MUG 12

331 72 17
                                    

Waktu selalu terasa begitu lama ketika dua insan yang jatuh cinta berjauhan. Tiga bulan lamanya Jimmy berada di Jepang. Setiap hari rindu di simpan. Yang paling menyebalkan adalah Nasya yang kini sering tak menjawab panggilannya. Sengaja mengambil libur setelah dirasa cukup bekerja dan belajar.

Saat harus kembali, Jimmy segera menuju rumah sang kekasih. Liburan ini ia kembali ke Korea meski tau Nasya tak ada di sana. Hanya sekadar melepas rindu lewat kenangan yang ada.

Setelah tiba malam tadi, paginya, dia segera menuju rumah Rajin.  Kedua pria itu  kini sibuk berkutat di dapur. Memasak untuk sarapan. Jimmy memotong sayuran, lalu sang calon mertua mulai memasak. Keduanya memasak dengan sangat lihai, dan kompak. Mereka memang sering memasak meski Nasya sering melarang.

"Kalau Nasya ada di sini, pasti dia minta kita duduk dan melakukan semua sendiri." Jimmy ingat bagaimana gadis itu selalu saja ingin Jimmy tak melakukan apapun. Kini ia rindu dengan kekasihnya itu. Apalagi, Nasya susah sekali untuk dihubungi.

"Dia sibuk banget, sampai sampai lupa sama  ayah dan tunangannya," gerutu Rajin kesal mengingat jika sudah hampir seminggu ini Nasya belum menghubunginya.

Bukan sama  sekali tak menghubungi sang ayah. Mereka masih berkirim pesan. Hanya saja Rajin penasaran dengan keadaan Nasya. Kemudian sedikit memaksa sang anak untuk menghubungi melalui video call. Namun, karena Nasya sendiri takut jika kebohongan yang ia lakukan terbongkar, ia memilih untuk menahan diri menghubungi sang ayah.

"Om mungkin ... Nasya cuma lagi berusaha menyelesaikan pekerjaannya dengan baik supaya bisa kembali tahun depan Om." Hibur Jimmy pada calon ayah mertuanya itu.

"Ya, dia memang kayak gitu." Rajin setuju dengan ucapan Jimmy, seraya berjalan dan memindahkan makanan yang sudah ia masak ke meja makan. "Tapi, om senang kalau dia memang baik-baik saja." Lanjutnya kemudian duduk di kursi meja makan.

"Sejak kecelakaan itu, Nasya emang banyak berubah. Dari  si judes yang selalu marah dan jauhin aku.. sekarang berubah jadi baik si perhatian." Jimmy mengingat bagaimana sebelum kecelakaan itu Nasya tak pernah benar-benar menatapnya.

Sebelum mengalami kecelakaan, Nasya memiliki seorang kekasih. Dan saat sang ayah menjodohkannya dengan Jimmy, Nasya menentang keras. Jimmy tak cocok untuknya. Jimmy itu akan lebih cocok dinilai sebagai mata-mata sang ayah. Maka Nasya tak pernah menyukai Jimmy.

Setelah kecelakaan, Nasya mengalami amnesia dan kelumpuhan pada bagian kaki. Selama itu Jimmy yang menjadi kedua kaki bagi Nasya. Sejak itu pula keduanya dekat. Hingga kini bertunangan.

Raji  tersenyum, melirik Jimmy sesaat dari sudut matanya. "Ayo makan, nanti enggak enak kalau dingin," ajaknya kemudian.

***

Pagi ini si cantik Gina telah rapi. Ia duduk di kamarnya bersama Nasya dan membaca buku. Nasya membacakan kisah anak lucu, membuat Gina senang sekali. Sesekali gadis kecil itu tertawa mendengar cerita yang ia dengan.

"Mama, siang nanti apa Gina boleh beli es krim?" tanya Gina pada Nasya yang sedang membelai rambut gadis kecil itu.

Nasya mengangguk, lalu mencubit pelan pipi Gina. "Tentu saja boleh tapi, bilang papa dulu ya?"

"Kita pergi aja sama papa. Karena papa hari ini 'kan libur," saran anak kecil itu.

"Oke, kita akan beli es krim sama papa," kata Nasya lagi.

Ia sudah larut dan jatuh hati pada Gina. Tiap hari ia habiskan bersama Gina. Sehingga gadis kecil itu perlahan masuk ke dalam hati dan membuat Nasya jatuh hati. Lalu saat ini, Gina seperti salah satu semangatnya untuk menjalani hari di rumah itu.

Mama Untuk Gina| Min Yoongi (M)(✔) REPUBLISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang