DUA

7.8K 667 24
                                    

Buat yang udah lama nunggu Delisha update, terima kasih udah setia menunggu. Nih... saya update bab barunya, semoga nggak terlalu mengecewakan, dan bisa selalu menjadi teman kalian di waktu senggang.

🍓🍓🍓

                                                

Sama seperti hari sebelumnya, siang ini sepulang kuliah, Delisha yang jalan beriringan dengan kedua teman dan pacarnya yang senantiasa menggenggam tangannya, telah ditunggu oleh si supir pribadi berwajah datar, yang tak pernah menampakan sedikitpun senyuman di bibirnya.

Delisha yang setiap langkahnya terlihat begitu ringan, seolah-olah tidak ada satu halpun di dunia ini yang bisa memberatinya, melangkah riang menuju pria matang berusia hampir 40 tahun, yang telah menunggunya di samping pintu mobil yang siap dibukakan untuknya.

Sedangkan kedua temannya, Tari dan Siska, tampak menatap penuh minat pria matang yang tak mau menatap objek lain selain si cucu kesayangan sang majikan. Kerlipan mata, serta gigitan bibir yang dibuat sesensual mungkin yang dilakukan kedua wanita yang berpenampilan modis itu, tetap tidak berhasil menarik perhatian dari sosok bertubuh tegap yang walaupun berwajah biasa saja, namun memiliki daya tarik yang bisa membuat wanita melirik dua kali padanya.

Buat Damar sendiri, sosok yang tampak selalu sigap dalam situasi apapun itu, dengan tanpa alasan membuat ia merasa tersaingi. Ada aura yang memancar dari tubuh pria berusia matang itu yang membuat ia merasa takut dan harus selau waspada. Damar tahu rasa takut yang dirasakannya sungguh tak beralasan, tetapi ia tak bisa membuang rasa tak mengenakan itu dari hatinya.

"Aku pulang dulu ya, Tar, Sis, Dam, sampai ketemu besok."

Seruan bernada riang tersebut berhasil membuat kedua wanita yang sedari tadi mencoba memasang jala, dengan cepat mengembalikan fokus mereka dan memberikan seulas senyum kepada Delisha, si gadis bertubuh mungil yang terkenal dengan kebaikan hatinya.

                                               
"Hati-hati ya, sayang. Kalau udah sampai di rumah, jangan lupa kasih tau aku." Damar dengan tak rela melepaskan genggaman tangannya di jemari mungil nan halus itu.

"Iya, Del, jangan lupa kasih tau kami. Dan pokoknya kamu harus janji, besok kita harus jalan-jalan lagi kayak biasanya sepulang kuliah." Siska ikut menimpali.

"Itu... " si cantik bermata indah itu mendongak, menatap penuh harap orang kepercayaan kakeknya. "Om, boleh nggak besok Deli pergi sama teman-teman?"

"Untuk yang satu itu, sebaiknya non Deli minta izin sama tuan Arka langsung." jawab Fajar yang tak sekalipun menghiraukan kerlingan genit kedua teman dari cucu majikannya itu.

Fajar sudah terbiasa mendapat tatapan genit ataupun mendamba dari wanita yang baru saja ia temui. Entah itu yang masih muda ataupun yang berusia dewasa. Entah mengapa, dari tatapan mereka, Fajar bisa mengetahui bahwa yang mereka ingin dari dirinya hanyalah kesenangan di atas ranjang. Dan Fajar sangat membenci wanita yang pikirannya tak jauh dari urusan ranjang.

Wanita dengan pemikiran yang hanya terisi kenikmatan dunia, entah itu dari segi materi ataupun nafsu semata, dipastikan hanya akan kembali mendatangkan masalah untuknya. Cukup sekali, ia tidak ingin jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya.

Fajar sedikit tersentak kala merasakan tarikan di lengan kemeja yang ia kenakan. Jikapun ada perubahan dari ekspresi wajahnya yang berbeda, maka ia pintar menutupinya dengan ekspresinya yang selalu datar.

Senyum manis adalah hal pertama yang Fajar lihat saat ia menoleh untuk menatap sosok gadis mungil yang telah ia kenal sedari kecil itu.

Tatapan polos nan lugu, memandang semua yang ada di dunia adalah hal yang baik-baik saja itu membuat Fajar mengakui bahwa ia bersedia menjaga kepolosan itu tetap ada dan tidak tercemari oleh orang-orang yang memiliki kepentingan masing-masing.

Titian Cinta Delisha [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang