2.

2.5K 119 12
                                    

Ari menatap Aisyah dari kejauhan, kemudian dia berlari menghampiri Aisyah yang sudah setengah jam menunggunya di halte depan sekolah.

"Sorry" ucap Ari datar.

"Lo darimana aja? Kenapa gak balik kelas? Lo bolos lagi? Jawab Ri" ucap Aisyah setengah emosi.

"Kita pulang" ucap Ari seolah tak ingin Aisyah tahu ia dari mana.

"Ari" panggil Aisyah lagi.

"Gue ambil sepeda dulu" ucap Ari sambil berjalan cepat meninggalkan Aisyah.

Aisyah emosi setengah mati kala itu. Bagaimana bisa Ari mengabaikan pertanyaan yang ia lontarkan padanya. Aisyah hanya bisa menarik napas dalam-dalam.

"Ayo naik" ucap Ari.

Aisyah hanya diam menatapnya.

"Syah, kita pulang" ucap Ari lagi.

Aisyah masih tetap diam agar Ari tahu bahwa Aisyah masih marah padanya.

Ari yang tidak sabaran tiba-tiba turun dari sepedanya dan segera menggendong Aisyah ala brydal style.

"Ari apaan-apaan sih!" teriak Aisyah sambil meronta-ronta.

"Makanya jangan diem aja" ucap Ari lembut.

Ada kehangatan tersendiri pada hati Aisyah saat Ari memperlakukannya seperti ini. Aisyah merasa sosok Ari yang dulu kembali meski hanya sesaat.

"Yaudah turunin, pake sepeda aja biar cepet" ucap Aisyah.

Ari menatap Aisyah dalam, sedetik kemudian dia tersenyum dan menurunkan Aisyah dengan sangat hati-hati.

Selama diperjalanan tak ada percakapan antar keduanya, Ari yang hanya diam fokus pada jalanan dan Aisyah yang juga diam fokus pada masalah dalam otaknya.

Sampailah mereka didepan rumah Aisyah.

"Kalo ada masalah, lo bisa cerita ke gue Ri" ucap Aisyah sambil menelan ludahnya.

"Anak kecil gak perlu tahu masalah orang gede" jawab Ari sambil mengacak rambut Aisyah.

"Gue bukan anak kecil" ucap Aisyah kesal.

Aisyah sangat kesal pada Ari, hanya karena badannya yang pendek dan kecil dengan enaknya Ari mengatai dia anak kecil.

"Kecil aja gak papa" ucap Ari.

"Kenapa?" tanya Aisyah penasaran.

"Biar gampang gendongnya, kalo lo gendut kan nanti berat. Lo mau gue gendong kaya tadi lagi kan?" tanya Ari.

Pas skakmat, pipi Aisyah memerah seketika. Hanya karena ucapan seperti itu entah mengapa bisa membuat jantung Aisyah berdetak dua kali lebih cepat.

Aisyah tersadar kemudian.

"Terus kaya gini Ri, jangan bersikap menyeramkan lagi" ucap Aisyah takut.

"Nikmati aja Syah" ucap Ari menyeringai.

Aisyah kini tak melihat lagi tatapan yang menenangkan dari Ari, yang Aisyah lihat kini tatapan tajam dan datar yang tak dapat ia artikan.

Ari segera menaiki sepedanya dan pergi dengan cepat tanpa pamit pada Aisyah terlebih dahulu.

Aisyah hanya bisa diam menatap punggung Ari yang semakin menjauh.

🌹🌹🌹

Keesokan harinya seperti biasanya Ari pergi ke sekolah dengan Aisyah. Tak ada yang berubah dari hari ke hari, setiap pagi Aisyah harus siap menjadi pusat perhatian dan ujung-ujungnya melihat Ari yang mengancam orang-orang yang melihatnya. Aisyah sudah hapal alurnya.

The Secret || Arsyah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang