Baby...
Menggendong Pinky ke luar kamarnya.
"Mom..., Daddy Mana?" tanyaku pada Mom yang sedang menuang air putih.
"Di belakang Kak."
"Kita main sama Daddy yuk!" menuju teras belakang. Mommy mendahului, duduk di samping Daddy memberi segelas air putih. "Daddy minum obat? Daddy sakit?" tanyaku.
Daddy menelan sebutir pil sebelum menjawab. "Ehm..., cuma sakit kepala, sayang. Sebentar juga sembuh." Jawabnya sambil meletakkan gelas di meja. Lalu bersandar lagi.
"Duh kacian banget ya... Daddy-nya pucing...!" memberikan Pinky pada Daddy. "Pinky kis Daddy biar sembuh, kakak pijetin Daddy ya."
"Haduh... sembuh nih Daddy pasti! Cantik banget ini anak Daddy, kis Daddy sampe sembuh ya...!"
"Sini aku pijat kepala Daddy." Memijat ringan kepala Daddy.
"Aduh... enaknya, makasih kakak...!"
"Daddy kenapa pusing, diomelin Mom kemarin, ya?" tanyaku setengah becanda sambil terus memijat kepala bagian depan.
"Hhhh..., Daddy aja semalem dipunggungin, kak!"
Aku tertawa, "Mommy kok gitu, sih."
Protesku pada Mom yang duduk miring menghadap Daddy tangannya memberi pijatan kecil di pundak dan lengan Daddy."Ih Daddy lebay deh, kak! Mommy ngebelakangin Daddy bentar doang."
Daddy mendongak hendak bicara padaku di belakangnya. "Mommy mana bisa nahan godaan Daddy," katanya seolah berbisik, dan berhasil membuatku meledakkan tawa. Pinky ikut tertawa melompat-lompat di pangkuan Daddy dengan suara dan tingkahnya yang menggemaskan. "Aw, Daddy dicubit Mommy... Pinky tolong Daddy!" Pinky memeluk dan menciumi Daddy.
Aku membungkuk, "Kakak juga mau dong kis-nya." Pinky menciumku, "makasih Pinky Sweet...."
"Adek pijetin pipi Daddy," kata Mom.
Pinky menekan-nekan kedua pipi Daddy hingga membentuk huruf O, itu membuatnya tertawa lucu.
"Assalamualaikum...!" suara salam dari arah lain.
"Wa'alaikummusalam...!" jawab kami.
"MasyaAllah..., Daddy enak banget... dikelilingin bidadari cantik...!" ucap Mama, dan yang lain hanya tersenyum. "Anak Mama ketawanya lucu banget, gemes deh."
"Hai..., kok nggak bilang mau mingguan ke rumah!" Mommy berdiri menyambut.
"Hai Ma!" lalu memutari kursi untuk menyambut mereka.
"Anak Mama...!" Daddy menuruni Pinky yang langsung berlari kecil menghampiri Mama. "Aduh pinternya... Pinky udah bisa lari Mama...!" menggendongnya. "Salim tangan Papa sayang, Kak Marco..., Kakak Patrick." Beranjak duduk, "Daddy kenapa dipijetin gitu?"
Aku dan Mommy duduk di samping Daddy. Papa di samping Mama. Marco dan Patrick duduk satu kursi di dekatku.
"Pusing biasa aja kok, kurang tidur." Jawab Daddy memeluk pundak Mommy. "Dipijetin kakak langsung sembuh deh!" membelai rambutku yang di samping kanannya.
"Pusing diomelin Mommy sampe tidurnya dipunggungin," kataku menopang dagu tersenyum pada Mama.
"Oh ya, kenapa diomelin?"
"Gara-gara balapan mobil sama Marco kemarin," jawabku lagi, menyandarkan punggung tersenyum pada dia di kananku.
"Wah... seru dong, lain kali ajak aku Dad!" imbuh Patrick.
"Seru-seru kalo diomelin seharian Daddy bisa apa!" sahut Daddy.
Kami tertawa.
"Kamu beruntung sekali Mart, kanan kiri cewek cantik. Apalagi yang ini..., sini sama Papa!" ucapnya pada Pinky, mengambilnya dari Mama.
"Iya dong, paling ganteng di rumah." Sahut Daddy.
"Kalo di rumah, Mama jadi yang paling cantik, saingannya Bi Sumi." Sahut Mama.
Aku tertawa.
Mbak Siska datang membawa minuman dan kue-kue kecil. Patrick membantunya. "Makasih Mbak Siska. Masih jomblo ya?" canda Patrick yang hanya dijawab senyuman.
"Emang kalo jomblo lo mo ngapain?" sahut Marco.
"Oh ya, Bian sekalian aku nemenin Marco mau ajak Baby mingguan tapi takut nggak kamu kasih izin karena kebut-kebutan kemarin."
"Boleh aja, asal nggak kebut-kebutan lagi."
"Kalo bawa bidadarinya Tante, nggak mungkin ngebut. Tante tenang aja!" balas Marco.
"Kakak bilang dulu sama Daddy, maunya ke mana hari ini?" Daddy mengusap kepalaku.
"Mingguan ke mana, ya?" meliriknya. "Sejak ada Pinky, Mommy udah jarang ajak ke Mall. Jadi aku mau ke Mall aja deh, Dad."
"Oke. Pergilah."
"Aku ganti baju dulu ya."
Aku memakai stelan berwana putih, santai tapi tetep cantik. Sepatu cats putih, rambut terurai. Dan kami pamit pergi.
"Aku juga mau ke rumah Davina." Ucap Patrick.
"Hati-hati ya kalian!" kata Mama.
Sampai di depan.
"Eh, elo bawa mobil, gue pinjem motor lo. Sekali-sekali ajak Baby naek motor keren!" mereka saling rampas kunci.
Aku hanya tertawa menyaksikan.
"Beli dong, jangan nebeng!" ledek Patrick yang nyerah, Marco sudah di atas motornya dan memakai helm.
"Ntar gue beli yang lebih keren! Ayo sayang." Menjulurkan tangannya.
Menyambut tangannya lalu naik.
"Bye Patrick, salam ya sama Davina!"Menghabiskan waktu di sebuah pusat perbelanjaan. Makan es krim sambil bermain di Time Zone sebelum belanja. Kami memancing banyak boneka buat Pinky.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby I Love You
RomanceCerita dipindah di Dreame dengan lebih lengkap. Sequel dari novel My Mom and Me. Tentang Marco yang masih berjuang mengejar Baby. Marco mendekati tante Biancha untuk mendapatkan restu. Tapi Baby justru mengira Marco punya hubungan spesial dengan Mo...