Bab 1

125 21 0
                                    

Matahari pagi mulai menunjukkan sinarnya. Menghilangkan kabut yang menutupi mata. Kehangatan yang terpancar dari sang matahari. Membuat seluruh mahkluk di dunia ini merasakan kehidupan kembali. Dua orang pria berambut berbeda warna baru saja muncul dari hutan yang mengelilingi satu mansion.

Satu pria berambut hitam gelap dengan mata merah dan satu lagi berambut merah gelap bermata hijau. "Ah! Aku lelah sekali. Kak, lain kali kenapa kita tidak menggunakan jet pribadi yang di siapkan ayah saja? Jika kita selalu berlari untuk ke kerajaan. Pasti akan sangat lelah sekali," ucap pria berambut merah gelap sambil merenggangkan tubuhnya.

"Benarkah? Tapi, menurut kakak. Tidak begitu melelahkan juga, bukankah bagus untuk olahraga, Alfred?" tanya pria berambut hitam santai. "Wah ... Kak Ralf benar-benar hebat. Bagaimana bisa kakak sesantai ini saat kembali ke kerajaan hanya dengan berlari? Sepertinya aku harus menjadi semakin kuat," ucap Alfred semangat.

"Baguslah, kalau begitu ayo kita masuk," ucap Ralf sambil mengelus kepala adiknya sebentar lalu berjalan mendahului Alfred. "Kak, tunggu!" teriak Alfred lalu berlari kecil menyusul Ralf.

***

"Selamat datang, tuan Ralf, tuan muda Alfred," sambut George yang sudah siap di depan pintu. Begitu, pintu depan terbuka dan kakak beradik itu masuk. "George, di mana Elin?" tanya Ralf lalu menyerahkan mantelnya kepada George.

"Nona Elin sedang berada di dapur. Ia sedang membuat sarapan karena tahu jika tuan akan kembali," jelas George lalu menerima mantel miliki Alfred. "Dia masih saja memasakan untuk kita? Padahal kita tidak makan makanan manusia, aku sungguh tidak paham," ucap Alfred heran.

Elin memang sudah tahu jika mereka yang ada di mansion Ralf adalah vampire. Vampire pun tidak makan. Mereka bisa saja makan manakan manusia. Namun, itu hanya akan terasa hambar dan Elin tidak mengetahui itu. Karena Ralf melarang yang lainnya untuk mengatakannya.

Entah apa yang di pikirkan vampire berambut hitam ini. "Jika ingin memasak makanan manusia. Seharusnya dia mengundang keluarga kak Albert saja. Bangsa werewolf kan bisa makan makanan manusia. Ah, sudahlah, aku akan tidur saja," ucap Alfred malas.

"Kau tidak ingin makan? Kau kan tahu, jika tinggal di sini. Kita tidak bisa meminum darah manusia," tanya Ralf. "Tenang saja, kak. Aku tahu soal itu, sebelum kembali tadi. Ibu sudah memberikan persediaan untuk kita," ucap Alfred santai. "Kalau begitu, bagian kakak buatmu saja. Kau kan memang tidak suka makanan manusia," ucap Ralf datar.

"Eh? Aku tahu kakak suka jika kak Elin memasakkan untuk kakak. Tapi, makanan manusia kan tidak akan membuat rasa lapar kakak menghilang?" tanya Alfred terkejut mendengar ucapan Ralf tadi. "Tenang saja. Kakak bisa melakukan sesuatu untuk itu," ucap Ralf santai lalu berjalan menuju ruang makan.

Meninggalkan George dan Alfred di ruang tengah. "George, apa kakak akan mengkonsumsi pil itu lagi?" tanya Alfred tajam. "Tidak, tuan muda. Saya sudah memastikan untuk membuang semua pil itu," jelas George. "Berarti, kakak tidak minum darah sama sekali?" tanya Alfred terkejut.

"Soal itu..."

***

"Oh, Ralf. Kau datang di waktu yang tepat, sarapannya baru saja selesai," ucap Elin sambil tersenyum lembut ketika melihat Ralf yang baru saja memasuki ruang makan. Ralf hanya menganggukkan kepala sambil tersenyum senang lalu duduk di bagian ujung meja makan dan Elin duduk di sampingnya.

"Apa George dan Alfred tidak makan?" tanya Elin bingung. "Meskipun kami bisa memakan makanan manusia. Tapi, Alfred tidak menyukai makanan manusia. Kau tahu sendirikan," ucap Ralf lalu menyantap makanannya dengan senyuman yang mengembang. "Aku tahu, setidaknya ia bisa merasakan masakanku sedikit," ucap Elin kesal.

[HIATUS] The Vampire CrownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang