Ralf dan Federick baru saja memasuki mansion. Seperti biasa George dengan sigap menyambut kedatangan mereka. "Selamat datang, tuan," sambut George. Ralf hanya menganggukkan kepala lalu bertanya kepada George, "apa Barty sudah tiba?"
"Benar, Barty baru saja tiba dengan portal yang di ciptakan Yang Mulia Ratu. Saat ini Barty sedang berada di ruang tengah bersama yang lainnya," jelas George. "Baiklah, aku dan Federick akan ke kamar dulu. Antarkan Berty ke kamarnya dan ajak dia berkeliling," jelas Ralf datar. "Baik, tuan," ucap Goerge sambil membungkukkan badan. Setelah itu, Ralf berjalan dengan diikuti Federick menuju lantai atas. Lebih tepatnya ke ruang kerjanya. George segera melesat menuju ruang tengah untuk melaksanakan perintah tuannya.
***
"Sepertinya kalian sudah saling mengenal dengan baik," ucap George yang tiba-tiba muncul dan melihat pemandangan Barty yang berbicara dengan santai bersama anggota di ruang tengah. Meskipun bahasanya terkada masih terlalu kaku. "Oh, George. Di mana Ralf?" tanya Albert penasaran. Seharunya Ralf sudah kembali bersama Federick. Tapi, kenapa ia tidak datang ke ruang tengah?
"Tuan sedang ada urusan dengan tuan Federick di ruangannya. Kalian bisa melakukan aktivitas kalian masing-masing. Barty, segera ikut saya. Saya akan mengantar Anda berkeliling mansion dan menunjukkan ruangan Anda," jelas George datar. "Oh, baik. Terima kasih, maaf merepotkan," ucap Barty yang langsung berdiri. Setelah itu, Barty berjalan mengikuti George meninggalkan Albert dan yang lainnya.
"Iel, Elin. Apa kalian mau ke taman belakang?" tawar Aslyen ceria. "Ide bagus," jawab Elin setuju dengan diikuti anggukan kepala dari Iel dengan semangat. "Tunggu aku ikut," ucap Albert. "Ini urusan perempuan. Laki-laki tidak perlu ikut campur," ucap Aslyen lalu pergi bersama Elin dan Iel. "Kakak selalu saja seperti itu. Sepertinya dia akan membahas sesuatu. Tapi, jika bersama kakak, aku yakin Elin akan baik-baik saja," ucap Albert pasrah.
Ia menatap ke sekitar. Tidak ada siapapun di sana kecuali dirinya. Val dan Patricia melanjutkan tugas mereka, sedangkan Robert sedang berjaga. Alfred? Ya mana mungkin putra bungsu bangsa vampire itu akan mau menemaninya di sini. Hal ini membuat Albert menghembuskan napas berat. "Hah ... Kalau begitu, aku akan membantu Robert berjaga sajalah," ucap Albert pasrah lalu berjalan meninggalkan ruang tengah yang sudah kosong.
***
"Ini adalah taman belakang," jelas George saat mereka tiba di bagian belakang mansion. Barty membulatkan mata sempurna saat melihat keindahan taman yang dekat dengan tebing. Namun, terdapat pembatas yang sangat aman agar tidak ada yanh terjatuh. Taman itu di hiasi bunga-bunga yang sangat indah dan berwarna warni. Sangat berbeda dengan taman di istana. "Taman ini sangat indah dan sepertinya, bunga-bunga yang di tanam di taman ini jenis yang langkah?" tanya Barty bingung.
"Benar. Awalnya taman ini tidak ada. Semenjak Elin datang, tuan mengubah halaman belakang yang terlihat suram dan menakutkan itu menjadi taman yang indah. Ia bahkan meminta bantuan teman-teman vampirenya yang ada di Jerman dan beberapa tempat terpencil untuk mencari jenis tanaman seindah ini," jelas George sambil tersenyum kecil saat membayangkan usaha keras Ralf dalam membangun taman ini sebelum Elin tiba dan menetap di mansion ini. "Kenapa Yang Mulia Pangeran melakukan itu semua?" tanya Barty bingung.
"Ini semua demi membuat nona Elin bahagia. Bagi tuan, kebahagiaan nona Elin adalah hal yang utama. Entah tuan sadar atau tidak. Saya melihat, saat nona Elin bahagia, Tuan juga ikut bahagia," jelas George. "Apa maksud Anda dengan Yang Mulia Pangeran tidak sadar jika dia ikut bahagia saat nona Elin bahagia?" tanya Barty bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
[HIATUS] The Vampire Crown
VampireMy Stupid Fiance Season 2 Setelah perang itu. Elin dan Ralf akhirnya bisa bersama dengan bahagia. Namun, kebahagiaan mereka tidak bisa bertahan lama. Ralf, seorang putra mahkota vampire yang akan menjadi seorang Raja Vampire baru. Harus segera menca...