16

3.7K 345 38
                                    


Sebuah kamar jenazah di rumah sakit pusat kota Busan sangat terasa dingin dan sepi, meski pencahayaan begitu terang tetap saja pandangan terasa gelap ketika Jennie dan Jinwoo berdiri saling memeluk disana. Menghadap pada sebuah matras dorong yang ditempati sesosok beku diatasnya tertutup kain putih bersih.

Jennie tidak berhenti terisak, gadis kecil yang akan masuk SMA tahun depan itu sangat terpukul dengan kabar mengejutkan malam itu, malam ketika dirinya hendak menemui sang kakak perempuan yang hampir setahun tidak ditemuinya. Namun kini, Seolhyun telah tiada dengan begitu banyak luka.

Jinwoo disamping Jennie sama terpukulnya, adik perempuan yang sangat ia sayangi kini telah tewas dengan cara mengenaskan dan biadab.

"Kim Seolhyun... meninggal di tempat tiga jam yang lalu" jelas seorang Tim Forensik rumah sakit pada Jinwoo yang merupakan wali dari Seolhyun, Jinwoo menutup telinga Jennie namun gadis itu sudah mendengarnya.

"apakah... dia hanya korban tunggal?"

Dokter itu menggeleng lemah "Hanya Seolhyun yang meninggal di tempat, ada lima belas korban lain yang berhasil diselamatkan, namun kejiwaan korban selamat pun benar-benar tidak bisa dikatakan sehat..."

Jinwoo memejamkan matanya, kembali menangis, tak ikhlas dengan kejadian menimpa sang adik.

"kuharap anda bisa tabah..." ujar dokter seraya mengelus pundak Jinwoo yang bergetar karena isak tangis.

Seolhyun tewas karena menjadi korban pemerkosaan, penganiyaan dan trauma berat sehingga kerja otaknya mati total, kalaupun Seolhyun selamat maka ia akan mengalami disabilitas dan sakit jiwa akibat kekerasan seksual yang dialaminya.

Kedua orang tua Seolhyun, Jinwoo dan Jennie sangat terpukul, apalagi hubungan kedua orangtua yang telah bercerai membuat kasus kematian Seolhyun ini menjadi tanggungjawab Jinwoo seorang yang merupakan anak sulung laki-laki yang telah dewasa.

Pada saat itu Jennie tidak berhenti menangis, jemarinya membiru dan tubuhnya bergetar, keringat dingin keluar dari seluruh pori pori kulitnya. Mengetahui bahwa Seolhyun menjadi korban pemerkosaan hingga tewas membuat Jennie tidak bisa membuka mulutnya atau menyuarakan sebuah pertanyaan pada siapapun. Jennie mengalami depresi berat sehingga ia dilarikan ke rumah sakit yang ada di Busan.

Seorang anak lelaki dengan pakaian pasien berwarna biru muda itu berada di sudut ruangan, ranjang bersih yang tersedia di ruang kecil itu tidak pernah tersentuh, pemuda itu menutup mata dan kedua telinganya rapat-rapat, terus menangis terisak dengan kenangan pahit yang ada dalam kepalanya.

"Seolhyun... maafkan aku... maafkan aku..."

"Seolhyun..."

Selalu saja kalimat itu yang keluar dari bibirnya, membuat hati sang ibu miris dan terluka.

"dokter, lakukan apapun agar Sehun dapat sembuh!"

Dokter yang menangani pasien lelaki itu hanya dapat tersenyum tipis "baik Nyonya, akan tetapi... pengobatan yang akan kami lakukan cukup beresiko"

"apa maksudmu? Mengapa sebuah pengobatan harus beresiko. Sembuhkan puteraku dari penyakit ini! hatiku begitu terluka. Berapapun biaya nya tentu aku akan menanggung!"

"bukan masalah dengan biaya nyonya. Tetapi... putera anda masih begitu terpukul. Mentalnya belum cukup kuat untuk mendapatkan terapi... sewaktu waktu, mungkin ia akan kambuh jika peristiwa yang hampir serupa kembali menimpanya"

AWSEHUN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang