part 12

5.7K 293 1
                                    

Elin melihat sekitarnya. Jam hp nya masih terhubung dengan adrian. Dia tersadar telah di culik dengan keadaan kaki tangan yang terikat. Bukan hanya dirinya. Ada banyak wanita dan remaja laki di sini dengan keadaan yang hampir mirip dengannya.

Setelah membuka mata tadi,dia tidak menyangka bahwa yang menculik sekaligus menjualnya adalah belina. Dia mengira belina hanya mengancam saja. Dia tidak menyangka wanita gila itu benar-benar melakukannya demi mencapai keinginannya untuk mendapatkan adrian.

Dia juga tidak menyangka kalau belina juga melakukan pekerjaan hina ini di kegelapan. penjualan manusia!.

"Adrian mereka akan berangkat sebentar lagi"bisik Elin pada jam hp nya. Di sini hanya ada korban penculikan. Belina beserta teman nya itu tidak tau keberadaannya.
"Kami udah dalam pelabuhan. Bisa kamu kasi ciri-ciri tempat penyekapan kamu?"suara dari jam hp nya.

Elin memperhatikan sekitar. Dia melihat beberapa orang disini. Enam wanita termasuk dirinya. Lima lelaki remaja. Kaki tangan terikat dengan mulut yang di sumbat kain.Dia melihat sekitarnya yang sedikit remang dengan lampu kuning yang hampir padam. Tetapi dia masih melihat jelas pintu dan jendela.

Dia menggerakan pantatnya menuju jendela,untuk dirinya dekat dengan jendela.

"Adrian kami ada di sebuah ruangan di ujung pelabuhan sepertinya. Aku tidak melihat gerbang. Tetapi aku bisa melihat pelabuhan kapal di sini. Ada beberapa pohon besar di dekat sini. Nah! Aku bisa melihat kapal tongkang dari sini. Terlihat dari belakang" jelas Elin.
"Kami mengerti! Pancing mereka untuk masuk ruangan. Kami akan melakukan penyergapan!"suara di seberang
"Baik lah!"

Elin bergeser kembali.

"Bagai mana? Apa mereka bisa menyelamatkan kita?"salah satu wanita yang Elin kenal_sisi
"Iya, tapi kita harus membuat keributan agar penculik itu ke sini. Biar mereka tidak tau bahwa ada polisi di sini?"jelas Elin. Dia melihat pandangan teman senasibnya dengan mata bahagia.

"Kita buat kebisingan!"

---

Adrian dan beberapa polisi telah menemukan tempat penyekapan Elin. Di lihatnya sebuah pondok di ujung pelabuhan dalam kegelapan. Dari tempat persembunyian mereka, dia bisa melihat tiga pria besar dengan seorang wanita di sana. Belina. Dia sangat hapal gaya nya. Baju seksi, dan gaya yang menggoda. Bahkan dia duduk di pangkuan salah satu dari pria kekar itu. menjijikan.

"Kami telah menemukan lokasi mu. Buatlah keributan dan pancing mereka semua masuk?"bisik adrian pada hp nya.

"Kita mulai"suara Elin di seberang.

"Siap!"arga memimpin pasukannya. Empat polisi hanya menganggukan kepala dengan senjata api di tangan mereka.

Suara bising mulai terdengar di sana. Teriakkan,barang jatuh,bahkan kaca jendela yang pecah mulai membuat keributan. Tiga pria kekar dan belina pun kaget. Mereka langsung masuk ke ruangan untuk kembali membekap korban mereka.

"SEKARANG!"teriak arga.

Lima polisi itu langsung berlari ke ruangan itu. Adrian memang di perintahkan untuk menunggu di luar. Walaupun sebenarnya dia ingin sekali ikut kesana menghajar penculik itu.

Suara tembakan dan teriakan mulai menggema. Salah satu pria kekar keluar dari ruangan mencoba melarikan diri. Arga yang mengejar langsung melepaskan tembakan di kakinya. Dia melihat sekitarnya. Aman. Tangannya melambai memanggil adrian dari balik semak belukar.

Adrian langsung berlari masuk dalam gubuk itu. Langsung memeluk Elin yang masih terikat di kaki tangannya.

"Ya tuhan! Syukurlah!"gumam adrian.
"Adrian bisa lepaskan? Aku harus membuka ikatan ini?"pinta Elin dalam pelukan adrian.
"Baiklah?"adrian membuka ikatan tali Elin dengan pisau yang di bawa anggota polisi.

Dua polisi telah memborgol para pelaku.Adrian melihat belina dengan wajah marah yang tidak dapat ia tahan. Ingin rasanya ia membunuh wanita iblis itu. Elin yang menyadari tatapan itu memegang tangan adrian.

"Kita pulang?"pinta Elin.
"Sebentar?"

Adrian berjalan menuju arga yang berdiri di depan para pelaku.

"Hukum dia seberatnya!"tegas adrian
"Tentu saja! Kasus ini udah cukup memberatnya apalagi tuntutan keluarga korban nanti. Thanks! Udah bantu gue nyelesain ini Kasus?"arga menepuk bahu adrian.

Adrian melihat wajah pucat belina yang akan di penjara.

"Gue pastikan lo bakal membusuk di penjara!"tegas adrian.
"Adrian jangan?jangan!jangan!"belina terisak memohon pada adrian.

Adrian langsung pamit pada arga menuju Elin yang menunggunya di dalam mobil.

"Thanks ga!"

Adrian masuk ke dalam mobil dan melajukannya pulang ke rumah. Elin terlihat lega. Sedikit lelah dan mengantuk. Adrian melihat jam tangannya menunjukan pukul 02.00. Mereka hampir semalaman tidak tidur.

"Tidurlah Elin?"

My Lovely Maid (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang