16.Penyesalan datang terlambat

1.6K 195 3
                                    

Seorang pria yang berdiri di belakangnya bertanya,"Diego Fontana?"

Diego berbalik dan bertanya, "Apa  aku mengenalmu?"

"Bossmu mengirimku. Ini harga kegagalanmu."

Sebuah pisau ditusukkan ke perutnya  dengan sangat cepat. Diego terjatuh berlutut.

Pria itu sudah menghilang, berbaur dengan kerumunan. Tiada orang yang menyadari peristiwa ini. Semua orang sedang sibuk mengirimkan barang dagangan dari satu tempat ke tempat lainnya.

Diego memegang sebuah tiang lampu jalan dan memaksakan dirinya untuk berdiri. Lukanya terlalu besar dan dalam. Kehidupan sedang merembes keluar dari dirinya saat ini. Hanya Ada satu tempat yang ingin ia tuju.

Satu2nya gadis yang ingin ia temui terakhir kalinya. Satu2nya penyesalan dalam hidupnya.

*****

Miriam sedang tersenyum pada suaminya. Ia terlihat  bahagia ketika berjalan menyusuri halaman dengannya.  Senyumannya pudar ketika ia melihat  Diego.

Blake Iversley berdiri di depan istrinya. Ia bertanya dengan  marah, "Mau apa kau di sini?"

Diego berkata dengan lemah, "Mengucapkan selamat tinggal..."

Blake menatap darah yang terus menetes dari lukanya. Dilihat dari posisinya, mungkin hatinya. Pria ini tidak akan hidup lama.

Miriam berteriak, "Dokter! Seseorang segera panggilkan  dokter!"

"Tidak berguna..."

Diego batuk darah dari mulutnya.

Miriam melangkah mendekat tapi Blake menggenggam tangannya. Ia memohon, "Kumohon..."

Blake menatap genangan darah di tanah.

Ia berpesan, "Hati2."

"Ok."

Blake tetap berdiri di samping Miriam. Jika pria ini berani macam2 dengan istrinya, ia akan  memastikan kematian yang pelan dan penuh kesengsaraan.

Diego menyentuh pipi Mir dengan tangannya.

Ia berkata, "Aku mencintaimu, Mir. Selalu mencintaimu. Tapi aku...benci...kau...lebih...(batuk2) ....baik...dariku..."

"Diego..."

"Selamat tinggal..."

Diego Fontana berjalan pergi, menyeret kakinya meninggalkan halaman depan Salvatore manor.

Miriam menangis tersedu2. Ia benci pria ini karena semua yang ia lakukan di Masa lalu. Tapi melihatnya seperti ini mematahkan hatinya.

Blake memeluknya dari belakang. Miriam terus menangis tersedu2 di pundak suaminya.

Seorang pelayan melaporkan penemuan seorang mayat satu jam kemudian. Tubuh Diego ditemukan tidak jauh dari depan pagar utama  Salvatore manor.

Blake segera mengatur pemakaman pria itu. Karena pria itu tidak pernah menikah. Dan ia tidak punya keluarga lagi.

Miriam tidak akan membiarkan mayatnya dibuang ke sungai Thames.

Sayang sekali.

Seminggu kemudian, seorang pengacara mengunjungi Miriam. Ia mengumumkan Diego telah meninggalkan segalanya untuknya. Kekayaannya, hak paten, gambar desain mesin, suku cadang mesin, dll.

Miriam berdiri dengan tegak, menatap keluar rumah melalui sebuah jendela untuk waktu yang lama.

Blake baru saja tiba di rumah. Ia bertanya, "Apa kau baik2 saja? Kau terlihat pucat."

Mir berkata, "Diego meninggalkan semuanya untukku. Semua gambar desain mesin yang ia curi dari ayahku. Hak patennya.  Semuanya."

"Memang semuanya milikmu dari awal," keluh Blake.

"Aku masih belum bisa percaya ia sudah meninggal dunia. Dengan cara  seperti itu..."

"Mengenai hak paten, Mir. Aku baru saja berbicara dengan Tuan Ducane. Ia setuju bahwa seorang wanita seharusnya menerima apa yang  telah ia buat. Kami sedang mengatur supaya kau  mendapatkan hak  paten atas mesin2 barumu. Dimulai dari mesin pembuat mentega."

Mata Mir membelalak lebar. Ia bertanya, "Apakah mungkin?"

"Tuan Ducane telah mengatur segalanya. Hanya pemerintah yang akan mengetahui tentang Hal  ini. Publik tidak akan tahu. Kita takut akan kegaduhan yang tidak perlu. Kita tidak mau para wartawan terus berkeliaran di halaman belakang kita selamanya."

"Ya, kau benar."

Belum pernah ada pria lain yang  berjuang untuk haknya. Belum pernah ada orang lain yang perduli ia seharusnya mendapatkan hak paten. Hanya pria ini. Dan cinta Mir padanya semakin dalam dan dalam saja. 

"Blake Iversley, aku mencintaimu..."

"Aku mencintaimu juga."

Mereka bercumbu mesra untuk sementara  waktu.

Akhirnya Miriam menatapnya.

Blake bertanya, "Ada apa?"

"Aku ingin menerima murid2. Anak2 dari keluarga miskin. Mengajari mereka membuat mesin2. Diego meninggalkanku bengkel kerjanya dan suku cadang mesin. Sayang sekali jika membiarkan mereka berkarat..."

"Aku akan mendukung semua keputusan yang kau buat, Pixie. Kau seharusnya sudah tahu dari awal," kata Blake dengan penuh percaya diri.

Suami lain akan menginginkan dirinya untuk mengurus rumah tangga seperti seorang istri pada umumnya. Bukan suaminya. Ia hanya ingin kebahagiaan dirinya.

"Oh, aku cinta kau, Blake."

Tiba2 suaminya sudah menggendongnya di atas pundaknya.

"Hey! Turunkan aku!" teriak Mir.

"Sepertinya kau akan sibuk selama beberapa  waktu. Sebaiknya aku menculikmu untuk bersenang2 di kamar Kita dulu," goda Blake.

Blake menaruhnya di ranjang dengan lembut. Cumbuan dan lebih banyak cumbuan. Ia melepaskan pakaian Mir dengan mudahnya. Perlahan2 mereka menjadi satu lagi.

Ranjang yang sama ketika Blake pertama kali dibawa paksa ke rumah ini. Ketika mereka pertama kali bertemu. Ia tidak pernah mengira ia akan jatuh cinta pada gadis ini.

Gadia berambut merah. Pixienya.

Perbedaan usia bukan lagi masalah bagi mereka. Karena mereka saling mencintai.

Mir melebarkan kakinya untuk menerima suaminya.

Ia mulai mencintai pria ini sejak hari ia memuji mesinnya. Pria lainnya (termasuk Diego dan ayahnya) tidak pernah benar2 menghargai kemampuannya. Hanya pria ini. Blake Iversley. Satu2nya yang melihat dirinya sebagai seorang insinyur mesin wanita yang berbakat.

(Aku mencintaimu, Blake Iversley. Aku tidak perduli kau bekas napi. Aku tidak perduli kau hanya punya satu mata saja. Aku mencintaimu).
-------------------------------------------------------
Jangan lupa untuk vote dan komentarnya:)

Blake: Ini baru caraku memperlakukan seorang lady. Dengan hormat dan cinta

Aku: Aku tahu. Puas?

Blake: Belum. Biarkan aku menikmati Mir di ranjang selama seminggu atau 2 minggu lebih

Aku: Kehidupan pribadimu bukan urusanku

Blake: Kata orang yang membeberkan rahasia hidupku ke mana2

Aku: ...

Baron Hitam/ Black Baron (Iversley #3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang