#79__Baby & Marco Wedding

993 25 3
                                    

Baby...

Berdamai dengan keadaan, demi aku.

Akad nikah hari ini sebelum resepsi besok. Ijab qobul adalah hal yang paling sakral dan menentukan sah atau tidaknya sebuah pernikahan. Namun hal ini sangat menegangkan bagiku dan yang lainnya. Suasana makin tegang karena kedatangan DIA. Papi David Swat, ya aku harus menerima keberadaannya. Biar bagaimanapun ada darahnya di tubuhku, seperti itu kata Kakek dan Nenek.

Semua sudah siap. Aku tak henti melihat Daddy dan Mommy. Pinky bersama Mama Lala dan Papa Andrew. Mereka sangat marah mendengar Pinky di bawa kabur.

"Sudah bisa dimulai?" tanya penghulu.

"Sudah, Pak." Jawab Kakek.

Pak penghulu memulai kalimatnya untuk kemudian diulangi Marco.

"SAYA TERIMA NIKAH DAN KAWINNYA BABY BIANCHA NOVRISA BINTI... BINTI..."

Marco terhenti, berat mengucapkan nama lain di belakang namaku.

Daddy diam-diam pergi. Aku mengangkat kepala melihatnya menyembunyikan air mata.

"Daddy...," berjalan ke arahnya.

"Iya sayang." Jawabnya tanpa berbalik badan.

"Nggak ada ijab tanpa Daddy. Aku mohon tetap di samping Mommy."

Daddy mengusap air matanya sebelum berbalik menghadapku. "Baiklah putriku." Aku menyapu air matanya dengan tisu di tanganku. "Maafkan Daddy," mencium kedua tanganku.

Menuntun Daddy mendudukinya di samping Mommy yang langsung menggenggam erat tangannya. Aku kembali ke samping Marco. Mama Selena memasangkan kembali selendang di kepalaku dan Marco. Dan penghulu kembali mengulangi.

Marco menahan tangis sebelum mengulang ucapannya.

"SAYA TERIMA NIKAH DAN KAWINNYA... BABY BIANCHA NOVRISA BINTI DAVID SWAT... DENGAN MASKAWIN TERSEBUT TUNAI!"

"SAH?"

"SAH!"

"SAH!!"

Semua terharu. Aku dan Marco pun menangis haru.

Dan acara dilanjutkan hingga usai.

Selanjutnya Daddy yang mendampingi Mommy. Dia hanya menjadi waliku. Selebihnya Daddy yang berperan.

Di akhir acara. Aku menemuinya. Sebelum aku bicara, dia menatapku dalam.

"Maafkan... Papi atas kesalahan masa lalu. Biancha, Martin ... maafkan aku. Aku akan pulang ke Bali sekarang. Seperti janjiku." Memeluk Marco. "Jaga putriku baik-baik."

"Sudah pasti, Om!" seperti meredam emosinya.

"Aku pergi."

Aku menghentikan langkahnya, dia berbalik. Aku memeluknya. Tidak bisa aku pungkiri ada darahnya di tubuhku.

"Pa-pi, mulailah hidup barumu dengan seseorang. Aku yakin ... Papi bisa bahagia--seperti Mommy."

"Iya. Iya putriku. Akan Papi coba. Terimakasih." Melepaskan pelukan menghapus air matanya. "Terimakasih sudah memaafkan Papi. Selamat menempuh hidup baru ... putriku. Kau sangat cantik. Begitu juga dengan hatimu. Seperti Mommy--sangat cantik. Maafkan Papi." Mengeluarkan sesuatu dari balik jasnya. "Oh ya, ini hadiah untukmu bulan madu ke Bali dan juga Prancis."

Aku menerimanya. "Terimakasih."

"Papi... pergi."

Aku mengangguk. Mematung. Tak sanggup berbuat sesuatu sampai akhirnya Marco yang membawaku kembali pada yang lainnya.

Semua sahabatku hadir bersama keluarga dan pasangannya. Kami berfoto.

💝

Baby, saat Tuhan menciptakan keindahan, itulah dirimu...
Baby, aku tak tau batas kesempurnaan ciptaan Tuhan, tapi saat menemukanmu, itulah jawabannya...
Baby I Love You...

Marco, aku tak tau seperti apa rasa cinta yang Tuhan tumbuhkan pada setiap hati, tapi ketika kau hadir rasa itu pun tumbuh...
Marco, aku tak pernah berniat mengukur dalamnya rasa cinta, namun setelah kau ada aku tak bisa mengukurnya...
I Love You To...

💝

Baby I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang