200 vote,
35 komen.🍓🍓🍓
Setiap manusia memang memiliki hak untuk merencanakan apapun dalam hidupnya. Namun ada satu hal utama yang tidak boleh dilupakan, bahwa manusia hanya bisa berencana dan hanya Tuhan penentu segalanya. Apakah rencana tersebut bisa terwujud sesuai dengan keinginan atau malah diputar balikan, lalu kita dihadapkan dengan apa yang tak diharapkan untuk terjadi.
Yang jadi penentu di akhir tentu adalah kita yang dijatuhi takdir itu sendiri. Menolak ataukah menerima dengan lapang hati, kemudian menjalaninya sebaik mungkin.
Pilihan Fajar adalah yang kedua. Meski belum siap secara mental untuk memenuhi permintaan seorang Arkana Azwar, janji tersebut telah terucap dari bibirnya. Janji yang dibuatnya dulu saat mendapat kesempatan kedua untuk memperbaiki penghidupan dan menghirup udara bebas.
Maka dari itu, di sinilah Fajar berada saat ini. Duduk di hadapan penghulu untuk mengucapkan ikrar bahwa mulai hari ini statusnya tak lagi sendiri. Ada tanggung jawab yang harus dijalankannya sebagai seorang suami dan juga kepala rumah tangga.
Sedetik kata 'sah' terucap riang dari beberapa saksi dan juga tuan Arkana Azwar sendiri, Fajar menoleh ke samping, menatap gadis cantik berkebaya putih sederhana yang telah disahkannya sebagai seorang istri.
Peristiwa hari ini, entah berkah ataukah musibah, tetapi ada satu hal yang Fajar syukuri, setidaknya dengan pernikahan yang diadakan secara mendadak ini, Fajar bisa membuat majikannya tenang, tidak lagi diliputi keresahan akan nasib sang cucu tersayang setelah beliau tiada.
"Tolong jaga cucu saya ya, Jar. Lindungi dan sayangi dia sebagai pengganti saya yang sudah tua dan tidak bisa melakukan banyak hal lagi dalam hidup ini. Saya berdoa, semoga secepatnya cinta itu bisa segera kalian rasakan."
Fajar mengangguk pelan. Ekor mata Fajar terus mengawasi istri kecilnya yang nampak kebingungan, hingga tak mampu berkata apa-apa. "Saya akan berusaha sebaik mungkin untuk menjaga Delisha, tuan. Mungkin tidak selamanya bahagia, tetapi saya akan berusaha memberikan yang terbaik untuknya." ucapnya mantap seraya membalas tatapan pria paruh baya yang wajahnya telah dipenuhi keriput itu."Bagus, itulah yang saya harapkan dari kamu. Soal nafkah yang kamu bicarakan tempo hari, sebaiknya kamu bicarakan saja dengan Deli bagaimana baiknya. Buat saya, materi tidak menjadi masalah, yang penting cucu manja saya itu selalu aman dan bahagia."
"Pasti, saya akan membicarakan masalah itu nanti dengan Delisha." Fajar menjawab dengan gaya biasa yang tak berubah, masih kaku serta menunjukan penghormatan dari bawahan kepada atasan.
Kedua pria beda generasi tersebut saling menatap, berbicara lewat mata mengenai apa yang sudah mereka bicarakan di hari sebelumnya. Sebuah rahasia yang tersimpan dan jangan sampai Delisha mengetahuinya.
Lalu kemudian, aksi saling tatap yang dilakoni Arkana dan cucu menantu pilihannya terhenti setelah Delisha datang menghampiri.
Riasan wajah Delisha yang sederhana namun semakin menambah kecantikannya itu tak bisa menutupi raut bingung di wajah serta pancaran matanya, namun melirik malu-malu pada sosok Fajar yang berdiri di depan kakeknya. "Kakek... ini benaran Deli nikah sama om Fajar?" tanyanya penuh kebingungan.
Arkana tersenyum senang. Tangannya ia angkat untuk menepuk sayang puncak kepala Delisha yang terdapat rangkaian bunga melati sebagai hiasan di rambutnya. "Memangnya Deli pikir ini cuma candaan, ya?" tanya Arkana balik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titian Cinta Delisha [TAMAT]
Romance- Zona dewasa - Dihapus sebagian - Sudah ada di google play - Ekstra part cuma ada dalam versi ebook Banyak sekali kelebihan yang bisa menggambarkan sosok Delisha Azwar. Diantaranya: 1. Cantik 2. Kaya 3. Bertubuh imut Namun ada kekurangan yang melek...