Hari ini Gina ada pergantian kelas, gadis kecil itu merasa sangat senang. Ditambah ia bisa sekelas dengan Darel. Saat makan siang Gina memilih makan di taman belakang sekolah. Pohon-pohon yang rindang menyebabkan suasana dingin dan membuatnya tak kegerahan, itu alasan mengapa ia suka makan di taman belakang.
Gadis kecil itu kini duduk di salah satu bangku taman sambil menyantap makan siang yang telah disiapkan bibi Ma. Sebenarnya, sekolah menyediakan kantin. Hanya, Gina memiliki beberapa alergi makanan. Yogi tak ingin ambil resiko dan ia meminta Gina membawa makan siangnya sendiri.
"Kamu di sini Gina?" tanya Darel sambil berjalan mendekat, kemudian duduk di sebelah Gina.
Gina mengangguk. "Iya, kamu udah makan?"
"Aku udah makan kok. Aku dari tadi nyariin kamu," Jawab Darel sambil tersenyum ke arah Gina.
Gina menyelesaikan makan siangnya. Ia menutup kembali kotak makan miliknya. "ibu kamu nunggu di depan Darel ." Gina memberitahu Darel . Mungkin saja Darel tak mengetahuinya, begitu yang ada dipikiran gadis kecil itu.
"Iya... aku lihat tadi, sebenarnya aku enggak suka ibuku itu."
Gina tak berkata apapun ia hanya menatap dengan heran. Bagaimana mungkin seorang anak tak menyukai ibunya? Batin anak itu.
"Itu ibu tiri-ku." Darel berkata, dan kini tak ada lagi senyum di bibirnya.
"Ibu tiri?" tanya Gina.
"Ibu yang gantiin ibu kandungku. Sebenarnya, dia baik tapi tetap saja aku mau ibuku."
"Ibu kamu ke mana?" tanya Gina penasaran.
"Ibu aku sakit, dia tidur selama dua bulan, kata ayah ibu koma. Terus dia meninggal," Jawab Darel suara anak itu bergetar menahan tangis.
Gina terdiam mengingat jika ayahnya selalu mengatakan jika ibu sakit, ibu belum bisa menerima panggilan, ibu dilarang dokter menerima panggilan karena radiasi tak baik untuknya. Tanpa ia sadari Gina meneteskan air matanya. Ia menangis karena memikirkan jika mungkin ibunya akan meninggal seperti ibu Darel .
"Gina? Kenapa kamu nangis?" tanya Darel ia menatap Gina bingung tak tau apa yang harus ia lakukan.
"Darel? mama aku ... Gimana?" Hanya itu yang keluar dari mulut kecilnya.
***
Kini di depan sekolah suasana sangat ramai. anak-anak yang berlarian, tertawa dan mengobrol dalam perjalanan pulang sekolah. Di sana Sadam berdiri di depan mobil untuk menjemput Gina. Gadis kecil itu berjalan lemas dengan kepala yang tertunduk. Sadam tau ada yang tak beres dengan anak itu. Ia berjalan cepat menghampiri Gina, langkah Gina terhenti ketika Sadam berada di dekatnya. Ia mengadahkan wajah, Matanya merah dan bengkak karena ia terus saja menangis.
"Gina, apa ada yang ganggu kamu?" tanya Sadam, kemudian menyamakan tubuhnya dengan Gina.
Gina masih sesenggukan, ia menggeleng. Masalahnya bukan ada yang mengganggunya secara fisik tapi, pikirannya sendiri. Ia terus memikirkan tentang sang ibu. Ia tak bisa berkata-kata akhirnya Sadam menggendongnya dan berjalan menuju mobil. Sadam yang biasanya duduk si samping kursi penumpang di depan. Kali ini ia duduk di belakang bersama Gina.
"Bilang ke om siapa yang ganggu Gina?"
"Enggak a-da ya-ng gang-gu," jawabnya terbata karena ia terus sesenggukan.
"Terus kenapa?"
"Om a-pa mama, me-me-ning-gal?"
Jantung Sadam berdetak cepat ia terkejut dengan apa yang ditanyakan Gina. "Siapa yang bilang gitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama Untuk Gina| Min Yoongi (M)(✔) REPUBLISH
Roman d'amourBertemu dengan perempuan yang 99,999% mirip dengan mendiang istri?! (Start published 10/10/2018) (End: 08/09/2019) (Revisi: Juli 2020) (Revisi: Oktober 2023 jadi lokal) Update lebih cepat di karyakasa