23. Walking.

1.5K 380 8
                                    

Jisung menangis sejadi-jadinya setelah pulang dari rumah sakit. Brian memang tak menyakitinya secara fisik, ia tak apa-apa. Hanya saja rasa sakit di hatinya mungkin tak akan terobati.

“Siapkan semua bajumu, besok subuh kita akan berangkat.” Dan itulah kalimat terakhir Brian sebelum ia menghepaskan pintu kamar Jisung begitu saja.

Di sisi lain, Felix masih menatap ponselnya. Berharap Jisung membalas pesannya. Berharap Jisung akan menelponnya. Nyatanya ponsel kekasihnya itu sudah hancur, tergeletak di lantai.

Laki-laki dengan bintik itu beranjak dari kasurnya, membuka tirai balkonnya dan menatap Jisung yang berjalan ke arah balkon kamarnya.

“Maaf..” Felix bergumam, walaupun Jisung tak dapat mendengarnya, Jisung bisa membaca bibir Felix yang mengucapkan kata itu berkali-kali.

” Felix bergumam, walaupun Jisung tak dapat mendengarnya, Jisung bisa membaca bibir Felix yang mengucapkan kata itu berkali-kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A/N:

Padahal bukan fanfik lokal, tapi aku bikinnya sambil denger “Berlari Tanpa Kaki.”-nya GAC wkwkwkw.

And yes, aku sedang berada di titik terlemah. Memendam sakit, bercerita tak bisa. Padahal cuma masalah kecil, masalah hati, masalah kecemburuan hmm aku kenapa ya. Wkwkwkwkw. Lah jadi curhat.

I AM YOU.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang