Tok tok tok tok tok tok!
Suara ketukan pintu yang keras kini terdengar dari dapur setelah Tzuyu terkena musibah yang sedikit mengejutkan.
Kriet-
"Ada yang bisa saya bantu?" Kata Tzuyu sambil menutupi lukanya dengan sebelah tangannya disini.
"Tadi kayaknya saya gak sengaja ngelempar kunci mobil sampai kerumah ini ya? Saya minta maaf ya, saya bersedia ganti rugi atas pecahnya kaca jendela anda" Ucap Taeyeon dengan penuh permohonan.
Mata Tzuyu tidak tertuju pada Taeyeon saat ini, tapi matanya tertuju pada pria yang berada dibelakang Taeyeon, pria yang baru saja beradu mata dengan Tzuyu langsung mengalihkan pandangannyaㅡMingyu
"Nih orang gak sengaja apa emang niat bales dendam sama gue sih" Batin Tzuyu sam0ppbil menatap Mingyu jengkel.
Tzuyu langsung menutup pintu rumah nya tanpa berkata apa-apa, membuat Taeyeon bingung sendiri. Apa maksud dari tingkah anak ini yang tiba-tiba malah menutup pintunya tanpa permisi.
Taeyeon mengalihkan pandangannya kearah Mingyu. Taeyeon mengangkat satu alisnya heran kemudian diakhiri dengan Mingyu yang pura-pura tak kenal dan malah mengangkat kedua bahunya.
Tak lama kemudian, Tzuyu membuka pintu nya kembali namun ia hanya menampilkan sebelah wajahnya dan mengulurkan tangannya bersama kunci mobil milik Taeyeon yang saat ini sedang dikepalnya.
"Nih" ucap Tzuyu dingin.
"Wah makasih banget, sekali lagi ma-" Ucapan Taeyeon terpotong saat melihat Tzuyu meneteskan setetes darah yang berasal dari kepalanya.
Mingyu yang panik bukan main pun hanya bisa diam dan tetap menjaga rahasianyaㅡMingyu adalah mantan kekasih Tzuyu.
"Buset, vampir bisa berdarah juga toh" kata Mingyu dalam hati dan menatap Tzuyu dengan image yang sok cuek, padahal sih hatinya udah deg-degan banget kalau sampe terjadi apa apa sama Tzuyu.
"Kamu berdarah? Apa jangan-jangan gara-gara ketimpuk?" Taeyeon yang malah panik.
"Nggak kok saya gak apa-apa" Ucap Tzuyu sambil membanting pintu rumahnya dan buru-buru menguncinya. Mau taruh dimana mukanya setelah Mingyu tau kalau Tzuyu lagi berdarah.
- // -
"Tetangga kamu aneh" bisik Taeyeon pada Mingyu, Mingyu malah bergidik gemas pada tingkah Tzuyu yang aneh didepannya dan tantenya. Apa dia masih suka sama Mingyu? Itu yang daritadi Mingyu fikirkan.
Mingyu merebahkan tubuhnya dikasur, menatap langit-langit dan membayangkan wajah Tzuyu barusan disana. Lama-lama ia jadi teringat saat mereka berdua pertama kali pertemu, pertemuan unik diperpustakaan, saling membaca fikiran satu sama lain dan memilih untuk jadian dan mengakhirinya dengan kata putus. Semua kejadian masih terbayang-bayang di kepala Mingyu saat ini, ia menyimpulkan dirinya sendiri bahwa ternyata Mingyu memang masih-
"Gue masih suka sama dia?" Mingyu mendadak berada diposisi duduk dengan ekspresi kebingungan.
"Gak gak gak, gak mungkin, gue udah putus sama dia, itu artinya gue udah beneran gak cinta sama dia" kata Mingyu entah pada siapa. Ia pun kembali merebahkan dirinya dikasur dan menutupi bahunya dengan selimut.
"Jangan-jangan gue beneran cinta sama Tzuyu" Mingyu kembali duduk lagi kemudian menyeringit. Perasaan Mingyu saat ini benar-benar tidak bisa digambarkan oleh apapun. Ia sendiri bingung dan belum bisa memastikan apakah ia masih mencintai Tzuyu atau tidak.
- // -
"Shh" Tzuyu mengigit bibir bawahnya menahan sakit seraya mengoleskan obat merah ke dahinya.
"Kenapa dia ada disini sih?!" maki Tzuyu pelan, karena ia takut kata-kata nya terdengar oleh sasaran dan berakhir kericuhan.
Tok tok tok!
"Jangan bilang... Dia ada didepan rumah gue dan mau " Tzuyu panik dan bingung harus berekspresi apa saat bertatapan wajah dengan Mingyu. Menjaga image sebagai seorang mantan adalah hal yang sangat penting bagi Tzuyu.
Tzuyu tak lupa untuk menyisir rambutnya sekilas dan memastikan bahwa ia terlihat cantik didepan sang mantan kekasih.
Kini Tzuyu telah berada didepan pintu dan menyelipkan anak rambutnya agar terlihat lebih cantik.
Bahkan ia menyibak rambutnya agar leher jejang nya terlihat oleh orang yang Tzuyu akan tebak adalah mantannya.
Kriet-
"Misi mbak, paket" tukang pos mengantarkan sekotak kardus yang dikiranya berisi barang kiriman dari seseorang.
Tzuyu tersenyum miris dan menutup kembali leher nya dengan rambut hitam pekat nya. Tak cuman itu, Tzuyu dibuat heran karena seumur hidup ia merasa tak pernah memesan barang secara online sama sekali.
"Perasaan.. saya gak pernah belanja online atau dapet SMS kalau bakal menang giveaway deh, ini apa ya?" tanya Tzuyu bingung sambil meneliti kondisi kotak box itu.
"Anu mba, sebenernya saya cuman lewat, saya sebenernya cuman ada tugas buat ngirimin paket ke tetangganya si mbanya, tapi tiba tiba saya disuruh tunggu sama masnya itu dan dia langsung ngeluarin isi yang ada dikardus, trus isinya diganti sama 13 kotak susu sama sedotannya , kata si masnya saya suruh kasih ke mbanya"
Tzuyu mengangkat satu alisnya. 13? Bukannya 13 itu tanggal jadian mereka berduaㅡMingyu Tzuyu. Dan... Bukannya Mingyu tau kalau Tzuyu minumnya cuman darah dan bir.
"Saya sebenernya gak minta penjelasannya secara detail sih masnya hehe, tapi makasih deh ya, saya gak usah bayar kan, kalau gitu saya masuk ya" Tzuyu mengambil kotak itu dan memutar badannya 180°
"Eh tunggu dulu mbanya"
"Katanya pembayaran ditanggung sama mbanya""Sialan Kim Mingyu, maksudnya apa coba ngasih gue susu dan nyuruh gue bayar ini sendiri, bener-bener manusia aneh!" Maki Tzuyu dalam hati, ia melontarkan senyum diwajahnya,senyum aneh yang dibuat-buat agar tukang pos nya mengira bahwa Tzuyu menerima paketnya dengan sangat baik.
"Sialan Chou Tzuyu, maksudnya apa coba, udah dia yang minum, kok malah gue yang suruh bayar sih, bener bener vampir aneh!" maki Mingyu dalam hati saat dirinya ditatap tajam oleh tukang pos tadi yang meminta tagihan.
"Bayar dong masbro, saya udah nungguin daritadi nih, kebanyak dialog" ucap sang tukang pos seraya mengulurkan tangan.
"Ah ribet, nih nih nih! Ambil kembaliannya, jangan dateng lagi tapi" kesal Mingyu yang langsung menaruh uang serarus ribu rupiah kedalam kepalan tangan sang tukang pos kemudian menutup pintu dengan keras. Emosi nya pada Tzuyu kebawa sampe tukang pos rela jadi pelampiasan.
-//-
"Lo bener bener putus hubungan sama Tzuyu" tanya Hanbin yang sedang fokus menyetir.
Sana menghela nafasnya berat kemudian memandang jalanan yang lumayan padat.
"Gue masih pengen bertemen sama dia, gue gak nyaman harus berantem begini, gue juga khawatir diagak punya siapa-siapa buat bertuker cerita, dia cuman nyaman sama gue, dia gak deket sama ayahnya" Sana berterus terang, dan merasa bersalah pada sikapnya sendiri belakangan ini terhadap Tzuyu.
Tanpa ia—Sana sadar, ia telah menitiskan air mata.
Hanbin tersenyum dan senang melihatnya. Hanbin melirik Sana sesaat, tangannya reflek untuk mengelus pucuk kepala Sana.
Sana yang menyadarinya langsung menggerakan kepalanya kearah Hanbin. Hanbin tersenyum namun masih tetap fokus menyetir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monsta-life [MinTzu]
FantasyTzuyu dan keluarga pindah ke kota dan mulai merahasiakan identitas mereka sebagai vampir, namun siapa sangka, disana terdapat sekolah yang menerima siswa monster, oleh karena itu, Tzuyu memulai kehidupan barunya di sekolah itu "Monsta School". Mingy...