200 vote
35 komentar🍓🍓🍓
Delisha yang beberapa hari ini tak hadir di kampus untuk menjalankan kewajibannya sebagai mahasiswa, kedatangan tamu yang tak ia sangka akan mendatangi rumahnya sepagi ini.
Cara berjalan Delisha yang terlihat agak tak biasa mendapat kernyitan bingung dari tamunya yang sudah menunggu di ruang tamu.
"Kamu sakit, Del? Jatuh mungkin, makanya gaya berjalanmu keliatan nggak biasa begitu?"
Belum ada jawaban yang Delisha berikan atas pertanyaan tersebut. Terlebih dahulu wanita muda itu memilih duduk di samping sang tamu. Meringis pelan saat ia merasa sedikit ngilu, sisa percintaan yang ia dan suaminya lakukan semalam, berulang kali sampai Delisha jatuh tertidur karena kelelahan.
"Tumben Tari datang ke rumah aku? Biasanya diajak ke sini pasti nggak mau."
Ya... tamu Delisha pagi ini adalah Tari, yang memaksa dirinya menyambangi rumah mewah di kawasan elit ini karena mencemaskan Delisha yang sudah beberapa hari tak menampakan dirinya di kampus. Selama ini bukannya Tari menolak ajakan temannya itu, ia hanya merasa minder dan tak pantas berada di rumah yang penghuninya tak memiliki catatan hitam seperti dirinya.
"Aku cemas, Del, kamu udah lama nggak keliatan di kampus, makanya aku maksain diri ke sini buat ngeliat keadaan kamu." aku Tari apa adanya.
Senyum senang merekah di bibir Delisha karena mendapat perhatian dari Tari, satu-satunya teman yang Delisha tahu benar-benar tulus berteman dengannya. "Aku nggak apa-apa kok, Tar. Baik-baik aja kayak apa yang kamu liat sekarang."
"Trus, kok jalan kamu jadi agak aneh gitu? Ngangkang kayak orang yang lagi ngerasa sakit di tubuh bagian bawahnya."
"Ini semua salahnya om Fajar. Kalau aja dia nggak maksa aku bercin... " Delisha seketika menutup rapat bibirnya menggunakan tangan saat hampir saja mengatakan apa yang terjadi padanya beberapa hari terakhir ini.
"Del... "
Panggilan dengan nada mendesak meminta jawaban tersebut ditanggapi Delisha dengan gelengan kepala berulang kali.
Dialihkannya tatapan ke segala arah, asal tak menatap ke arah Tari yang memincing, seakan tahu ada yang ia sembunyikan darinya.
Sumpah, Delisha bukannya ingin merahasiakan pernikahannya dari orang-orang. Hanya saja Delisha merasa bahwa ia harus membicarakan semuanya terlebih dahulu kepada sang suami. Apakah ia diizinkan untuk membagikan kabar bahagia tersebut? Atau harus menunggu waktu yang tepat?
"Delisha cucunya Arkana Azwar, kamu nggak mungkin bisa bohong terlalu lama sama aku. Lebih baik kamu bilang sekarang apa rahasiamu, daripada nanti aku dengar dari orang lain dan aku pasti akan marah padamu."
Bibir Delisha mengerucut sebal, tetapi tak urung tetap menunjukan tangan kanannya, dimana terdapat cincin melingkari jari manisnya.
Tari tentu saja terkejut. Ia raup tangan kecil itu dalam genggaman, membawanya mendekat, lalu diperhatikannya lekat-lekat. "Ini cincin tunangan apa cincin kawin, Del?" tanyanya untuk memastikan.
"Cincin kawin." cicit Delisha, tak berani menatap Tari yang telah melotot padanya.
"Kamu nikah tapi nggak ngundang aku? Tega kamu ya, Del, sama teman sendiri."
"Bukan gitu." cepat Delisha membantah. "Nikahnya dadakan, nggak ada pesta cuma ijab aja. Semuanya udah diatur sama kakek. Aku cuma bisa nurut aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Titian Cinta Delisha [TAMAT]
Romantik- Zona dewasa - Dihapus sebagian - Sudah ada di google play - Ekstra part cuma ada dalam versi ebook Banyak sekali kelebihan yang bisa menggambarkan sosok Delisha Azwar. Diantaranya: 1. Cantik 2. Kaya 3. Bertubuh imut Namun ada kekurangan yang melek...