Part 9

6.7K 559 29
                                    

Happy Reading
...

"May." Pangeran menepuk pipi May berkali-hali.

"Hmmm," mata May masih terpejam sempurna, tidak terusik sama sekali dengan panggilan Pangeran yang berulang-ulang.

"May sholat shubuh May, keburu habis nanti waktunya." Pangeran menggoncang tubuh May.

"Iya bentar lagi," racau May dengan suara pelan.

Pangeran memijit pelipisnya, kepala Pangeran terasa berat seketika. Membangunkan May di setiap paginya bagaikan sebuah musibah bagi Pangeran.

"MAY KEBAKARAN MAY!" Pangeran sudah cukup putus asa, dan memutuskan melakukan cara konyol ini.

"Hah." May terlonjak kaget dan langsung lompat dari tempat tidur.

"Kebakaran?" May mengambil ancang-ancang untuk melarikan diri.

"Iya, iman kamu bakal kebakaran kalau meninggalkan sholat. Ngambil wudhu sana." Pangeran mendorong tubuh mungil May menuju kamar mandi.

"Gak ada kebakaran?" May bertanya dengan ekspresi inconnectnya.

"Sekarang, kamu ambil wudhu abis itu sholat. Bentar lagi abis nih waktu shubuh."

"Iya? Kok gak bangungin aku dari tadi coba." May malah mengomel atas kesalahannya sendiri. Pangeran menepuk jidatnya.

"Gak bangunin katanya? Allah kuatkan hati hamba." Pangeran mengelus dadanya berulang kali.
...

Sejak May dan Pangeran keluar dari kamar, adik Pangeran yang bernama Ratu menatap May dengan tatapan sinis.

Di hari pernikahan Pangeran dan May, Ratu berhalangan hadir karena sedang ujian di Kampus, Ratu sendiri memilih kuliah di luar negeri lebih tepatnya di Negeri Paman Syam.

"Enak bener ya pasutri muda, mau sarapan aja udah disiapin," sindir Ratu.

"Ratu," tegur Umi Fatimah.

"Lah emang enak Mik, keluar kamar semua udah terhidang. Menantu idaman banget."

May menundukkan wajahnya, merasa malu dengan dirinya sendiri. Menyadari ketakutan yang terlihat jelas dari gesture tubuh May, Pangeran inisiatif menggenggam jari jemari May. Hati May menghangat.

"Dia emang manja Ratu, jadi ya beginilah dia adanya. Resiko Kakak  menikahi wanita dewasa rasa di bawah umur. Dia belum terbiasa aja, nanti pelan-pelan pasti bisa kok,"ucap Pangeran menengahi.

"Dibela banget nih." Lagi-lagi Ratu melempar pandangan sinisnya.

"Ratu udah ya, gak baik berdebat di pagi hari. Pangeran, May ayuk duduk Nak, kita sarapan." Abi Zakariyya angkat bicara.

Selama sarapan, May lebih banyak diam. May sadar betul jika Ratu sedari awal terus menatap dirinya dengan tatapan sinis dan tatapan tidak suka.

Wajar, karena Ratu sangat menyayangi Pangeran, Ratu kecewa ketika mengetahui siapa wanita yang telah sah menjadi Istri Kakaknya itu. Istri yang tidak bisa diandalkan dalam hal apapun menurut Ratu.
...

Hari ini baik itu May dan juga Pangeran sudah kembali menjalankan rutinitas mereka seperti biasa di Kampus. May sebagai seorang Mahasiswa tingkat akhir, dan Pangeran sebagai seorang Dosen.

Selama May berjalan di lorong-lorong Kampus terdengar bisik-bisik sumbang dari para mahasiswa generasi lambe turah.

Bagaimana tidak, kabar pernikahan May dan Pangeran telah sukses menggemparkan jurusan bahkan Kampus. Karena Pangeran sendiri merupakan Dosen muda idola para mahasiswi. Wajar ketika mendapat kabar kalau Pangeran menikah banyak yang patah hati, terlebih Pangeran menikah dengan May. Gadis biang rusuh yang cukup terkenal di jurusan.

Pangeran untuk Maymunah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang