#50__Orang Misterius

485 22 0
                                    

Marco...

Mengajak mereka bermain Voli pantai.

Di pinggir pantai Mendira, Sengkidu. Kita menikmati pemandangan sambil bermain.

"Hoi! Pada asik pacaran. Maen voli yuk, biar seru!" mereka semua mengernyitkan mata mengarah padaku.

"Hayoklah!" Robert merangkul pundak Rasya.

Tim pacar tampan dan tim cewek kece.

"Siap!" aku mulai melempar bola.

Permainan mulai seru. Kania dan Tania selalu saja lebih jago urusan bola.

"Ayo sayang, habis ini kita snorkeling!" teriakku pada Baby. Meletakkan dua tangan di pinggang, membiarkan keringat yang mengucur. Aku melihat ke satu sisi yang cukup jauh, di salah satu balkon kamar hotel. Ada seseorang di sana, yang membuatku terusik adalah dia memakai teropong, dan sepertinya mengarah ke Baby. Aku mengambil bola dan mencoba melempar jauh dari sisi Baby agar dia mengambilnya. Dan benar, pria itu pun mengikutinya. Menyiku Randy di sampingku.

"Lo liat orang dengan teropong itu."

"Mana?" tanyanya sambil terengah.

"Tuh, arah kamar hotel kita!" kataku tanpa menuding dengan jari.

"Oh itu, kenapa?" selidiknya.

Aku mendekat. "Gue curiga ... teropongnya mengarah ke Baby."

"Ah, yang bener lo?!"

"Woi, malah ngobrol!" tegur Patrick.

"Lo liat orang di dekat kamar hotel kita. Di balkon."

"Itu? Kenapa?"

"Tadi gue pancing Baby melempar bola agak jauh, terus Baby ngambil bola, dan dia ngikutin arah Baby dengan teropong itu."

"Yang bener lo!" Randy masih ragu.

"Mungkin suruhan Daddy. Kayak waktu di pulau Pelangi."

"Kayaknya bukan. Tapi ntar gue cari tau deh."

Setelah itu kembali bermain sambil tetap memperhatikan. Sesekali aku, Randy dan Patrick saling pandang, merasa pria itu benar-benar mengarah pandangannya pada Baby.

Kulihat lagi, pria itu sudah nggak ada di tempatnya tadi.

"Dia pergi."

"Iya, tiba-tiba aja." Balas Randy.

"Gue juga nggak liat kapan perginya." Sahut Patrick.

Dika memukul bola sangat kuat ditambah lagi angin yang kencang.

"Capek..., udahan yuk...!" teriak Rasya. Lalu mereka duduk di pasir.

Tak ada yang mengambil bola. Lalu Baby beranjak mengambilnya. Aku biarkan saja, tapi kuikuti. Sambil menghubungi Om Martin.

"Halo Om."

"Iya Marc, ada apa?"

"Apa Om menyuruh seseorang mengawasi Baby?"

Baby I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang