Niko,dilan dan adrian duduk di sofa. Pagi ini adrian tidak ke toko karena harus berdiskusi dengan dua sahabat nya. Mereka membuka berkas-berkas yang berhubungan dengan proyek. Membahas berbagai hal. Mereka terlihat serius dengan data data tersebut. Mereka harus memikirkan segala resiko dan keuntungannya. Jangan sampai ada sedikit pun kesalahan.
"Kopi" Elin meletakkan tiga cangkir kopi di atas meja.
"Thanks" adrian,dilan dan Niko bersama.Elin kembali ke dapur dan bersiap untuk ke pasar. Hari ini adalah jadwal belanja mingguan yang biasa dia lakukan. Dia akan berangkat awal karena akan membuat makanan cukup banyak karena kedatangan sahabat adrian.
"Gila badan gue pegal banget nih"keluh dilan.
"Hehehe" adrian dan Niko terkekeh bersama.
"Nanti gue suruh karyawan lo di kantor antar kasur buat gue, gue gak mau selama gue di sini gue tidur di lantai"omel dilan.
"Terserah lo aja. Niko? Lahan untuk pembangunan nya udah clear kan?"tanya adrian mengalihkan keluhan dilan
"Clear. Gak ada problem berarti sih. Untuk pekerja asisten gue udah ngurus. Ini data pekerja dan daftar upahnya."jawab Niko
"Bagus""Masalah nya adalah pekerja rumah sakit nya. Apa akan di buka lowongan sekarang. Target proyek kan cuma setahun?"tanya dilan
"Iya. Dokter yang menjadi senior di sana hanya lima orang itupun khusus penyakit berat dan operasi. Untuk dokter poli dan umum masih belum di pastikan?"sambung Niko
"Bisa di buka sekarang. Nanti hubungi dokter senior untuk mengurus test nya. Nanti asisten gue ngurus jadwal dan pendaftaran nya. Dilan tolong urus iklan nya?"tegas dilan."Hah!kayak nya cuma bahas ini. Secara keseluruhan udah bisa jalan proyek ini minggu depan. Dan tolong niko lo mantau pembangunan dan dilan mantau pendaftaran pekerja. Gue akan urus dana dan bahan keperluan selama proyek."putus adrian.
Mereka diam sambil membereskan beberapa berkas dan menikmati kopi yang di buat oleh Elin. Baru menyadari jika sang pembuat kopi tidak berada di rumah.
"ekh! Elin mana?"tanya dilan memecah keheningan.
"Dia ke pasar. Belanja minggu an"jawab adrian santai.
"Gak lo antar?"tanya Niko.
"Gak, dia selalu menolak kalau gue antar"
"Sebenarnya dia siapa lo sih?kok gue lihat kayak orang pacaran?"dilan penasaranDilan dan niko dapat melihat tingkah adrian dan Elin biasa saja seperti teman walaupun ada sinar cinta di mata mereka berdua. Mereka yakin bahwa ada hubungan yang terjalin di antara keduanya.
"Dia asisten rumah tangga gue" balas adrian santai
"Gila asisten rumah tangga cakep gituh?Gak sekali an jadi bini lo?"tembak Niko.
"Mau gue. Gue udah menyimpan rasa gue ke dia. Tapi gue gak tau gimana dia?"tatapan adrian menjadi sedih takut cinta nya bertepuk sebelah tangan.
"Aji gile! Akhirnya ada juga yang nyantol di hati lo"goda dilan.
"Emang udah lo tanya?"heran Niko.
"Belum dan waktu gue cuma sebulan lagi sebelum dia pulang ke rumah bonyok nya"jelas adrian
"Lo harus be__""ADRIAN SAYANG!!!"
Mereka bertiga menoleh ke pintu dan melihat seorang wanita dengan baju sexy yang ketat dan langsung berlari menuju adrian.
Wajah adrian langsung datar dan dingin.Niko dan dilan menyadari itu dari aura yang di keluar kan dari adrian. Mereka memang mengetahui bahwa adrian sangat tidak menyukai. Belina. Tetapi belum pernah melihat adrian seperti ini.
"Sayang aku rindu sama kamu?" Belina langsung memeluk adrian.
Niko dan dilan hanya memutar mata nya. mengalihkan pandangan. Mereka tidak ingin ikut campur urusan belina dan adrian. Selama ini adrian masih bisa mengurus wanita ular itu tanpa mereka. Walaupun perempuan itu tampaknya tak pernah menyerah.
"Berani sekali lo ke sini lagi?" Tegas adrian dengan suaranya yang cukup membuat belina merinding.
"A.a.Aku ka.kangen sama kamu?"belina terbata.Gue gak boleh takut! Gue harus berani demi hidup mewah gue!
"Pergi dari rumah gue sekarang!"perintah adrian kasar.
"Kamu jadi semakin jahat sama aku. Pasti gara-gara cewek itu ya?"rengek adrian.
"PERGI!!!"teriak adrian. Bahkan Niko dan dilan sampai menutup telinganya.
"Ikh!Iya aku pergi"Namun tiba tiba belina mencium adrian tepat di bibir nya. Adrian,dilan dan Niko terkejut. Adrian langsung berdiri dan memandang marah belina yang masih duduk di kursi.
Dia menarik tangan belina dan menghempaskan tangan beserta badan belina hingga dia hampir terduduk di luar. Tetapi langsung di sambut oleh seseorang.
"PERGI!"teriak adrian menggema.
Dia belum menyadari keberadaan Elin disana yang terkejut dengan kejadian yang ada di hadapannya.
---
Adrian langsung masuk ke dalam menutup pintu dengan kasar. Dia sangat marah saat ini. Wanita itu sungguh membuatnya muak.
BUM!
Elin dan belina bergelit kaget. Belina dengan angkuh menghempaskan pegangan Elin pada lengannya dan berdiri tegak. Berbalik menghadap Elin dan menatap nya nyalang.
"Hei! Jangan pernah harap gue lepasin adrian gitu aja sama loe! Gue yang boleh miliki adrian! Gue gak akan segan-segan melakukan apa aja demi cinta gue! Bahkan untuk membunuh loe sekalian pun gue gak peduli! Asal adrian jadi milik gue!" Ancam belina.
Belina berlalu,dia sengaja mendorong bahu Elin dan meninggalkan Elin yang diam. Mengira Elin takut dengan ancamannya. Elin berbalik dan memandang heran punggung belina.
"Cinta?itu namanya obsesi!"gumam Elin.
Pria yang mendengar ancaman belina pada Elin hanya menghela nafas lelah. Dia tau pasti ancaman belina bukan bualan semata mengingat perilaku belina.
"Hufh!"
---
Makan malam hari ini lebih sunyi dari biasa. Tidak ada yang membuka pembicaraan. Memang adrian juga yang membuat peraturan untuk tidak berbicara saat makan.
Tetapi kesunyian ini berlangsung hingga selesai makan. Bahkan saat Elin selesai membereskan meja makan. Menyisakan kopi hangat dan beberapa cemilan di atas meja.
Elin meninggalkan tiga pria tampan itu menikmati kopi dan cemilan mereka. Dia lebih memilih sibuk mencuci piring saat ini. Walaupun samar-samar masih bisa mendengar tiga pria itu berdiskusi.
"Udah, gak perlu di pikirin terlalu berat,yang penting sekarang lo jaga aja si Elin?" Dilan menenangkan kegundahan adrian yang takut belina menyakiti Elin.
Adrian diam,tidak membalas ucapan dilan. Dia takut Elin terluka. Adrian hanya menghela nafas lelah.
"Gue tau lo khawatir. Ancaman belina memang tidak pernah main main. Tapi kami akan bantu lo kalau ada hal yang bermasalah" Niko berdiri dan menepuk bahu adrian. Meninggalkannya menuju meja kerja adrian untuk melanjutkan data proyek mereka.
"Woles aja bro!" Dilan menyusul Niko.
Adrian memandang punggung Elin yang seperti melamun. Dia seperti mengerti kegundahan dari raut wajah wanita itu.
Dia pasti dengar tadi
Adrian berdiri,berjalan pelan menuju Elin. Menggenggam tangan Elin dan memandang sayu pada wajah cantik dan manis wanitanya. Wanita yang di cintainya. Wanita yang juga dalam perlindungannya.
Elin yang kaget dengan sentuhan adrian memandang penuh tanya pada adrian. Saling pandang dengan dalam.
"Jangan takut?Aku akan bersama mu!selalu!" Ucapan adrian penuh ketegasan membuat senyuman manis di bibir Elin.
"Aku tidak takut.hanya saja,aku kasihan padanya?"ucap Elin.Adrian tau arah kata kata Elin. Dia tau wanitanya selalu begini,memikirkan orang lain dari pada dirinya sendiri. Terkadang sifat itu membuat nya kagum. Tetapi tidak untuk yang ini. Itu membuatnya kesal.
"Jangan di pikirkan?" Gumam adrian yang masih bisa di dengar oleh Elin.
Adrian langsung memeluk tubuh Elin yang menegang terkejut dengan apa yang dilakukan adrian. Walaupun tanpa balasan adrian tetap memeluk erat Elin.
"Aku selalu bersamamu!"
Bisikan adrian membuat elin membalas pelukan itu. Sambil mengelus pelan punggung kekar itu. Elin tidak memikirkan dirinya dalam bahaya. Sebaliknya dia merasa sedih karena lagi lagi dia membuat adrian dalam kesulitan.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Maid (Complete)
RomanceAssalamualaikum! "perasaan aku tuh cantik,sexy,banyak yang suka cuman memang aku nya aja pemilih,hehehe. tapi gak di jodoh-jodohin juga.kayak gak laku" "kalau ortu masih maksa mending pergi aja deh dari rumah,hihihi dada mam,dad?" "loh,kok aku ada d...