Hari demi hari berlalu, Nasya hampir melewati musim ketiganya bersama Gina. Bersama anak perempuan manis itu seperti sudah menjadi kebiasaan yang tak bisa dilewatkan bahkan ia telah terbiasa dengan semua kegiatannya bersama Gina.
Bukan hanya dengan Gina. Nasya semakin dekat juga dengan Yogi. Mereka melewati banyak malam di depan piano. Bermain bersama dan bercerita tentang banyak hal. Tentang bagaimana Yogi bertemu Rasya. Bagaimana Nasya sampai akhirnya bersama Jimmy. Walau ada kecemburuan dalam hati Yogi ia berusaha menahan untuk tak bereaksi. Ia tak ingin hubungannya menjadi canggung. Karena ini adalah usahanya untuk menaklukkan hati seorang Kim Nasya.
Yogi merasa kesulitan masuk ke dalam hati gadis itu. Jimmy, Jimmy dan hanya Jimmy yang sepertinya menjadi penghuni satu-satunya hati dan hidup Nasya. Tapi, tapi Yogi bukan tipe pria yang mudah menyerah. Ia akan berusaha, apapun untuk mendapat apa yang ia inginkan. Ingat, 'apapun', tak ada kata tidak dalam hidup pria berkulit putih itu saat ini. Menurutnya ia telah banyak berkorban untuk hidup. Dan kini tak ada lagi kata melepaskan atau ditinggal.
Malam ini Yogi kembali memainkan piano. Sementara Nasya duduk di sisinya, seperti biasa menatap Yogi ... kagum juga ia, melihat bagaimana semakin liarnya pria di sisinya itu memainkan tiap tuts piano. Dan tentu saja semakin mahir dari hari ke hari.
Nasya selalu meminta agar pria itu memainkan lagu ciptaannya sendiri setiap saat. Entah, mengapa lagu itu selalu membuat hatinya menjadi lebih baik. Alunan musik klasik berhenti, Yogi menatap Nasya seolah memberitahu jika ia akan memainkan lagu kesukaan gadis di sampingnya itu. Nasya tersenyum, senang tentu saja, ia tak pernah bosan mendengarnya.
Alunan denting piano dimulai kembali. Lagu dengan judul first Love, buatan Yogi saat pertama kali ia mengetahui jika ia jatuh cinta dengan seorang gadis di kampusnya. Gadis, yang selalu duduk di taman dan membaca sendirian. seorang gadis yang akhirnya menjadi wanita dalam hidupnya. Malam ini sebagian kilasan masa lalunya bersama Rasya terus hadir dalam pikirannya selama bermain piano.
Dada pria itu kembali terasa sakit, seolah perasaannya baru saja tergores kembali. Masa-masa bahagia yang mereka alami, saat Rasya tersenyum waktu pertama kali menggendong Gina mereka tertawa bersama, bagaimana mereka berjalan dengan penuh senyuman setelah selesai mengucapkan janji pernikahan. Seolah ada beban besar kembali menumpu. Sakit ... Dan sesak kini hadir bersamaan.
Nasya menatap Yogi, ia merasa kali ini pria itu tampak lebih emosional dari biasanya. Nasya menyentuh pundak Yogi, Yogi terhenti ia seperti tersadar kembali.
"Kalau gitu jangan dilanjutkan." Ucap Nasya. "Cukup untuk hari ini aku berterima kasih." Ia menatap Yogi dan tersenyum meskipun pria itu tak bisa menatapnya.
Perlahan Yogi menatap Nasya. Menatap dalam-dalam ke manik mata yang jelas berbeda dengan Rasya. Hatinya berdebar saat menatap Nasya. Ia tau jika jatuh cinta, hanya saja yang tak bisa ia terima adalah. Mengapa ia masih terluka dengan cinta lamanya. Sementara hatinya telah mencintai seseorang yang kini hadir dalam hidupnya?
Nasya menatap penasaran pada pria dihadapannya, yang kini menatap dengan mata berkaca-kaca. "Apa yang kamu pikirkan?"
"Rasya ... dan ...." Sahut pria itu menggantung.
"Hmm?"
Tatapan Yogi semakin dalam. "kamu,"
"Aku?" Tanya Nasya bingung.
Yogi menghela napasnya dan mengangguk. Sementara Nasya semakin menunduk saat Yogi tanpa jeda mengaitkan tatapan pada dirinya.
"Jangan seperti itu." Ucap gadis itu.
Yogi mengarahkan wajahnya dengan cepat ia mencium bibir Nasya, serta memegang wajah dan tubuh Nasya. Nasya melawan memberontak tapi pelukan Yogi semakin kencang. Bibirnya memaksa masuk kedalam mulut Nasya, sementara Nasya mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Sesaat Yogi melepaskan ciumannya pada Nasya.
"Yog ...." Ucapnya belum sempat berkata lebih Yogi kembali mencium bibir Nasya.
Nasya mendorong tubuh Yogi ketika ia merasa pelukan erat yang ia rasakan mengendur. Nasya berlari menuju pintu keluar. Tapi Yogi berhasil menahan tangan Nasya.
"Kamu gila?!"
"Aku suka kamu, Nasya."
"Jangan gila tuan Yogi!!!" Teriak Nasya seraya berusaha melepas genggaman tangan Yogi.
Pria itu menarik tangan Nasya menyudutkan gadis itu ke tembok dan mengunci ruangan. Kaki Yogi mengunci kedua kaki Nasya sementara tangannya mengunci kedua tangan Nasya. Ia menciumi serupa inchi wajah dan leher jenjang di hadapannya itu. Tangannya yang lain menyelusup ke dalam tubuh Nasya meraba salah satu gundukan di dalamnya.
"Lep-!" Nasya terus memberontak, tapi tenaga Yogi jauh di luar perkiraannya. Yogi kehilangan akal sehatnya beberapa hari ini ia terus memikirkan waktu pernikahan Jimmy dan Nasya semakin dekat. Ia tak bisa diam saja. Dan ide gila ini muncul begitu saja saat ia mengingat Rasya. Gila memang, tapi benar niat jahat bisa muncul dimana saja.
Yogi melepaskan ciumannya menatap dengan tatapan dingin dan mengancam. "Diam! Atau aku akan lakukan sesuatu pada ayah kamu atau pria itu."
"Kenapa kamu selalu ancam aku?!"teriak Nasya tak mau kalah. Menurutnya ini tak adil, bukankah ia telah bersedia untuk menjadi ibu bagi Gina. Lalu saat ini? Apa ia juga harus di lecehkan?
"Aku bilang aku suka kamu ngerti?." Ucap Yogi dingin dan mengancam.
"Lepasin aku!"
"Kamu tau apa yang bisa aku lakukan kan? Ke ayah dan tunangan kamu itu?"
Nasya menelan saliva-nya. Ia menyesal telah berbuat baik, dan berpikir jika Yogi adalah orang yang baik. Nyatanya ...?
Gadis itu terdiam, tubuhnya telah pasrah dan tak melawan. "Lakukan apapun ... Kecuali melakukan hubungan seperti itu. Kau juga boleh menyiksaku, atau bunuh aku jika perlu. tapi jangan sakiti ayahku atau Jimmy." Nasya katakan dengan suara bergetar dengan tangan yang ia kepalkan.
Tubuhnya Yogi mendekat, bibirnya mendekati telinga Nasya. "Kamu enggak dengar? Aku ...mau kamu Nasya."
"Kamu bajingan ...." Lirih Nasya.
Tatapan Yogi menjadi sedih sesaat ada rasa kecewa pada dirinya sendiri mendengar gadis yang ia cintai mengatakan hal seperti itu. Tapi kembali berubah saat ia menjauhkan wajahnya dan menatap Nasya. "Di sini pasti enggak akan nyaman. Gimana kalau kita mulai di kamar kita? Hmmmm?" Yogi tau ini hal terjahat yang ia lakukan. Tapi ia hanya bisa melakukan ini untuk mendapatkan Nasya.
Nasya terluka harga dirinya hancur. Ia tau saat ini ia akan menjadi jalang bagi seorang bernama Yogi. Gila ... Ia tak tau caranya beranjak. Tapi, ia tak ingin perusahaan sang ayah dan orang yang ia cintai dihancurkan.
"Jimy maaf…"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama Untuk Gina| Min Yoongi (M)(✔) REPUBLISH
RomanceBertemu dengan perempuan yang 99,999% mirip dengan mendiang istri?! (Start published 10/10/2018) (End: 08/09/2019) (Revisi: Juli 2020) (Revisi: Oktober 2023 jadi lokal) Update lebih cepat di karyakasa