Baby...
Setelah bermain di pantai. Kami kembali ke kamar, mandi dan setelah itu ke rumah orang tua Rasya."Guys, sory ya, ortu gue maunya kita di sana bukan di hotel. Jadi maksud gue kita ke sana bukan mampir doang, tapi sampe pulang. Gimana?"
"Nggak papa Sya, mungkin mereka kangen kita juga, bukan elo doang." Kataku setengah bercanda.
"Iya. Yang penting kita udah hepi hepi di pantai!" sahut Tania.
Saat hendak packing karena harus check out dari hotel. Seorang wanita petugas kamar hotel datang.
"Sebentar!" jawab Davina lalu membuka pintu.
"Permisi. Saya ingin bertemu Nona Baby." gadis bergaya khas Bali dan ada bunga di sebelah telinganya. Membawa sesuatu di tangannya.
"Iya. Aku Baby. Ada apa, Gek?" tanyaku hati-hati.
"Berdasarkan data tamu hotel, Nona Baby baru saja berulang tahun. Dan pemilik The Dreams Hotel... memberikan kado kecil ini sebagai ucapan selamat." Menyerahkan kotak perhiasan kecil terbuat dari kayu yang mengkilat.
"Oh, oke... thank you! Sampaikan pada pemiliknya, ucapan terimakasih dariku." Ucapku sambil menerima.
"Akan saya sampaikan. Permisi...."
Aku mengangguk.
"Buka... buka!" Davina nggak sabar.
Aku membuka dan ternyata isinya kalung yang sangat indah.
"Wah..., cantik banget By...!" seru Rasya.
"Iya, jarang-jarang ada hotel ngasih kado ke pelanggan." Kata Kania.
"Mungkin promosi, hotel ini baru sih, belum ada setahun deh! Yang punya juga kalau nggak salah orang asing." Rasya menjelaskan.
"Lanjut packing yuk!" ajak Tania.
"Iya nih, nggak sabar juga mau ke rumahku." Balas Rasya.
Kami lanjut packing.
"Mommy video call." Aku menerima.
"Hai Mom...!" ucap kami.
"Hai sayang. Udah pada packing?"
"Udah, ini masih liat-liat kalo ada yang tinggal." Jawabku.
"Sayang. Mommy sudah telepon ke rumah Rasya. Kalian cepat ke sana ya sayang. Mommy lebih tenang kalau kalian di sana."
"Mommy..., di sini kita baik-baik aja, jangan khawatir. Kita hampir selesai dan akan ke rumah Rasya, oke Mom."
"Iya sayang, kabari Mommy ya."
"Tentu. Mommy Pinky Sweet aku mana?"
"Lagi bobok. Udah buruan packing
ya.""Bye Mom."
Berakhir.
"Lo nggak kasih tau kado itu ke Mommy." Ucap Kania sambil menata rambutnya.
"Ya ampun, lupa. Udah deh ntar aja."
"Kalian udah siap belom?" tanya Marco di balik pintu.
"Iya masuk aja." Jawabku.
"Buruan!" ucapnya begitu nongol di pintu.
"Udah. Panggil aja petugas buat bawa koper kita." Kata Davina.
"Ya udah, bentar lagi mereka sampe. Ayo keluar. Baby, mau jalan atau kugendong, hm?!"
"Iya. Bentar. Nggak sabaran banget!" menggapai tangannya yang menungguku.
Kami semua meninggalkan kamar.
Di depan receptionist kami menunggu Marco yang sedang check out.
"Om?" menegur seseorang bertampang bule yang sempat menyapaku tadi siang.
"Hei, Baby! Kenapa bawa koper?"
"Iya kita mau check out."
"Oh, cepat sekali? Bukannya kalian akan menginap?" selidiknya.
"Mommy aku yang..."
"Kami harus berkunjung ke tempat lain!" sergah Patrick.
"Oh, begitu! Baiklah. Lain kali datang lagi ya!"
"Ayo kita buru-buru!" tiba-tiba Marco menarikku.
Kami memakai dua mobil sewaan menuju rumah Rasya.
🏨
David...
Semoga saja kamu senang memakai kalung itu, putriku....
Kamu sangat cantik seperti Biancha. Sangat manis. Putriku. Baby....
Daddy akan berusaha untuk bisa dekat denganmu. Perlahan kau akan tau... Kau akan tau putriku....
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby I Love You
RomanceCerita dipindah di Dreame dengan lebih lengkap. Sequel dari novel My Mom and Me. Tentang Marco yang masih berjuang mengejar Baby. Marco mendekati tante Biancha untuk mendapatkan restu. Tapi Baby justru mengira Marco punya hubungan spesial dengan Mo...