Ini baru aja selesai ditulis. Banyak typo yang bertebaran, kadi dimaklumin aja ya teman-teman. Dan buat yang nungguin ceritanya Alva, harap sabar menunggu. Begitu selesai ditulis pasti akan saya update buat kalian.
Nggak usah panjang2 lagi kata-kata pembukanya. Selamat membaca dan semoga coretan saya bisa menjadi bacaan kalian di jum'at pagi yang mendung ini (di sini mendung, nggak tau kalau di tempat kalian).
🍓🍓🍓
Sepasang kaki kecil itu melangkah ringan. Sesekali terlihat jika si pemilik kaki mempercepat langkah agar cepat sampai tujuan. Senyum cerah terus tersemat di bibirnya yang mungil dan tipis.
Selang waktu beberapa detik terlewati, gadis yang memiliki postur tubuh seperti anak SD karena bentuk tubuhnya yang kecil itu menyerukan, "KAKEK... Deli udah siap nih, katanya mau ngantarin Deli ke kampus hari ini."
Saat tak mendengar sahutan, gadis bernama Delisha Azwar itu terkikik sendiri, merasa lucu karena teriakannya yang membahana tidak akan mungkin didengar oleh sang kakek, karena kamar yang digunakan kakeknya berada di lantai satu sedang kamarnya sendiri berada di lantai dua. Lagipula, mungkin saja sosok yang sudah merawatnya sedari kecil itu sedang mandi, sehingga teriakannya tidak akan digubris.
Kembali Delisha melangkah ringan. Begitu menuruni tangga menuju lantai bawah, saat tinggal empat anak tangga lagi menuju lantai bawah, pijakannya oleng dan tubuhnya seketika melayang ke udara. Delisha langsung menutup mata rapat-rapat, takut akan rasa sakit yang bisa ia rasakan saat tubuhnya terhempas ke lantai. Akan tetapi, setelah sekian detik menunggu, yang Delisha rasakan bukannya rasa sakit melainkan pelukan hangat yang melingkupinya.
Pelan-pelan ia membuka mata. Dari menyipit langsung terbuka lebar kala bisa melihat dengan jelas siapa yang sudah menjadi pahlawannya pagi ini. Seraut wajah datar yang tidak pernah tersenyum itu sangat ia kenali. Hampir sebagian hidupnya ia melihat pria dewasa ini keluar masuk rumahnya dengan leluasa.
Meski pun datar dan rupanya tergolong biasa saja, entah mengapa Delisha betah memperhatikannya lekat-lekat. Seakan-akan ada gaya magnet yang menariknya untuk terus menatap wajah yang tak pernah tersenyum itu."Aih... om Fajar kok ganteng banget sih, pagi ini? Dan makin ganteng karena udah nolongin Deli. Makasih ya om, udah mau peluk Deli. Pelukan om hangat sekali."
Celetukan spontan itu membuat pelukan yang melingkupi tubuh Delisha langsung lepas, hingga menyebabkan gadis itu cemberut karena kehilangan rasa nyamannya.
"Kok dilepasin sih, om, pelukannya? Lamaan dikit napa, biar Deli bisa tidur dulu saking nyamannya."
"Nyaman gundulmu!"
Sergahan itu langsung Delisha dapatkan lengkap dengan jeweran di telinganya dari sang kakek yang sedari tadi sudah berdiri di belakangnya. Sehingga si cucu nakal itu mengaduh dan meminta segera dilepaskan dengan ekspresi memelas yang tak pernah gagal membuat seorang Arkana Azwar luluh dalam sekejap.
"Kamu itu, coba omongannya dijaga. Gadis kok nggak punya malu pakai minta dipeluk segala. Kalau om Fajarnya khilaf trus makan kamu, gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Titian Cinta Delisha [TAMAT]
Roman d'amour- Zona dewasa - Dihapus sebagian - Sudah ada di google play - Ekstra part cuma ada dalam versi ebook Banyak sekali kelebihan yang bisa menggambarkan sosok Delisha Azwar. Diantaranya: 1. Cantik 2. Kaya 3. Bertubuh imut Namun ada kekurangan yang melek...