DLH#25

3.7K 340 1
                                    

"Secepat itu?" Jungkook tertawa sarkas. "Dasar. Kenapa harus baku hantam dulu baru sadar?"

Jungkook mengaduh kesakitan saat Somi mencubit pinggangnya dengan kuat. Adiknya itu menggelengkan kepalanya. Jungkook tidak mengenali kondisi sekitar, membuatnya malu di depan Nyonya Kim.

"Maaf, Bibi Kim."

Nyonya Kim tersenyum. "Tidak apa-apa, Somi. Jungkook tidak berubah, ya..."

Seokjin tertawa kecil melihat interaksi kakak-beradik di depannya. Kepalanya menoleh ke kiri,  mendapati Jimin yang masih menatap kalung pemberian Hoseok, atau lebih tepatnya kalung milik Ibu Soyeon.

Jimin kembali mengepalkan tangannya, membuat Seokjin terkejut. "Apa Soyeon bisa kujenguk?"

Seokjin mengangguk. "Ada hal penting?"

"Lebih dari itu." Jimin terkekeh. "Aku merindukannya."

Sorakan terdengar dari telinganya. Sepertinya, Jungkook dan Somi mengira dirinya ingin bermain dengan Soyeon. Jimin masih waras, dia tidak ingin melakukannya sebelum Soyeon pulih.

"Apa-apaan," gerutu Jimin. "Aku ke kamar Soyeon dulu."

"Jangan lupa bujuk dia keluar, Jim."

***

"Soy--"

Jimin hampir jatuh saat Soyeon menabrakkan dirinya dan langsung memeluk erat pinggangnya. Gadis itu juga melompat kecil di depannya. Jimin paham, dia langsung menggendong Soyeon seperti biasa, layaknya seekor koala memeluk batang pohon.

Jimin menyandarkan punggungnya. Tangannya masih setia memeluk pinggang Soyeon. "Ada apa? Tumben sekali kau manja seperti ini."

"A-aku merindukanmu..."

"Kiss me if you miss me, Baby."

Soyeon langsung membungkam bibir Jimin. Diam beberapa detik, dan Jimin mulai melumat kedua daun bibir milik Soyeon. Keduanya saling memperebutkan lidah satu sama lain. Soyeon yang mulai kewalahan pun pasrah membiarkan Jimin yang mulai mengurung tubuhnya dengan perlahan.

Bibir Jimin turun ke jenjang leher Soyeon. Gadis itu mulai mengeluarkan desahannya saat Jimin mulai menghisap lehernya. Kedua tangan Jimin tidak diam dan bergerak untuk menurunkan tali gaun tidur Soyeon.

Desahan Soyeon semakin terdengar keras saat Jimin meremas kedua buntalan dadanya.

"Ah-akh-hah-ah... nyah..."

"Hm..."

"Ku-ah... ku-kulum, Daddy... nyah, please..."

Jimin meninggalkan bekas gigitannya dan mulai turun ke bagian dada Soyeon. Gadis itu meringis saat merasakan hembusan napas panas menerpa dadanya. Soyeon melenguh saat Jimin menjilat pucuk dadanya.

"Daddy... please..."

Jimin menjilatnya, berhasil membuat Soyeon mendesar. Tapi berikutnya, Soyeon mendesah keras saat Jimin menyesapnya dengan kuat. Jimin seperti seorang bayi yang sedang mencari air susu ibunya, Soyeon sampai menggeliat di bawahnya.

Jimin merasa pinggangnya dipeluk erat. Soyeon melingkarkan kakinya. Gadis itu merasakan nikmat sampai tidak sadar apa yang dilakukannya. Jimin melakukannya lagi pada buntalan dada Soyeon lainnya. Jimin terus saja menyesap dan berhenti setelah merasakan sesuatu yang amat basah pada bagian bawah Soyeon.

Keduanya berhenti dan saling menghirup udara di sekelilingnya. Soyeon memejamkan matanya sembari mengatur napasnya. Tangannya masih setia mencengkeram kedua bahu Jimin.

Daddy's Lil Harley [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang