DLH#3

6.3K 564 7
                                    

"Jung Soyeon!! Apa itu yang di lehermu?!"

Soyeon tersedak. Tiba-tiba saja, Jungkook berteriak saat memberinya sepiring roti bakar untuk sarapan. Buru-buru, Somi memberinya segelas susu cokelat yang baru saja dibuatnya.

"Oppa?! Lihat! Kau sudah membuat Soyeon tersedak!"

Jungkook tersadar, dia melihat Soyeon yang terus saja batuk. "Maaf, aku kaget saat melihat lehermu."

"Memangnya kenapa dengan leherku?" tanya Soyeon sambil mengelus lehernya.

Soyeon meringis, dia merasakan pegal di lehernya. "Leherku pegal, apa kau punya koyo?"

Somi meninggalkan Soyeon untuk mencari kotak kesehatannya. Seingatnya, di dalam kotak itu ada beberapa lembar koyo. Sementara, Soyeon tersenyum kikuk saat Jungkook menatapnya.

"Jelaskan padaku, apa yang ada di lehermu itu?!" tukasnya sambil menekan bagian leher Soyeon yang memerah.

Soyeon kembali meringis, membuat Jungkook terperajat. "Hei, sakit?"

"Sepertinya aku salah posisi tidur," jawab Soyeon. "Actually, this is... my first kissmark."

"Apa?!"

Soyeon membekap mulut Jungkook dengan roti bakarnya. Pemuda itu hampir tersedak. Jungkook memilih untuk mengunyah dan menelan roti sumpalan Soyeon.

"Tapi jujur, rasa pegalnya ini baru sekarang," ujarnya sambil mengelus lehernya.

"Tapi tandanya.. di tatomu," ucap Jungkook sambil menunjuk lehernya membuat Soyeon membulatkan matanya.

Mampus.

"HUWAAA! IDENTITASKU?!"

***

Cuaca siang ini cukup panas. Membuat Soyeon harus menguncir rambut panjangnya. Tangan kanannya sibuk menulis semua penjelasan yang dosennya sampaikan. Tangan kirinya pun juga sibuk memukul bagian lehernya yang sudah tertempel koyo.

"Jung Soyeon."

Soyeon tersentak. Sampai lututnya menghantam meja dan penanya jatuh. Ringisan pun lolos dari bibirnya. Soyeon terkekeh kikuk saat sang dosen, Jimin memandanginya dengan alis terangkat.

Jimin mendekati bangku Soyeon, dan mengambil buku catatannya. Soyeon hanya bisa memijat pelipisnya sambil menunduk.

"Catatanmu lengkap, tapi kenapa kau tidak bisa fokus di saat aku mengabsen para mahasiswa?"

"M-Maaf, dosen Park."

Jimin mengembalikan buku catatan itu pada Soyeon. Dia menghela nafas karena tidak mendapat ceramah panjang dari sang dosen.

Jimin membungkuk, mengambil pena Soyeon. "Lain kali..."

Tak!

"ADAAW?!"

"Fokuskan pandanganmu, jangan terlalu serius saat mencatat."

Soyeon hanya mengangguk sambil mengelus jidatnya yang memerah. Jimin sudah kembali ke mejanya. Mark yang duduk di sampingnya, menahan tawanya.

"Diam!" geramnya membuat Mark membeku.

Mark mengatupkan kedua tangannya. Soyeon menyuruhnya untuk menghadap ke depan. Pemuda itu menurut. Soyeon menghela napas dengan lega.

Aku teringat semalam...

***

"Tugas pertama sampai kelima. Sudah saya pisahkan sesuai soal yang anda berikan. Untuk tugas lainnya yang berhubungan dengan penunjang semester berikutnya, sudah saya tempelkan di mading kelas. Maafkan saya, karena baru hari ini saya mengantarnya, dosen Park."

Daddy's Lil Harley [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang