DLH#11

5.7K 460 6
                                    

"Kau tidak apa-apa?"


Soyeon terkesiap. Somi memandangnya dengan bingung. Dia sadar, sedari tadi Soyeon hanya menatap kosong ke arah jalanan yang mereka lalui. Entah apa yang dipikirkan Soyeon, Somi sama sekali tidak tahu.

"Yah, aku tidak apa-apa," ujar Soyeon sebelum menuruni mobil.

"Kau yakin? Sepertinya kau banyak pikiran." Somi berlari kecil memghampiri Soyeon yang sudah mendahuluinya.

Soyeon hanya berdehem. Mereka berdua pun berjalan menyusuri lorong kampus. Terlihat ramai. Memang banyak yang mengambil kelas pagi, terutama Somi. Tapi Soyeon tidak suka kelas pagi.

"Aku ke perpustakaan, ya? Mark dan Mingyu menungguku di sana."

Somi melirik ke arah jam tangannya. "Ah, sebentar lagi kelasku dimulai. Baiklah. Hati-hati."

Mereka berpisah setelah berpelukan. Somi masuk ke dalam kelasnya. Sedangkan Soyeon berjalan menuju perpustakaan. Berkali-kali dirinya menghela nafas. Baru saja kakinya melangkah masuk ke dalam perpustakaan, ponselnya bergetar.

Soyeon menyandarkan bahu kirinya di tembok depan perpustakaan. Tangannya mengambil ponselnya yang tersimpan di saku. Matanya membulat saat melihat sebuah nama tertera di layar ponselnya. Jarinya menggeser nama tersebut dan sebuah pesan terpampang.

Dad J : Look at me. Arah jam satu.

"Heh?"

Soyeon meluruskan pandangannya. Lalu sedikit menolehkan kepalanya ke kanan. Matanya menangkap seorang pemuda yang terlihat sangat elegan dengan pakaian kemeja dongkernya.

Tak!

Soyeon tak mampu menahan napsunya. Dia lebih memilih untuk memukul dahinya dengan ponselnya. Mulutnya merapalkan kata-kata umpatan agar napsunya tetap terjaga. Soyeon merasakan getar dari ponseknya yang masih menempel di dahinya.

Pesan lagi?!

Dad J : Apa dahimu tidak sakit? Bunyi ketukannya sampai terdengar dari posisiku sekarang.

"Astaga, lebih baik aku masuk saja."

***

"Tugas power point sudah kau kumpulkan?"

"Sudah."

"Lalu? Kenapa lagi?"

Mingyu dan Mark mengeluarkan kekehannya. Soyeon sedikit bingung. Dia mengendikkan bahunya lalu melanjutkan rangkuman materinya. Tangannya seperti tersenggol sesuatu. Matanya melirik, mendapati sebuah kertas yang berisi beberapa kata yang tercetak rapi.

"Kami minta tolong. Apa ini perlu direvisi?"

Soyeon menampilkan senyum datarnya. Dia menutup buku catatannya dan mengambil kertas yang Mark dan Mingyu berikan. Sesekali, dia mengetuk penanya ke meja.

"Oit, Soyeon."

"Hm?"

"Taeyong."

"Hah?"

"Taeyong berjalan kemari!"

Soyeon memutar matanya dengan malas. Dia lebih memilih untuk melanjutkan kembali kegiatan membacanya. Matanya terpejam saat melihat sebuah minuman kaleng diletakkan di depannya.

"Hai, Taeyong Hyung."

"Hai juga." Taeyong tersenyum. "Untukmu, Soyeon."

"Terima kasih. Padahal, aku tidak memintanya."

Daddy's Lil Harley [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang