DLH#23

3.7K 344 2
                                    

"Bu? Ibu?"

"Ah, iya. Kenapa?"

Seokjin menghela napas setelah memasang sabuk pengamannya. "Sekilas, aku sempat melihat mobil Hoseok tadi."

Nyonya Kim terdiam. "Ibu serius, Jin."

Seokjin yang awalnya menumpu dagunya pada setir mobil pun membulatkan matanya. Mobil yang dilihatnya tadi berwarna hitam. Warnanya memang pasaran, tapi yang membuatnya penasaran adalah plat kendarannya.

Sial. Seokjin ingat plat nomor itu milik siapa.

"Bu, itu benar mobil Hoseok!!"

"Putar balik!! Cepat!! Setidaknya, kita sudah mendapatkan suratnya!!"

***

Jimin menghentikan kegiatan mencucinya. Telinganya menangkap suara bising dari luar. Dengan perlahan, dia membuka tirai jendela dapur yang bisa ia gunakan untuk melihat jalanan depan rumahnya.

Maniknya membulat saat mendapati seseorang berjalan dengan tergesa-gesa menghampiri rumahnya.

"Hoseok..." Jimin bergegas ke pintu rumahnya. "Tidak, dia tidak bisa bertemu dengan Soyeon sekarang."

Tok! Tok tok tok!

Tak!

Jimin menarik kunci manual pada pintunya. Sekali pun seseorang mencoba untuk mendobrak pintunya, tidak akan berhasil sama sekali. Jimin yakin, Hoseok pasti mendengar pergerakan kunci manual yang ditutup.

"Jimin!! Aku tahu kau di dalam!!"

Jimin diam, tapi jarinya bergerak cepat pada layar ponselnya. Memberi kabar keberadaan Hoseok di depan rumahnya pada Jungkook dan juga Seokjin. Pintunya kembali diketuk dengan tenaga yang lumayan kuat.

"Park Jimin!! Buka pintunya!! Aku ingin bertemu adikku!!"

Di luar sana, Hoseok meninju pintu rumah Jimin. Pria itu benar-benar ingin masuk ke rumahnya. Wajahnya memerah, bukan marah. Rasa bersalah terus saja menumpuk pada hatinya.

"Adikmu?" Jimin tertawa, miris. "Setelah semua yang kau lakukan, kau baru mengakuinya?"

"AKU TAHU AKU SALAH, JIMIN!!" Hoseok mulai mengeluarkan air matanya. Kedua tangannya bertumpu pada pintu rumah Jimin. "Izinkan aku menemuinya, Jimin. Kumohon padamu. Beri aku kesempatan."

"Tidak. Kau sudah membuatnya terluka terlalu dalam." Jimin mengepalkan tangannya. "Kembalilah, Hyung. Percuma kau datang kemari."

"Oh, jadi ini. Seorang kakak yang tidak mengakui adiknya hanya karena permintaan sang mendiang ibu?"

Jimin membulatkan matanya. Jungkook?

Jungkook berada di seberang jalan, tepat di depan mobilnya, menatap tajam ke arah Hoseok. Pria itu membanting pintu mobilnya dan berjalan mendekati Hoseok. Somi pun ikut keluar dari mobil, tapi kedua tungkainya tidak mengizinkannya mendekat.

"Yah," jawab Hoseok. "Sebut saja aku seperti itu."

Jungkook menaikkan kedua lengan bajunya. "Baru mengakuinya?"

Bugh!

Hoseok tidak bisa berbuat apa-apa saat Jungkook meninju wajahnya. Dirinya terjatuh begitu saja. Pria itu mendesis kala rasa nyeri yang diterimanya. Sungguh, tenaga Jungkook sangat besar.

Jungkook menahan salah satu bahu Hoseok. "KAKAK MANA YANG TEGA MELARANG ADIKNYA, HAH??"

"JAWAB, JUNG HOSEOK, JAWAB!!"

Daddy's Lil Harley [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang