJAR ???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang