#59__Mendamaikan Kania dan Randy

506 19 0
                                    


Baby...

Pulang kuliah. Ada yang nggak biasa dari wajah Kania. Sambil memikul tas aku mencolek Tania.

"Kenapa dia?" bisikku.

"Tauk. Ditanya malah gue yang kena semprot." Jawab Tania sambil manyun.

"Sejak kapan?" tanyaku lagi.

"Semalem."

"Kayaknya... pagi ini muka Kak Randy juga kusut deh!" Rasya menyelinap.

"Kalo gitu... mereka..."

"PUTUS?" Tania nggak bisa mengontrol suara.

"Bacot lu, Tan!" keluh Rasya.

"Siapa...siapa... yang putus?" todong Davina.

Kania sepertinya nggak ingin tau apa yang kami bicarakan dan ngelonyor aja dari kelas. 

"Semalem Randy diajakin maen basket, malah nggak angkat telepon. Emang dia sakit?" tanya Robert pada Rasya.

"Eeh..., iya... sakit." Jawab Rasya.

"Ha, sakit apa?" lagi-lagi Tania nggak bisa jaga suara.

"Kalian duluan, aku mau ngomong sesuatu." Pinta Rasya pada Robert, Dika, dan Patrick.

"Ya udah yuk, kita tunggu di parkiran!" balas Patrick.

"Pacarku yang manis, jangan lama-lama ya, ngerumpinya!" ucap Dika pada Tania.

"Iya tampan...!" balasnya.

Menunggu mereka pergi.

"Gue punya ide," Rasya mulai serius. "Kan biasanya kalo Kak Randy capek pulang kantor langsung tidur, tuh. Bangun tidur baru deh dia olah raga dulu sebelum mandi."

"Idenya apa-an?" Davina nggak sabar.

"Kita kasih tau Kania kalo... Kak Randy sakit."

"Jadi beneran sakit?" Tania belum paham.

"Haduh..., Tania yang manis..., maksud gue kita bo'ong sama Kania."

"O gitu, oke gue ngerti."

"Telat!" Davina sewot.

"Oke gue setuju. Kalo gitu ntar kita ke rumah Rasya."

Kita bicara sambil jalan kali ini.

"Sip, sore ya!" balas Rasya.

"Eh, Kakak Baby..., boleh nggak gue pulang ke rumah lo? Di rumah nggak ada orang. Aku kecepian kakak
Baby...!"

"Halah. Bilang aja lo mau nyobain mobil barunya Baby!" ledek Tania.

"Iya nggak gitu juga sih, tapi boleh juga ngerasain naik mobil keren. Ya udah ayok. Sya, ikut yuk!"

"Oke. Gue juga sendiri di rumah."

"Gue nggak bisa ikut, harus nemenin Kania yang dilanda galau tuh!"

"Ya udah, ntar kalian berdua langsung ke rumah gue aja, tapi elo harus bisa ngeyakinin kalo Kak Randy sakit."

"Iya Sya, gue ngerti."

"Oy, lo mau balik ama gue apa Dika?" sembur Kania dari balik jendela mobil. Memasang kaca mata hitamnya, bibirnya belum juga tersenyum. "Sory guys gue duluan!" dia menyalakan mobilnya.

Tania naik ke boncengan Dika. "Nggak nunggu gue jawab udah ngelonyor aja kayak kereta!" dumal Tania.

Kania menekan klakson dua kalia dan kami melambai.

Baby I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang