Jam dinding sudah menunjukkan pukul 10 malam, tetapi Aisyah belum beranjak dari meja belajarnya. Bukan belajar yang saat ini Aisyah lakukan, ia justru sedang memikirkan Ari.
"Gue telpon aja kali ya" ucap Aisyah.
Ia mengambil ponselnya dan mencari nama Ari dikontaknya. Jempolnya sudah siap menekan tombol call, tetapi langsung ia urungkan segera.
"Udah malem, mending bicarain ini besok aja" ucap Aisyah yakin.
Aisyah pun berjalan menuju tempat tidurnya dan berusaha memejamkan matanya.
🌹🌹🌹
Keesokan paginya Aisyah sudah menunggu Ari di ujung gang rumahnya, waktu sudah menunjukkan pukul 6.40 tetapi Ari belum juga terlihat.
Aisyah semakin gerah menunggu Ari. Apa jangan-jangan Ari masih marah padanya, sehingga hari ini Ari tak berniat berangkat bersamanya? Itulah yang ada dipikiran Aisyah.
Aisyah menghembuskan napasnya kecewa, ia segera berjalan meninggalkan gang rumahnya. Namun saat baru satu langkah Aisyah berjalan, suara seseorang menghentikan langkahnya.
"Mau kemana?" tanya seseorang tersebut.
Aisyah segera membalikkan tubuhnya.
"Ari???" ucap Aisyah terkejut.
"Lo mau ninggalin gue?" tanya Ari kesal.
"Ah enggak kok, gu..ee lagi nungguin lo kok" jawab Aisyah gugup.
"Bagus deh, yaudah berangkat" ucap Ari.
"Sepeda Ari baru?" batin Aisyah saat melihat sepeda mengkilap yang dinaiki Ari.
"Emang kaki lo gak apa kalo kita naik sepeda?" tanya Aisyah ragu.
"Gak apa, buruan ntar telat" ucap Ari.
Aisyah segera naik diboncengan sepeda Ari. Di sepanjang perjalanan hati Aisyah tak tenang, sesekali ia melihat kaki Ari dari atas untuk memastikan apakah kaki Ari sudah benar-benar pulih apa belum.
Dari dulu Ari memang jarang sekali sakit. Ari adalah orang terkuat setelah ibunya yang Aisyah kenal, Ari juga tidak mengeluh sakit meskipun ada yang terluka. Ari pandai menutupi lukanya dengan amarahnya. Maka tak heran, banyak orang yang salah menilai tentang Ari.
"Lo udah gak marah sama gue?" tanya Aisyah saat sampai diparkiran sekolah.
"Kita udah hampir telat, ayo masuk" ucap Ari mengalihkan pembicaraan.
"Jawab gue dulu" ucap Aisyah menahan Ari yang akan meninggalkannya.
"Emang kapan gue marah sama lo?" tanya Ari sambil menatap Aisyah.
"Kemarin" jawab Aisyah cepat.
"Mungkin cuma perasaan lo karena nyatanya gue gak akan pernah bisa marah sama lo Syah meskipun hanya sedetik" ucap Ari serius.
"Bohong" jawab Aisyah dengan tatapan penuh selidik.
"Apa wajah gue keliatan kaya orang lagi bohong?" tanya Ari.
"Lo banyak bohongin gue Ri" ucap Aisyah dengan tatapan sendu.
Ari menatap Aisyah bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret || Arsyah [END]
FanfictionAri Irham, begitulah Aisyah Aqilah mengenal namanya. Lelaki yang tak sengaja ia kenal saat hari pertamanya masuk SMP dan menjadi sahabat terbaiknya. Ari sangat mengenal Aisyah, begitupun dengan Aisyah sangat mengenal Ari. Namun, ada satu hal yang ta...