Daddy's Lil Harley [✔]

happy ever after#1

Welcome back for me, yang mau hujat, silakan, gue terima. Tapi tanpa hujatan, gue bodo amat.

Avv.

little note :

gosah komen next doang, ya. gue baperan, paham, kan?

🐤🐤🐤

Park Jimin.

Pria yang sudah berumur tiga puluh dua itu sedang mengendarai mobilnya dengan lesu juga penat pada bagian bahunya. Mobilnya berhenti pada lampu merah pertama pada jalur pulangnya. Jimin menenggelamkan kepalanya pada lipatan tangan pada setir mobil, menghembuskan napas dengan kasar sebelum melonggarkan dasi dongkernya.

Jimin menyisir rambutnya ke belakang, sekilas melirik sebuah foto seorang wanita yang memeluk bayi yang mungil dalam tidurnya. Seulas senyuman terbentuk dengan manis, beriringan dengan mobilnya yang mulai berjalan menuju rumah.

Drrt! Drrt!

Jimin menekan handsfree yang terpasang pada telinganya. "Halo-"

"Pa! Pa!"

Spontan, Jimin menginjak pedal rem. "Hei, kid? Bisa kau ulangi lagi? Papa tidak mendengarnya."

"Hihi! Pa! Papa-"

"Heh! Kau ini. Anakmu menyapamu, malah disuruh mengulang lagi. Bagaimana, sih?!"

Jimin terkekeh. "Maaf, maaf. Aku terlalu- bagaimana, ya. Aku tidak bisa menggambarkannya."

"Ungkapkan nanti saja, ya. Sup ayam menunggumu. Masih hangat lagi."

"Hm, baiklah. Kau titip sesuatu?"

"Kau."

Jimin menggelengkan kepalanya sebelum memutuskan panggilan masuk tersebut. Pria itu mendengus sebelum kembali mengingat kenangan indahnya selama ini. Sejenak, dirinya mengerjapkan matanya, setetes cairan bening mengalir cukup cepat.

Hanya setetes, ditutup dengan senyuman yang nampak tipis.

🐤

Jimin mengerjapkan matanya.

Mansion yang biasanya terlihat bersinar di malam hari, menjadi gulap gurita ketika dirinya menginjakkan kakinya di bagian teras. Biasanya, Jimin akan menangkap suara pekikan nyaring ketika sudah mematikan mesin mobilnya. Jimin mengendikkan bahunya, berusaha berjalan masuk ke mansion dengan tenang.

Heran, juga.

Karena pintu mansion terbuka lebar.