Mingyu membuka matanya perlahan, ia mendapati bahwa seseorang sedang berada disampingnya, awalnya ia terkejut dan hampir berteriak, setelah ia melihat bahwa seseorang itu adalah Tzuyu, ia langsung menghela nafas lega.
"Lo lewat mana?" Tanya Mingyu sambil mengucak matanya.
Tzuyu menjawab dengan melirikkan matanya kearah jendela yang terbuka.
"Oh," jawabnya saru. "Ngapain kesini? Mau jadiin gue santapan? Apa mau ngode?" Lanjutnya dengan bertanya.
"Ga doyan darah kayak lo" ucap Tzuyu bercanda, sikap Mingyu yang tenang membuat Tzuyu kesal, ia sangat tampan saat bangun tidur, Tzuyu jadi membayangkan lebih-ia ingin melihat Mingyu memulai hari dengan membuka mata dihadapannya ketika pagi hari.
Tzuyu membasahi bibirnya dengan salivanya sebelum memulai percakapan yang sangat serius.
"Gyu" Tzuyu memulai percakapan.
"Hng?" Sahut Mingyu yang masih setengah sadar.
"Gue-gue minta maaf"
"Soal apa?" Mingyu menyadar di tembok kasur.
"Botol.." Tzuyu mencoba memberanikan diri untuk berbicara, ia takut Mingyu akan marah padanya.
"Botol itu pecah gara-gara gue" lanjutnya dengan susah payah.Ekspresi Mingyu langsung membeku, Mingyu kaget sekaligus cemas, Mingyu menggigit bibirnya cemas.
Tzuyu menghembuskan nafasnya berat. Air matanya mulai keluar, memang Tzuyu sudah berubah menjadi vampir dewasa, namun hatinya tetap mudah rapuh, tidak ada vampir jenis Origin selemah Tzuyu.
"Sini.. Gue gak marah kok" Mingyu menarik kepala Tzuyu ke pelukannya. Tzuyu menangis lepas, sudah lama ia tidak menangis dipelukkan Mingyu.
Tzuyu duduk disamping Mingyu-di tepi kasur, sementara Mingyu membelai rambut Tzuyu dengan lembut.
Tzuyu menarik kembali kepalanya dan menghapus air matanya. Mingyu tersenyum karena wajah cantik Tzuyu yang bertambah cantik setelah Tzuyu menangis.
Tzuyu menyadari Mingyu sedang menatapnya, ia hanya menghiraukannya dan kembali fokus pada topik tujuan. "Hanbin," terlintas nama difikirannya.
"Hm?" Mingyu mendengar suara Tzuyu samar sehingga ia memintanya mengatakan kembali.
"Hanbin, Gyu. Hanbin dia anak IPA, dia bisa bikin ramuan, kita harus kumpulin contoh ramuannya biar dia tau semua komposisi ramuan itu" Jelas Tzuyu dengan antusias.
Mingyu berfikir sesaat, kemudian ia mengangguk menyetujui pendapat Tzuyu.
Mereka berdua pun turun dari jendela kamar dengan meloncat bersama. Setelah sampai bawah, mereka malah tertawa bersama, entah mengapa alasannya, mungkin mereka merasa bahwa mereka lucu. Oke oke, author mulai gajelas.
Kemudian mereka berdua memutuskan untuk masuk kerumah Tzuyu lewat pintu depan, oh iya, Mingyu juga sekalian mau ketemu calon mertuanya-Yicheng.
Tok tok tok!
"Pa? Ini Tzuyu" Ucap Tzuyu sambil mengetuj pintu rumahnya yang memang sengaja dikunci.
"Tzu? Kok diluar?" Sahut Yicheng dari dalam sambil menghampiri pintu utama untuk membukakan pintu.
"Ada tamu" jawab Tzuyu yang kemudian menaruh pandangannya ke Mingyu-manusia yang sedang berada disampingnya.
Yicheng membukakan pintu dengan cepat. "Lho?" Respon Yicheng saat mendapati Mingyu sedang berdiri disamping anaknya.
"Malam pak Chou, saya tetangga sekaligus teman SMA Tzuyu" Mingyu memberi salam pertama dengan membungkuk 90° dihadapan Yicheng.
"Kim... Mingyu?" Ucap Yicheng yang sedang mencoba mengingat namanya.
Mingyu tersenyum antusias, "Iya" sahutnya sambil tersenyum lebar.
"Manusia terdingin di SMA Monsta-school sekarang berdiri disamping gue, dengan wajah dingin yang seperti orang-orang bilang, gue gak pernah mikir segini jauhnya, gue... Bisa pacaran sama dia, berantem, putus, dan baikan lagi.. Dia.. Manusia dingin yang hangat" batin Tzuyu sambil tersenyum manis terhadap Mingyu.
"Masuk" Ucap Yicheng akhirnya setelah basa-basi singkat antara Mingyu dan Yicheng.
"Tzu, papa baru ngomong beberapa jam yang lalu, lho" bisik Yicheng pada Tzuyu, dan tentunya didengar oleh Mingyu, Mingyu tak bereaksi apa-apa selain memposisikan dirinya sebagai tamu dan calon menantu ayahnya Tzuyu.
"Gak apa-apa, itu kan udah semalem, sekarang aja udah jam 04.12 AM" balas Tzuyu.
Mingyu dan Tzuyu duduk disofa, Mingyu duduk dihadapan Yicheng dan disamping Tzuyu, anggap saja mereka sedang debat keluarga dadakan.
"Kamu.. Pacarnya Tzuyu?" Tanya Yicheng langsung.
"Eung..."
"Bukan pa" selak Tzuyu sebelum Mingyu selesai mengeluarkan kata-kata.
"Kamu masih bernafas, ya?" Lanjut Yicheng mempertanyakan hal-hal ekstrim.
Mingyu tersenyum, memposisikan dirinya dan membentuk ekspresi agar tidak terlihat canggung dihadapan Yicheng. "Iya, pak Chou, saya memang masih bernafas sampai detik ini, tapi saya berjanji itu tidak akan menggoyahkan sedikitpun rasa cinta saya pada Chou Tzuyu-anak bapak" jelas Mingyu mencoba mencairkan suasana. Sayangnya usaha Mingyu nihil. Keadaan tetap mendingin.
"Oh, jadi kamu cinta sama anak saya?" Tanya Yicheng basa-basi. Jelas-jelas Mingyu ngomong..
"Sangat pak, sang-at cinta" Jawab Mingyu tanpa merasa malu. Hmm, Mingyu sih gak malu, tapi cuman muka Tzuyu aja yang daritadi memerah karena gombalan halus dari Mingyu melalui Yicheng.
"Tzu" Panggil Yicheng.
"Hm?" Sahut Tzuyu segera.
"Kamu berburu gih, papa mau ngomong empat mata sama pacar kamu ini" Ucap Yicheng. Tzuyu terkekeh karena bahasa Yicheng yang berlebihan.
"Iya deh pa, terserah" jawab Tzuyu sebelum melompat ke pohon dan menghilang.
°•°•°
"Hanbin" panggil Tzuyu sambil melepas helm, dan turun dari motor Mingyu.
"Hai, Tzu" Hanbin menghampiri Tzuyu dan memeluknya erat. Tzuyu pun membalasnya dengan hangat sebagai seorang sahabat.
"Gyu" Tzuyu memanggil Mingyu yang jaraknya sekitar 2 meter dari dirinya dan Hanbin.
Mingyu memutar bola matanya sebelum akhirnya menghampiri mereka berdua.
"Balikan?" Tanya Hanbin tanpa mikir 2 kali.
Tzuyu terkekeh setelah mendengar pertanyaan Hanbin, "Nggak kok, Kim Han" jawab Tzuyu, Mingyu tak keberatan saat Tzuyu mengatakan hal seperti itu, karena Mingyu tahu dan percaya bahwa Tzuyu hanya mencintainya.
"Baguslah" gumam Hanbin.
"Lo.. Mau bantuin kita gak?" Tanya Tzuyu langsung to the point.
"Kit—a?" Hanbin ragu untuk bertanya. Tzuyu mengangguk.
"Gue, dan semua bangsa vampir" jawab Tzuyu.
"Oh" Hanbin lega setelah mendengar bahwa pertolongannya untuk Tzuyu lebih tepatnya, bukan Mingyu.
Tzuyu tersenyum kepada keduanya untuk mencairkan suasana. Mereka bertiga jadi canggung, yeah, termasuk Tzuyu, sehingga keheningan menyelimuti suasana mereka. Sampai bel masuk berbunyi.
"Bye, Tzu" Ucap Mingyu singkat dan langsung berlari dengan cepat meninggalkan mereka.
"
KAMU SEDANG MEMBACA
Monsta-life [MinTzu]
FantasyTzuyu dan keluarga pindah ke kota dan mulai merahasiakan identitas mereka sebagai vampir, namun siapa sangka, disana terdapat sekolah yang menerima siswa monster, oleh karena itu, Tzuyu memulai kehidupan barunya di sekolah itu "Monsta School". Mingy...