sinner but healer
Jennie mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan, ruangan minimalis yang nyaman di lantai 16 apartement tempat Sehun tinggal di pusat kota metropolitan, Seoul. Pria itu masih merapikan sofa dengan buru-buru menunggu Jennie masuk lebih dalam menuju rumahnya.
Jennie mengusap lengannya pertanda gugup lalu menghembuskan nafas dalam-dalam saat dirinya berhasil berhadapan dengan Sehun.
Sama hal nya dengan Jennie, Sehun juga kini merasa gugup dan canggung, lelaki itu kemudian terbatuk-batuk untuk memulai percakapan. Ia juga tidak tahu, mengapa dirinya membawa Jennie ke Seoul dan membawanya masuk kedalam rumahnya ini.
"Hm. Jadi.. kau bisa melakukan apa saja di dalam rumahku" ucap Sehun dibuat sesantai mungkin.
Jennie mengangguk-anggukan kepalanya "Hm... aku, harus bagaimana? Eh.. maksudku... aku mau duduk dulu dan... minum"
Jennie memalingkan tubuhnya beserta wajahnya kearah sofa, Sehun dibelakangnya hanya dapat mengepalkan tinju, mengapa juga mereka harus tampak dungu sekarang.
Padahal beberapa jam yang lalu keduanya sudah saling mengungkapkan perasaan masing-masing, berciuman dan menikmati perjalanan dari dermaga menuju kota. Apa itu masih kurang? Ya, faktanya baik Jennie maupun Sehun tidak tahu harus melakukan apalagi jika sudah berdua begini. Apa mungkin kejadian ciuman tadi dilakukan karena sama sama mabuk? Tapi mereka sama sekali tidak terpengaruhi kadar alcohol.
"aku akan mengambilkan minuman untukmu. Anggap saja rumah sendiri ya"
Tubuh Sehun menghilang dibalik pintu dapur, dan Jennie merebahkan tubuhnya pada sandaran kursi dengan nyaman, "Ya tuhan, mengapa tempat ini sangat bahaya. Tapi nyaman juga sih kalau Sehun tidak ada" Jennie memejamkan matanya dengan bibir menyunggingkan senyum, tak lama ia meraih ponselnya untuk menghubungi Chungha, agar wanita itu tidak perlu repot menjemputnya atau menghubunginya lagi.
Sehun mengatur debaran jantungnya saat ia berada di dapur, orange juice yang ia tuang kedalam gelas seperti mencemooh perbuatannya barusan. Sehun tertawa kecil saat menyadari betapa idiotnya dirinya kala membawa Jennie kemari dan menyiksa diri seperti sekarang ini.
Jennie merapikan duduknya ketika Sehun kembali dengan dua gelas jus jeruk dilengkapi dengan empat kotak es batu kecil di masing-masing gelas, terlihat segar dan Jennie tersenyum kikuk menyambut teman barunya itu untuk duduk disampingnya, tapi Sehun justru duduk di kursi lain, kursi yang berhadapan dengan Jennie yang entah mengapa membuat Jennie sedikit kecewa.
"Aku mau pulang saja... Oppa pasti khawatir karena tidak dapat kabar dariku selama beberapa hari" ucap Jennie sambil merapikan dirinya diatas kursi.
Sehun mengerutkan dahi bingung "mengapa pulang? Kau akan dimarahi Kris Wu kalau ia tahu kau sebenarnya hanya sembarangan berkeliaran di Seoul dengan keadaan baik-baik saja begini" elak Sehun tak mau kalah, entah mengapa Sehun tidak mau membuat Jennie pergi dari sisinya.
"dan lagi... jinwoo Hyung juga mengenalku dengan baik. Tidak akan ada masalah dengannya."
"ck, aku tinggal mengatakan pada Kris Oppa kalau aku sakit dan harus melakukan kunjungan penting. Aku mangkir dari syuting pun tidak masalah, aku kan bukan aktor nya. Justru kau lah yang harusnya kembali ke jeolado untuk melakukan syutingmu" Jennie melipat lengan di depan dada seolah mengejek Sehun yang jelas-jelas sudah meninggalkan tugasnya. Dalam hati gadis itu tersenyum licik.
KAMU SEDANG MEMBACA
AWSEHUN✔
Romance21+ AWSEHUN! Sehun merupakan seorang aktor papan atas yang tidak pernah terkena skandal apapun, nama baiknya selalu bersih dan diisi dengan beragam prestasi menakjubkan. salah satu kelemahan Sehun adalah ia merasa bahwa dirinya mengalami sebuah pe...