part 5

6.1K 274 2
                                        

"Ah! Seneng banget gue dia terima tawaran gue jadi pembantu. Ya sedikit rendah sih,tapi kan masih kerjaan halal. Lumayan dapat pembantu gadis cantik"gumam adrian sambil mengetik laporan usahanya.
"Oh ya, gue lupa, dia kan gak gue titipin duit buat belanja,lagi pula dia juga gak ada baju kan di rumah"
"Gue pulang aja" putus adrian

Dia langsung mengambil kunci di laci dan berangkat pulang. Karyawan melihat heran,tak biasanya bosnya udah keluar jam segini. Jam menunjukkan pukul 09.30 dan bos udah keluar. Biasanya makan siang pun bos menyuruh satpam untuk membelikan makanan.

"Sis, laporan ini tolong lanjutkan, aku mau pulang?" Ucap adrian yang menyerahkan kan map ke siska sekretaris nya di toko furniture ini.

siska yang sedang melayani konsumen pun di buat bingung,kenapa bosnya udah mau pulang jam segini. Tapi dia gak peduli yang penting dia digaji. Dia hanya menurut saja. Terserah bos nya itu mau apa. Dia bukan tipe penggosip atasannya itu.

"Baik pak"

Siska berumur 37 tahun ini udah lama bekerja dengan adrian,jadi cukup hapal dengan kebiasaan bosnya. Jadi heran saja bosnya yang bekerja gak ingat waktu pulang jam segini.

---

setiba di rumah adrian melangkah cepat untuk masuk. Rumah nya terasa berbeda. Mungkin dengan keberadaan elin yang membuat nya lain. Tetapi dia menyukai suasana ini.

"Adrian?"Elin menyatukan kan alis melihat adrian di depan pintu rumah jam segini.
"Aku mau ngajak kamu belanja, baju mu kan gak ada, jadi kita harus belanja?" Jelas adrian yang langsung menarik tangan Elin ke mobil
"Kita ke pasar tradisional aja ya?" Pinta Elin segan.
"Kenapa gak di modern market aja?"tanya adrian heran
"Aku suka ke pasar tradisional,dan disana juga lebih murah"
"Baiklah"

Adrian tidak mengeluh apapun. Dia melajukan mobilnya santai. Cukup ramai untuk waktu sekarang. Parkiran mobil cukup jauh dari gerbang pasar tradisional di sini. Tetapi mereka terlihat santai berjalan menuju setiap toko membeli beberapa pakaian juga bahan makanan.

"Benar udah cukup nih baju?"heran adrian,karena biasanya cewek paling gila belanja.
"Iya, cukup kok, bahan makanan juga cukup kek nya buat seminggu" tilik Elin.
"Padahal udah ku bilang belanja baju mu gak akan di ganti dengan potong gaji, kok kamu bilang ini cukup? Ini hanya tiga pasang saja??"tanya adrian lagi masih memaksa
"Cukup"senyum Elin

Wanita hebat! Tetapi aneh juga

"Ya udah kita pulang sekarang ?"tanya adrian
"Ya. Thanks!" Balas elin.

Adrian dan Elin berjalan beriringan. Elin hanya memandang ke depan terus berjalan santai. Sedangkan adrian tampak gelisah. Ini pertama kali nya dia ke pasar tradisional jadi ada rasa geli di hati nya. Terlihat lucu. Dia rela di bawa ke tempat seperti ini demi seorang gadis.

"Kamu sering ke pasar tradisional begini?"
"Iya, untuk mencari bahan makanan untuk resto"
"Resto???" Adrian memandang heran Elin
"Hah. Kita harus pulang, hmm. udah mau jam makan siang" Elin tersadar salah bicara,dia sedikit melajukan jalannya.

Adrian mengikuti dari belakang masih terlihat bingung. Dia berubah tertawa geli juga melihat salah tingkah elin. Mereka berjalan melewati orang orang yang berlalu lalang di pasar. Hingga tiba di mobil dan kembali.

---

"Pagi bos!"
Siska menyapanya. Dia menyerahkan map ke adrian.
"Pagi, thanks" adrian masuk ke ruangan nya.

Wajah adrian yang berseri berubah muram melihat belina di kursi kerja nya. Dia sungguh membenci wanita ular ini. Apa lagi yang dia inginkan? Sungguh dia pusing melihat wanita yang tidak tau malu ini selalu saja menganggu hidup nya.

"Pergi!" Teriak adrian
"Pagi sayang, aku mau ngajak kamu nge date, mau y?"rayu lina memeluk adrian.

Adrian melepas kasar pelukan lina dan duduk di kursi kerja nya. Dia tidak memandang sebentar pun pada belina. Dia membuka berkas pekerjaan nya. Mendengar keluhan dari pengganggu dia merasa jengah.

"Pergi!!"teriak adrian yang menggema di seluruh ruangan
Belina merengut dan keluar ruangan.

Adrian bingung bagaimana lagi caranya membuat belina menjauh dari nya. Walaupun dia pernah berbuat kasar dengan belina karena tidak mendengar kan omongannya untuk pergi dari hadapannya nya. Tapi tidak membuatnya jera.Walaupun belina selalu menurutnya jika disuruh pergi. Tetapi dia kembali dan terus kembali.

Ring.Ring.Ring

"Ada apa?"jawab adrian tanpa melihat nama yang tertera di layar.
"Wah! anak mama sopan sekali!" Tegur mamanya.

Suara lembut penuh sarkastik itu cukup di kenalnya.Adrian langsung menatap layar hp nya meringis. Nama mama tercinta tertera di layar hp nya. Sungguh dia menyesal membuat mama nya kesal.

"Maaf ma, aku ada sedikit problem disini"
"Iya, tapi jangan kayak gitu lagi,biasanya kamu banyak kerja juga gak pernah kasar sama mama"ucap mama dramatis.
"Iya,adrian minta maaf, ada apa mama telepon adrian?" Adrian membujuk mamanya.
"Mama kangen sama kamu?"
"Aku juga,mama sehat?"
"Alhamdulillah,gimana udah dapat calon mu?"tanya mama was was.
"Ya ampun ma, kan pertunangan ku baru beberapa hari batal, jadi aku belum sempat cari cewek untuk pengganti nya?"omelan adrian yang sebenarnya malas menanggapi masalah jodoh.
"Secepatnya ya? Mama udah gak sabar pingin nimang cucu" cerca mama yang terdengar lebih memaksa.
"Kenapa gak mama buat aja dengan papa kalau mau nimang baby?"goda adrian membantah mamanya.
"Adrian! Kami udah tua mau ngurus anak lagi!Kamu aja udah cukup,cuma kalau ada cucukan rumah gak akan sepi kayak kuburan,ada yang temenin mama di rumah kalau kalian kerja" mama bersemangat menceramahi anaknya.

Tok.Tok.Tok

Pintu ruangan kerja adrian terbuka dan menampakan sosok gadis yang manis ,yang selalu membuat jantung nya berdebar. Senyuman lembut itu di balasannya sama. Dia Menyukai sensasi dalam tubuh nya terhadap elin.

"Ma aku tutup dulu ya?ada tamu"pamit adrian
"Ya udah dah"

Telepon terputus,adrian tersenyum menyambut Elin yang berdiri di depan meja kerja nya. Gadis itu membawa bekalnya. Masakan elin telah menjadi candu baginya.

"Ini makan siang mu?"
"Thanks!"

Adrian yang menyukai masakan Elin membuatnya ketagihan dan meminta Elin membuat kan makan siang untuknya setiap hari,dan mengantarkan nya karena adrian cukup sibuk di kantor dan jika dia udah di rumah pasti malas ke kantor lagi.

"Aku langsung pulang ya?"Pamit Elin
"Kenapa buru buru?"
"Aku ada kerjaan dirumah yang belum selesai" Alasan Elin.

Sebenarnya elin malas melihat tatapan karyawan Adrian yang memandang aneh padanya. Apalagi saat bertemu dengan sekretaris adrian tadi, dia seperti meneliti Elin walaupun dia menampilkan senyum tulus setelahnya.

"Temankan aku makan dulu, baru kamu pulang?" Perintah adrian
"Baiklah"Elin duduk di depan meja adrian.

Dia tersenyum melihat adrian memakan masakannya dengan lahap. Memang melihat orang memakan masakannya membuat nya senang. Tetapi melihat adrian memakannya ada rasa lebih di hatinya.

My Lovely Maid (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang