Malam yang tenang memang menjadi pendukung keluarga membicarakan hal penting. Daddy terlihat serius duduk di kursi kerjanya di ruangan kerja. Ruangan berbau buku semakin membuat suasana hikmat. Elin melirik kedua orang tuanya yang masih diam setelah lima menit dia duduk di kursi sofa.
"Ada apa mom,dad manggil elin ke sini, gak biasanya" elin membuka pembicaraan memandang dalam daddy.
Mommy menundukkan kepalanya,memandang sekilas daddy dan keluar ruangan keluarga. Elin hanya diam. Seperti hal yang akan di bicarakan cukup berat. Atau ada sesuatu yang akan terjadi.
"Elin,dad ingin menjodohkan kamu dengan anak teman dad"
Elin terkejut , wajah nya berubah keras mendengar pernyataan daddy. Apa alasannya? Hanya itu yang ada di benak gadis muda itu mengingat orang tuanya tidak pernah memaksa kehendaknya.
"Instansi dad bangkrut?"
"Gak sayang"
"Terus?"
"Sebenarnya dad dan teman dad telah menjodohkan kalian dari kecil, dan dad rasa umurmu yang udah 23 itu udah cukup untuk menikah,dan kamu juga udah termasuk sukses dengan resto bintang 3 kan" daddy membujuknya.
"Iya itu udah kesukaan ku dad,dan hanya menyalurkannya,tapi aku tetap akan mencari jodohku sendiri"
"Hufh,dad gak akan maksa juga, cuma bisakah kamu memberikan kesempatan kecil untuk mengenal nya" daddy mencoba bernegoisasi dengan elin yang terlihat masam.
"Akan ku coba"Elin melangkah pergi dari ruangan kerja daddy, menuju kamar. Pikirannya melayang. Apa yang harus di lakukannya? Dia masih ingin mencari jodohnya sendiri. Di jodohkan? Tak pernah ada dalam rencananya.
"perasaan aku tuh cantik,sexy,banyak yang suka cuman memang aku nya aja pemilih,hehehe. tapi gak di jodoh-jodohin juga.kayak gak laku"
"Tidur ajalah"Elin langsung melompat ke kasur dan tidur. Berharap ini hanya mimpi buruk belaka. Kalaupun ini nyata. Pilihan apa yang bisa dia pinta. Hanya bisa berharap. Dia tidak dapat membayangkan bagaimana perjodohan ini. Dia ingin jodoh yang berasal dari hatinya. Semua pikiran ini akhirnya membuatnya terlelap.
---
"Hah! Capeknya"
Adrian, pria muda dengan setelan kerja itu melepas lelah seharian di kantor dengan segudang kertas. Tubuhnya di hempasan di tempat tidur. Meluruskan setiap tulang bengkoknya. Pekerjaan hari ini sangat banyak.
Tok.Tok.Tok
"Masuk"
Terlihat wanita paruh baya masuk ke kamarnya. Wanita paruh baya yang masih terlihat ayu itu mendekati putra kesayangannya yang duduk di atas tempat tidur.
"Ada apa ma?"
"Mandi dulu, abis itu makan,nanti ada yang papa mau ngomongin"
"Mmm"---
setelah menyelesaikan acara mandi. Adrian menuju ruang makan. Dapat dia rasakan orang tuanya terlihat serius. Seperti ketika papa akan menyerahkan jabatannya pada anak nya. selesai makan malam papa memulai pembicaraan. Dan hal itu tentu saja mendapat penolakan keras darinya. GILA! Satu kata yang terlintas di otaknya.
"Gak, adrian gak setuju" Adrian memasang muka kesal di depan ortunya.
"Papa dan teman papa itu udah menjodohkan kalian dari kecil, dan papa gak bisa nolak.lagi pula umurmu juga udah cukup untuk berumah tangga"tegas papa yang tidak ingin di tolak.
"Mmm"
"Jadi minggu depan kalian akan tunangan"
"Apa gak terlalu cepat pa?" Adrian mencoba adu banding.
"Gak, lagian kalian udah kenal dari kecil"
"Apa gak ketemuan dulu?"
"Nanti saat tunangan"
"Hugh, tapi aku belum setuju,dan gak akan setuju" desah nya sebelum pergi.Adrian pergi meninggalkan papanya di ruang makan dengan penuh emosi. Keduanya hanya diam memandang kepergian sang putra. Mereka berharap putranya yang keras kepala itu mengerti. Sedangkan dalam benak adrian hanya satu. Apa pilihannya? Papa nya memang selalu memaksanya. Tetapi ini hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Maid (Complete)
Любовные романыAssalamualaikum! "perasaan aku tuh cantik,sexy,banyak yang suka cuman memang aku nya aja pemilih,hehehe. tapi gak di jodoh-jodohin juga.kayak gak laku" "kalau ortu masih maksa mending pergi aja deh dari rumah,hihihi dada mam,dad?" "loh,kok aku ada d...