Malam ini Nasya bersama sang kekasih berada di apartemen jimmy. Lusa ia akan berangkat ke Spanyol, jadi ia ingin berdua menghabiskan waktu lebih banyak. Ia akan cukup lama berada di sana. Menyedihkan rasanya harus berpisah dengan Jimmy.
Gadis itu kini berada di dapur memasak untuk makan malam mereka. Jimmy ingin makan masakan rumah, dan beruntung Nasya bisa memasak beberapa menu yang mudah. Ilmu yang ia dapat dari hasil belajar dari ayahnya yang sangat jago dalam hal itu.
Jimmy memeluk Nasya dari belakang Siapa lagi kalau bukan Jimmy. Pria itu kemudian merebahkan kepalanya di lekuk leher sang kekasih, juga mengaitkan tangannya ke pinggang, Nasya bisa merasakan embusan napas kekasihnya.
"Jim jangan kayak ini!" protes Nasya. "Aku sudah buat lanjutkan kalau kamu seperti ini."
Ia mengecup leher sang kekasih, lalu dengan sengaja menghembuskan napas kuat-kuat. Sesaat tubuh Nasya bergidik seolah ada aliran magnet yang menjalar, kemudian menjadi layaknya gelitik di sekitar perutnya.
"Jim, jangan kayak gini."
"kamu punya aku ya, malam ini," ucapnya seduktif.
"Aku milik kamu kemarin, hari ini dan besok. Sekarang duduk! Dan aku akan buatkan makan malam," perintah nasya yang sama sekali tak dihiraukan oleh Jimmy.
Jimmy membalik tubuh sang kekasih sehingga keduanya berhadapan, tatapan Jimmy terlalu jelas dan menggoda. Nasya berpaling ia tak bisa melihatnya jika seperti ini.
"Cium," ucap Jimmy manja.
Nasya mengecupnya cepat. Pria itu tak terima dan kembali mencium bibir merah muda itu dengan cepat. Nasya berusaha mengatur napasnya. Ciuman liar, nakal dan menuntut lebih jauh. Lidahnya mengabsen tiap bagian di dalam mulut. Menyesap, menggelitik, menggigit kecil bibir. Napas Nasya tersengal seolah baru saja berlari jauh. Ia mendorong sang kekasih agar menghentikan dulu kegiatan panas mereka.
"Stop Jim! Aku belum masak!" protesnya lagi lalu mendorong tubuh Jimmy, dan mempoutkan Bibir.
"Baiklah, tapi peluk aku sebentar aja." Jimmy tak mau kalah, rasanya berat sekali untuk melepaskan kekasihnya kali ini.
Nasya memeluknya, Jimmy kemudian mendaratkan kecupan di leher jenjang sang gadis. Bukan hanya mengecup ia bahkan mengusap punggung Nasya, membuat ia melenguh dan memejam.
Kelemahan Nasya teraba dalam satu usapan samar dan sang kekasih tau jelas itu, ia mengambil kesempatan. Nasya lalu melakukan kegiatan yang buat Nasya rasakan degup jantung yang semakin bergemuruh riuh. Nasya meremas bagian sensitif Jimmy agar berhenti.
"Arrhh!!" Jimmy memekik merasakan ngili. Pria itu lalu melepaskan pelukan dan menatap dengan kesal. "Nas, kenapa kamu selalu kayak gitu sih! Ini sakit banget."
"Salah kamu, kamu goda aku. Padahal aku belum selesai masak. Diam di sana," perintah Kim Nasya sambil menunjuk meja makan. "Atau akan aku biarin si junior kamu itu kelaparan sepanjang malam."
"Yaaaah, sayang!" teriak pria dengan mata sayu itu kesal sambil mengacak rambutnya, kemudian berjalan dan duduk di kursi makan dengan menangkupkan tangannya di meja makan.
"Anak pintar," ucap Nasya tersenyum manis. Ia kemudian kembali dengan kegiatan memasak makan malam untuk mereka berdua.
Nasya kembali memasak, sementara Jimmy sibuk dengan ponsel membaca artikel. Tak ada yang bisa ia lakukan selain menunggu. Takut, kalau Nasya dengan tega membuat junior kesayangannya kelaparan sepanjang malam.
Selesai makan malam, Nasya merebahkan tubuh di sofa ruang tengah. Sementara Jimmy mencuci piring. Wanita itu menatap sang kekasih sesekali, menurutnya kekasihnya itu tampan sekali bahkan ia bisa mengatakan itu hanya dengan menatap punggungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama Untuk Gina| Min Yoongi (M)(✔) REPUBLISH
RomansaBertemu dengan perempuan yang 99,999% mirip dengan mendiang istri?! (Start published 10/10/2018) (End: 08/09/2019) (Revisi: Juli 2020) (Revisi: Oktober 2023 jadi lokal) Update lebih cepat di karyakasa