14. Inisiasi

1.6K 186 2
                                    

Dagu persegi. Mata satu berwarna biru. Rambut pirang. Ia terlihat lebih mirip bajak laut daripada seorang pria bangsawan.

Miriam menghela nafas. Ia merindukan Bajak lautnya. Ia terperangkap di sini. Ia tidak bisa pergi tanpa ayahnya. Miriam mengeluarkan sebuah Surat yang terlipat. Diego memberikan padanya pagi ini. Bukti ayahnya masih hidup.

"Sayangku, Miriam.

Maaf aku sudah pergi terlalu lama. Aku belum cukup sehat sejak peristiwa yang nyaris merenggut nyawaku. Aku  hampir mati ketika kapal kami karam. Diego mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan diriku. Ia seorang pria yang baik. Terimalah rasa cintanya."

Surat ini tidak dibubuhi tanda tangan.

Miriam membaca Surat ini lagi dan lagi. Matanya sedikit basah namun ia tidak menangis.  Ayahnya masih hidup.

Diego tersenyum dan bertanya, "Kau mau, Mir? Menjadi milikku lagi?"

"Tidak."

"Mengapa tidak? Ayahmu sudah setuju."

""Jika ia begitu menyukaimu, tiduri  saja dia. Jangan aku."

"Kau berubah, Mir. Dulunya kau lebih manis."

"Sudah kubilang,  gadis bodoh itu sudah mati."

Miriam kembali memperbaiki mesin. Ada sesuatu yang salah dengan surat itu. Tapi ia tidak tahu apanya. Diego memukul pintu dalam kemarahannya. Ia menggenggam lengan Mir dan mencoba memaksakan ciuman padanya.

Miriam memperingatkan, "Sentuh aku dan jangan harap aku memperbaiki mesin2mu. Aku lebih baik mati daripada bersamamu lagi."

Diego mendorongnya menjauh seperti Mir adalah  penyakit menular saja.

Ia mengancam,  "Dua hari. Perbaiki mereka. Atau lihat ayahmu mati di depanmu."

Sang insiyur jahat akhirnya meninggalkan  bengkel kerja juga.

Air Mata bercucuran jatuh dari pipi Miriam. Tapi ia segera menghapusnya. Tidak ada waktu untuk menangis. Ia harus menyelamatkan ayahnya sekuat tenaga.

*****

Dalam sebuah pondok kotor di East End, seorang pria sedang tidur pulas ketika pria lain mencekik lehernya. Ia hampir saja mati. Penyerangnya melepaskan lehernya sebelum ia mati tercekik.

"Mengapa Diego Fontana datang ke mari?" tanya Blake.

"Iversley? Tuhan, kau hampir saja membunuhku!" protes si penipu ini.

Blake mengambil sebuah pisau lipat yang kecil dan sangat tajam dari sakunya. 

"Tidak, tunggu! Ia, ia datang untuk sebuah  surat palsu. Bayarannya bagus. Jadi mengapa tidak?"

"Katakan semuanya padaku. Kata demi kata. Satu kesalahan berarti kehilangan satu jari. Kau tidak bisa menulis tanpa jari, Kan?"

Si penipu menelan ludah. Semua orang di East End mengenal Blake Iversley. Ia beberapa kali membunuh untuk Don. Tidak pernah meleset. Seorang legenda hidup.

Si penipu mengatakan isi surat itu dengan cermat. Blake mengerutkan keningnya. Seperti yang ia takuti, Diego sudah membodohi Miriam. Ayahnya telah lama mati. Jika pria itu masih hidup, Diego tidak akan membutuhkan sebuah surat palsu.

James dan beberapa phantom sudah mengeledah rumah Diego ketika ia sedang  keluar. Tidak ada tanda2 keberadaan ayah Miriam.

Blake sudah mengikuti Diego selamabe2 Hari penuh. Pria itu hanya pergi ke klubnya, bengkel dan rumah. Bukan tempat2 bagus untuk menyembunyikan seorang tahanan.

Baron Hitam/ Black Baron (Iversley #3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang