Chapter 8

2.1K 268 9
                                        


Akhirnya hari yang sudah kutunggu-tunggu selama seminggu ini tiba juga—hari spesial yang sudah kucatat di kalender iPhoneku bahkan sampai aku kasih alarm segala—yaitu hari kegiatan kunjungan orangtua Futaba Hoikuen.

Dengan boyband favoritku, The Falcons, datang sebagai tamu dan pengisi acara utamanya.

Tapi sialnya gara-gara aku terlalu bersemangat kemarin, aku semalaman jadi tidak bisa tidur dan malah begadang kayaknya sampai jam tiga tadi malam. Alhasil aku bangun kesiangan (padahal sudah pasang alarm). Seluruh pengurus dan pengasuh hoikuen seharusnya sudah datang dan membantu bersiap-siap sejak pukul enam pagi, namun aku malah baru tiba di hoikuen pukul delapan dan jadinya tidak heran aku ditegur habis-habisan oleh Anko-sensei.

Untungnya karena masih banyak yang harus dipersiapkan sebelum para orangtua dan anak-anak mereka datang pukul sembilan nanti, Anko-sensei tidak menghabiskan waktu lama menceramahiku dan menyuruhku untuk kembali bekerja. Setelahnya aku langsung pergi membantu menata kursi-kursi dan dekorasi di aula utama hoikuen tempat akan dilaksanakannya pertunjukan utama siang nanti.

Aula utama hoikuen berukuran sedang karena memang biasanya cuma dipakai untuk acara-acara tertentu saja, seperti acara pembukaan tahun ajaran baru, acara kelulusan, dan kegiatan-kegiatan khusus seperti sekarang ini. Lagipula anak-anak di hoikuen itu cuma anak berumur lima tahun ke bawah yang artinya masih kecil-kecil dan jumlah anak-anak disini juga tidak terlalu banyak untuk ukuran sekolah usia dini biasanya, jadinya tidak perlu ruangan yang besar-besar. Maka seharusnya dekorasi pun tidak sampai memakan waktu yang lama.

Akan tetapi, berhubung kegiatan kali ini spesial karena datangnya artis nasional sekaliber The Falcons, aula yang aslinya cuma ruangan kosong biasa kini jadi agak mewah dengan adanya dekorasi ilustrasi-ilustrasi gambar yang digantung dengan tali, satu set sound system sederhana, dan panggung buatan dengan ketinggian rendah. Kursi-kursi dijejerkan di setiap sisi pinggir aula hingga membentuk huruf U yang menghadap ke panggung buatan tersebut. Kursi-kursi itu disediakan untuk para orangtua sementara bagian tengah aula dibiarkan kosong dan hanya beralaskan karpet saja sebagai ruang duduk untuk anak-anak hoikuen dan para pengasuh yang mendampingi.

Sambil membantu mengangkat dan menata kursi, kedua mataku sedari tadi sudah berkali-kali melirik sebuah ruangan tertutup yang dapat terlihat dari salah satu pintu samping aula. Aslinya itu adalah ruangan kelas biasa, tapi saat ini ruangan itu dipakai sebagai ruangan khusus untuk The Falcons.

Yang artinya, sekarang ini kelima cowok ganteng-ganteng itu ada di dalam sana.

Sesuai briefing, untuk menghindari atensi-atensi yang tidak diinginkan, The Falcons dan timnya datang pagi-pagi sekali ke hoikuen yaitu sekitar jam tujuh pagi. Mereka akan bersiap-siap dan menunggu di dalam sana sampai giliran mereka tiba pukul dua siang nanti. Tapi karena aku datang telat jadinya aku tidak punya kesempatan untuk melihat mereka sebelum acara dimulai.

"Sayang sekali, Ino-sensei, padahal tadi Sai-san sempat nyariin Ino-sensei loh kok belum kelihatan katanya," kata Tenten begitu ia menemukanku di dalam aula.

"Eh, serius?" balasku, antara percaya dan tidak percaya. Habisnya kenapa kok bisa Sai mencari aku? Untuk apa memangnya?

"Serius! Kalau tidak percaya tanya saja Yakumo-sensei, aku lagi ngobrol sama dia waktu Sai tiba-tiba datang nanyain Ino-sensei."

"EH?!"

"Gara-gara itu Yakumo-sensei dan pengasuh-pengasuh lain yang kebetulan ada disitu jadi bertanya kenapa bisa Sai The Falcons kenal dengan Ino-sensei, terus jadinya aku cerita saja waktu kita bertemu dengan The Falcons di konsernya saat golden week kemarin itu, tidak apa-apa kan?"

Coming Home to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang