300 vote
80 komentar🍓🍓🍓
"Maaf ya, Arya, saya jadi harus minta bantuan kamu untuk mengarahkan Fajar, supaya lelaki baik itu mau mendatangi pengacara itu."
Aryaka Artayudha tersenyum tipis. Di sini, di restoran yang cukup ramai pengunjungnya ini, ia memang memiliki janji temu dengan Arkana Azwar, pria paruh baya yang sudah dianggapnya sebagai saudara. Sebab, dari pria Arkana juga, ia mendapat nasehat agar jangan menyerah untuk meminta maaf kepada kakaknya, hingga sekarang persaudaraan mereka mulai membaik.
"Nggak masalah buatku, mas, cuma sebatas ngasih kartu nama aja nggak ada susahnya sama sekali." timpal Arya ramah. "Yang masih buat aku bingung, kenapa sih nggak mas sendiri saja yang ngomong sama Fajar?" tanyanya kemudian.
Arkana menghela napas perlahan sebelum memberikan penjelasan, "Aku nggak mau dia ngerasa dituntut untuk melakukan sesuatu hanya karena aku ini adalah kakek dari istrinya. Jangan sampai dia merasa seperti robot yang seenaknya diarahkan kemana saja."
Arya mengangguk mengerti. "Tapi kayaknya Fajar itu bukan tipe orang yang banyak maunya ya, mas. Kemarin juga Delisha keliatan manja sekali sama dia."
Pria tua yang tak sabar mendengar tangisan cicitnya itu terkekeh ringan. Itulah mengapa ia bersyukur karena menikahkan Fajar dengan cucunya. Sifat Fajar yang sabar dalam meladeni Delisha, membuat cucunya itu merasa sangat leluasa menunjukan sikap manjanya. Tidak pernah sekalipun Fajar mengeluh meski harus setiap hari mendengar rengekan Delisha yang tiada habisnya.
"Ada yang buat aku penasaran nih, mas."
"Apa?" senyum Arkana tetap terpatri meski ia harus meladeni sesi tanya jawab dengan pria yang lebih muda beberapa tahun darinya itu.
"Suaminya Delisha itu, emangnya nggak pernah protes harus tinggal di bawah satu atap sama mas? Biasanya laki-laki dengan egonya yang tinggi pasti merasa terhina jika merasa hidup dari belas kasih dari keluarga istrinya."
"Untuk yang satu itu, aku sudah menanyakannya kepada Fajar. Sebenarnya kalau dia mau membawa Delisha tinggal di rumahnya sendiri, aku juga nggak melarang. Tetapi pas ditanya apakah dia merasa egonya terluka karena segalanya dipermudah setelah dia menikahi Delisha, jawabannya membuat aku merasa bahagia sekaligus terharu." mata Arkana berkaca-kaca saat mengenang kembali pembicaraannya bersama Fajar tempo hari.
"Apa jawabannya, mas, kalau aku boleh tau?"
Sambil tersenyum Arkana menjawab, "Saya sudah lama hidup sebatang kara, saat diberi kesempatan untuk merasakan bagaimana rasanya memiliki keluarga kembali, tentu saya tidak akan menyia-nyiakannya. Tidak peduli harus tinggal dimana, ataupun dianggap menumpang hidup, saya tidak akan mempedulikannya, yang penting pada kenyataannya saya tidak seperti itu. Di rumah ini ada kakek juga istri saya yang tidak mungkin saya pisahkan hanya karena ego, jadi dimana pun tempatnya, asal istri saya merasa nyaman dan selalu bahagia, ego bukan lagi yang utama bagi saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Titian Cinta Delisha [TAMAT]
Romansa- Zona dewasa - Dihapus sebagian - Sudah ada di google play - Ekstra part cuma ada dalam versi ebook Banyak sekali kelebihan yang bisa menggambarkan sosok Delisha Azwar. Diantaranya: 1. Cantik 2. Kaya 3. Bertubuh imut Namun ada kekurangan yang melek...