LIMA

6.4K 665 31
                                    

Banyak typo, tolong dimaklumin aja ya, nggak diedit dulu soalnya.

Selamat membaca, dan semoga di minggu pagi yang cerah ini, coretan saya bisa menemani kalian bersantai di rumah.

🍓🍓🍓

                                                   

"Ini rumahnya om Fajar?"

Gerakan tangan Fajar yang sedang memutar kunci seketika terhenti mendengar pertanyaan dari gadis yang berdiri tepat di belakangnya. Setelah beberapa detik berlalu, barulah ia kembali meneruskan membuka pintu di depannya sambil menjawab, "Iya."

Kepala dengan rambut dikepang itu mengangguk ringan seraya mengitari keseluruhan tempat yang ia datangi tanpa ada rencana sama sekali pagi ini.

Tadi pagi, saat mobil yang dikendarai pria yang selalu berpenampilan rapi di depannya itu sudah bergabung dengan pengendara lainnya di jalan raya, tiba-tiba saja pria itu memutar arah tujuan ke rumah sederhana ini karena baru sadar bahwa dompetnya tertinggal, sehingga Delisha pun harus ikut serta mendatangi rumah yang dari depan saja tampak sangat suram ini.

Sama seperti pemiliknya yang tak jarang tersenyum dan kurang berinteraksi dengan wanita, Delisha yakin rumah ini juga tidak mendapat perhatian serta sentuhan khusus dari tangan wanita untuk membersihkan juga merawatnya. Mungkin saja, jika pria itu mempunyai seorang kekasih, maka sifat kaku dan tatapan datarnya akan berubah dan yang pasti rumah berlantai satu dengan taman kecil di pekarangannya ini tidak akan sesuram si pemiliknya.

Yakin dengan apa yang dicetuskan oleh benaknya, Delisha mengangguk sambil cekikikan sendiri, sampai membuat pria yang telah membuka lebar pintu rumahnya itu mengernyitkan dahi melihat tingkah anehnya itu.

"Non Deli mau nunggu di teras atau duduk di dalam, soalnya saya mau ke kamar kecil sebentar."

Lamunan dan khayalan di benak Delisha buyar seketika. Meski samar, ia masih bisa mendengar beberapa kata yang diucapkan oleh orang kepercayaan kakeknya itu. "Tunggu di dalam aja, om. Tempat asing begini, Deli takut kalau ada apa-apa."

                                                
Fajar mengangguk saja. Dipersilahkannya gadis muda itu masuk ke dalam rumah, lalu mengambil posisi duduk di sofa, menghadap langsung ke arah televisi yang entah sudah berapa lama tak ia nyalakan. Setelah yakin cucu emas sang majikan itu terlihat nyaman di tempat duduknya, Fajar pun meneruskan niatnya pulang kembali ke rumah sederhananya ini.

Langkahnya membawa ia masuk ke dalam kamar, menutup pintu di belakangnya, serta membiarkan apapun yang akan dilakukan oleh gadis muda di ruang tamu sana sembari menunggu ia selesai membuang hajat.

Ditinggal sendirian, Delisha mengambil novel dalam tas selempangnya untuk kemudian ia baca demi mengusir rasa bosan. Gadis itu seolah tenggelam ke dalam alur cerita novel romantis dalam genggaman, tidak mempedulikan suasana di sekitarnya hingga tanpa sadar waktu dengan cepat bergulir.

Titian Cinta Delisha [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang